Lunark mematung menatap naga yang luar biasa besar di hadapannya. Naga itu baru saja bersujud di kakinya. Ia menatap Profesor Parker dengan tatapan bertanya-tanya. Semua orang ikut mematung. Tidak ada yang mengeluarkan suara.
Profesor Parker yang pertama kali membungkuk di hadapan Lunark, muridnya. Para profesor juga menundukkan kepalanya diikuti ratusan murid Royal Eternity. Lunark dibuat merinding akan hal itu. Hanya Lilac yang tidak membungkuk ke arahnya. Ia justru melihat ke arah Agrasias, dan ia mendekat.
Agrasias, naga yang melegenda. Patrona Aethelred I dan juga merupakan patrona semua raja yang berkuasa. Mengapa ia tidak membangkitkan naga itu. Mengapa bukan dia... Ia melihat ke Alaric. Disana, lelaki itu membungkuk dalam.
Lilac mengulurkan tangan untuk menyentuh Agrasias. Tapi naga itu begitu agresif. Ia menyerang Lilac dengan cara meraung keras lalu menyingkirkannya menggunakan kepala. Lilac jatuh tersungkur sejauh sepuluh meter. Agrasias mendekat dengan ganas, membuka mulut siap menyemburkan api. Refleks Lunark berteriak, "Nater! "
Hah?
Lunark memegang mulutnya sendiri. Bahasa apa yang baru saja keluar dari mulutnya itu? Lunark mendapati Agrasias mengatupkan bibirnya sambil menatap ke arahnya. Naga itu perlahan mundur dan kembali ke belakangnya. Agrasias masih menyeringai ke arah Lilac yang pucat pasi. Semua orang mengangkat kepalanya lagi dan bertanya-tanya siapa putri Ratu diantara mereka. Jawabannya sudah pasti Lunark. Akan tetapi, yang bermata hijau adalah Lilac.
"Agrasias... " panggil Lunark. Naga itu membalasnya dengan geraman halus.
Ia memerintahkan agar Agrasias kembali ke kerajaan tapi yang keluar dari mulutnya justru bahasa asing yang tidak dikenalinya lagi. "Vegelata ver valaria. "
Seketika naga itu terbang ke langit dan kembali ke kerajaan. Tubuhnya melilit kastil lalu menjadi patung seperti semula. Lunark dapat melihatnya dari kejauhan. Ia tersenyum penuh haru. Ia pernah melihat lukisan yang berada di istana sewaktu pesta dansa digelar dulu. Dan ia melihat lukisan ibunya menunggang naga dengan ribuan manusia di bawahnya. Lukisan itu berjudul Ratu Agung dan pasukan putih.
Kini naga yang setia itu berhasil berada di tangannya. Sekarang jati dirinya sudah terkuak. Tidak ada gunanya lagi menutup-nutupi. Tidak baik juga berlama-lama bermain drama dengan Hersen dan Lilac sementara rakyat menunggu.
"Valency! " panggil Grandia menggunakan nada tinggi.
Semua orang menatap kaget pria itu. Bagaimana tidak? Grandia adalah orang yang memiliki kepribadian paling tenang di Walterlish, tiba-tiba berseru kepada orang yang baru saja membangkitkan Agrasias. Lunark menatapnya bingung saat Grandia mencengkeram lengannya, menariknya keluar dari kerumunan.
"Eh, Profesor... "
"Ikut saja denganku. Kau sudah tidak aman lagi. "
Murid-murid menyingkir dari jalan. Lunark memalingkan wajahnya ke belakang. Disana ia melihat Lilac yang auranya menggelap. Mata Lunark menyipit kala melihat sekelebat bayangan sosok pria yang melintas di belakang Lilac.
Ah, mungkin hanya perasaannya.
~👑~
Hersen kembali dari Northland dan langsung menuju istana. Pikirannya berkecamuk. Bagaimana bisa Lilac memanggil Agrasias di saat-saat seperti ini? Bukannya apa, jika ia melakukannya sekarang, hal itu dapat mengundang perhatian negri lain dan bisa membuat posisinya terancam. Selama ini sebisa mungkin ia menyembunyikan Lilac dari dunia luar. Dari ancaman luar.
Hersen memasuki istana lalu memerintah seseorang untuk memanggil Lilac yang waktu itu sedang belajar di Royal Eternity. Saat itu juga Duke of Aragon juga berada di istana. Sang duke tahu siapa sebenarnya yang membangkitkan Agrasias dan ia juga mengetahui bahwa rencana-rencana yang disusun oleh Lunark kacau tak bersisa. Kemunculannya sangat mendadak dan diluar dugaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Chronicles
Fantasy"Kau tahu, di langit tersimpan sebuah rahasia. Rahasia besar mengenai pewaris tahta. Jika kau mau tahu, suruh mereka bercerita. Maka mereka akan bercerita. "