Lagu Untuk Naga dan Sang Pangeran Kegelapan

676 61 4
                                    

Bau anyir darah memenuhi area kerajaan. Mayat bergeletakan, tertimbun salju, dimakan gagak. Suara pedang beradu dan teriakan kematian tidak pernah berhenti sejak anak yang ditakdirkan mendobrak pertahanan istana.

Dan pada kesempatan langka ini kita bisa melihat air dan api bekerjasama untuk pertama kalinya dalam sejarah. Di sudut kota, mungkin hari ini beberapa selamat. Tapi tidak menjamin keselamatan mereka hari esok. Diantara dua Aethelred yang ada, tidak ada yang lebih baik.

 Memilih si pirang yang tak kenal ampun sudah pasti menjerumuskan mereka kepada perang yang tak berujung. Valency jelas membawa kemenangan besar bahkan jika ia menjadi Ratu, kekaisaran sudah pasti terbentuk. Namun, kematian juga mengikuti masa pemerintahannya. Sedangkan Hale, si rambut gelap tidak akan membawa perubahan apa-apa. Setidaknya itu yang diprediksi oleh masyarakat. Masa pemerintahannya dan Hersen akan dipenuhi oleh muslihat dan tipu daya. Mereka bagai boneka pemerintahan. Hersen kejam tapi mudah diakali. Hale tidak mempunyai hasrat untuk berperang. Ia selalu bersembunyi di balik jubah emas bangsawan. Para pecinta kedamaian mungkin akan memilih Hale. Jika negara memiliki Ratu seperti Hale, tidak akan ada perang, pertahanan melemah. Lalu kehancuran mengikutinya.

Di puncak menara, Hale meyakini kemenangannya. Mengapa ia begitu berani memberontak? Karena sejak kebangkitan Agrasias, roh Emmerejne yang dihisap oleh naga itu bisa lepas di raungan pertamanya. Apa yang dilihat Lunark hari itu, siluet seorang pria. Itu bukan gangguan penglihatan. Itu adalah Emmerejne Aethelred. Emmerejne mendatangi putrinya setiap malam di mimpi-mimpinya. Menunjukkan jalan. Lord Persion beberapa kali mencoba menjauhkan gadis itu dari roh ayahnya, namun ia tidak bisa menjangkau kawasan pangeran kegelapan. Sang Lord kegelapan.

Dunia selalu seimbang. Ada hitam, ada putih. Ada baik, ada jahat. Seringkali Persion disebut titik keseimbangan itu. Ia tidak memihak jahat dan juga tidak selalu membela yang baik. Ada yang memiliki kedudukan yang hampir setara dengannya yaitu Asgar. Asgar bukan titik keseimbangan. Dia selalu dan selamanya akan memihak kejahatan.

 Dilihat dari asal usulnya, Asgar bukanlah sosok yang pantas disebut Lord. Dia tidak lahir dari rahim Ibu manusia. Tidak diangkat oleh semesta. Tidak tinggal di alam yang berbeda. Asal muasal Asgar dari segala hal yang jahat di muka bumi. Dan dia tidak bisa dibunuh oleh senjata karena dia tidak bernyawa. Ia hanya bisa dimusnahkan oleh kemurnian sejati. Perison tentu bisa membinasakan Asgar. Tapi dia tidak ingin keseimbangan lainnya hancur. Rumus berjalannya sebuah dunia adalah tidak ada campuran antara keseimbangan satu dengan yang lain.

Menurut pemikiran Lord Persion, orang paling jahat di muka bumi awalnya pemilik hati paling bersih. Sedangkan orang paling baik di muka bumi, bisa menjadi lebih jahat dari yang paling jahat seandainya ada yang menyakiti hatinya. Segalanya berkaitan erat. Jika satu hancur, maka yang lain juga.

Emmerejne mengabdi pada kegelapan. Dulunya ia baik dan cerdas. Disinilah titik keterkaitan itu berada. Orang jahat berasal dari orang baik yang sakit hati. Dan orang baik tidak menjamin kebaikan itu ada sampai akhir hayatnya. Namun ini bukan tentang baik dan jahat. Semua kembali pada pemikiran masing-masing. Dunia tidak akan menyenangkan jika hanya ada kebaikan. Selalu ada kejahatan. Dan jika dunia dikuasi kejahatan, akan selalu ada kebaikan diantaranya. Siapa mereka? Entahlah. Mereka selalu ada dari masa ke masa.

Cara mati Emmerejne dikatakan tragis. Jiwanya dihisap oleh Agrasias. Terkurung bersama naga itu bertahun-tahun. Jika bukan karena ilmu hitam, jiwanya sudah tidak bisa bangkit dan menyerang makhluk lain seperti sekarang. Emmerejne dibunuh berkali-kali oleh Agrasias tapi ia selalu hidup seperti semula. Lunark mengumpulkan tenaganya kembali. Ia meraih Emerald dan menebaskannya ke punggung Emmerejne. Tapi dia selalu kembali lagi.

"Andai saja putriku seperti dirimu, Nak. Aku pasti akan puas. Tidak salah aku membuangnya dulu. Setidaknya dia tidak dibantai Ibumu dan masih berguna untuk saat ini," ujar Emmerejne santai seolah kalimatnya barusan tidak menjadi mata tombak yang mengenai hati putrinya.

Queen Chronicles Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang