Tuhan berbaik hati memberikan kesempatan bagi manusia menikmati menit terakhir dalam hidupnya dengan kenangan-kenangan indah. Stefan Valency telah menghabiskan waktu singkatnya dengan kenangan semasa hidupnya. Kini ia benar-benar mati setelah kenangan terakhir diputar. Kenangan terakhirnya berupa Lunark yang sedang menjalani proses pemahkotaan. Ruh Stefan tiba-tiba terpental keluar. Kini ia bisa melihat dirinya sendiri yang tampak mengenaskan. Seseorang menepuk bahunya pelan.
"Aku akan mengantarmu menemui Luna, " ujar Lord Persion.
Stefan mengangguk.
~👑~
Lunark terbangun oleh belaian lembut di tangannya. Ia membuka mata, mengerjap sebentar. Ia mendapati Marianne dan Peter di ruang tidurnya di istana. Air matanya kembali mengalir, membasahi pipinya. Marianne dan Peter memeluknya. Mereka juga menangis. Mereka tak sanggup mengatakan semua akan baik-baik saja karena keadaan ini tidak akan pernah baik-baik saja. Melihat kepala sahabat mereka berada di dalam kotak tentu membuat mereka syok berat. Mereka menangisi Stefan untuk beberapa saat sebelum Grandia datang dan menyuruh mereka bergabung dengan Lunark. Tindakan Alfreeden tentu memicu perang antar kerajaan.
Pemenggalan kepala Stefan dikarenakan Alfreeden murka Lunark menyepelekannya. Lunark tidak menyepelekannya sama sekali. Gadis itu tidak mendapatkan kabar apapun mengenai penahanan ayahnya. Alaric segera mengirim pasukan menyerbu Winterland tanpa menunggu perintah ratu. Semua dewan juga menyepakatinya. Grandia mengambil alih pemerintahan untuk sementara waktu. Ia diutus oleh Lord Persion untuk menggantikan posisi Lunark sampai gadis itu benar-benar pulih.
Mental dan kesehatan tubuh Lunark menyusut tiap harinya. Ia enggan keluar kamar, enggan menemui siapapun. Hanya Marianne dan Peter yang diterima di kamarnya. Bahkan pelayan pun ia tolak. Lunark berubah menjadi mayat hidup. Ia tidak makan, tidak minum, tidak pergi mandi. Ia hanya bangun tidur hanya untuk menangis samai tertidur kembali. Hal itu membuat parlemen cemas. Ratu mereka terancam tidak waras sementara berbagai serangan datang. Kerajaan-kerajaan lain menggunakan kesempatan ini untuk menikam Walterlish. Mereka selalu menunggu-nunggu waktu dimana mata hijau terjatuh.
Grandia berhasil mengamankan tubuh Stefan dan mereka mengawetkannya di ruang duka kerajaan. Mereka juga telah menyatukan tubuh dan kepala Stefan yang terpisah. Tidak ada yang berani mengubur Stefan. Mereka menunggu keputusan ratu.
"Bagaimana situasi perang?" Tanya Grandia begitu Alaric memasuki ruang rapat. Penampakan pria muda itu luar biasa kacau.
"Aku nyaris tidak bisa membedakan yang mana sekutu yang mana lawan. "
"Utara disergap oleh Machalda. Wilayah Northland direbut," kata Franklin yang ditugaskan berpatroli bersama beberapa bangsawan lain.
"Selatan masih aman. Tapi tidak dengan wilayah timur. Erasmus mengambil alih lautan Calden. " Duke of Damon menimpali.
"Arachne?"
"Arachne masih memegang sumpahnya kepada Walterlish. Walau mereka terlemah, loyalitas mereka tidak diragukan lagi. "
Grandia memegang ujung meja. Tiga kerajaan berusaha menjatuhkan kekuasaan Aethelred. Salah satunya berpesta pora karena berhasil membuat Lunark tak berdaya. Grandia tidak bisa menurunkan perintah untuk pasukan elit kerajaan turun karena mereka secara khusus hanya berada di bawah komando pimpinan tertinggi, Ratu.
"Degra sangat membantu, menghalau Machalda yang berusaha menginvasi wilayah kita."
"Tambah amunisi. Ini bukan lagi perang kecil. Kita harus menunjukkan kekuatan kita. Suruh para bangsawan turun tangan. Kita membutuhkan kekuatan mereka untuk melindungi wilayah Walterlish," ucap Grandia. "Demi Aethelred."
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Chronicles
Fantasia"Kau tahu, di langit tersimpan sebuah rahasia. Rahasia besar mengenai pewaris tahta. Jika kau mau tahu, suruh mereka bercerita. Maka mereka akan bercerita. "