"Bagaimana dengan Pangeran Radamel?" Salah satu bangsawan mengajukan pilihan.
"Moonhell?" Sahut bangsawan yang lain.
"Itu pilihan buruk, My Lord. Hubungan kita dengan Machalda belum membaik sama sekali."
"Kita bisa berdamai dengan adanya pernikahan."
"Mengapa mengusulkan Prince of Monhell?" Tanya Olivander menyela. Ketika duke itu berbicara, semua orang terdiam.
"Anda sendiri yang mengatakan Her Majesty tidak mempunyai selera pada bangsawan tua. Prince of Moonhell satu-satunya keluarga kerajaan yang muda di benua ini."
Olivander melirik Lunark yang ada di kepala meja. Gadis itu juga meliriknya. Dengan tajam.
"Ya, kau benar. Tapi adakah kandidat lain?" Tanya Olivander yang melihat ketidaksukaan Lunark yang terlalu nyata.
"Bagaimana dengan Duke of Aragon?"
Lunark dibuat tertawa olehnya. "Dia masih kanak-kanak, " katanya kepada dirinya sendiri.
"Putra Mahkota Erasmus? Dia berusia 38 tahun."
"Bagaimana dengan putra kedua Raja Arachne?"
"Bagaimana kalau..."
"Bagaimana kalau...."
Lunark memegang pelipisnya. Ia mendatangi rapat dewan yang dihadiri oleh para kepala keluarga. Tatapannya bertemu dengan tatapan Duke of Aragon muda. Anak laki-laki yang berencana dijodohkan dengannya tidak mengeluarkan suara sama sekali. Dia bahkan tidak mengerti mereka sedang membicarakan apa.
Lunark mengambil sebatang rokok milik entah siapa yang tersaji di atas meja. Dia meraih tatakan lilin berbentuk tangkai bunga besi. Dia menyalakannya, dan terbatuk. Para bangsawan semakin gaduh menyuarakan pilihan masing-masing. Lunark menyesap lintingan tembakau itu lalu mengeluarkannya melalui asap mulut. Rasa aneh itu membuatnya sedikit tidak nyaman. Kemudian ia menghisap dalam-dalam sampai tenggorokannya perih. Ia menghembuskan melalui hidung. Dan dia terbatuk keras. Perhatian semua orang tertuju padanya.
Olivander berdecak lalu meraih rokok yang ada di tangan Lunark dan mematikannya. Dia juga mengomeli gadis ini dengan suara yang pelan.
"Sejak kapan kau merokok?" Tanya Olivander.
"Belum ada satu menit yang lalu," jawab Lunark acuh.
Earl of Dmarre tersenyum. "Bagaimana kalau Her Majesty menikahi Duke of Dellion? "
Lunark dan Olivander saling bertukar tatapan datar. Lalu mereka melihat Lord Ferdinand secara bersamaan. Mereka saling menatap lagi. Kerutan mulai terbentuk di sekitar bibir. Detik berikutnya tawa mereka meledak. Seluruh anggota dewan menatap mereka penuh tanda tanya. Memangnya ada hal lucu yang terjadi? Atau alih-alih ruang rapat, apakah mereka salah memasuki ruang teater?
"Well..." Lunark tersedak. "Ide kalian lumayan bagus. Tapi tolong jangan gegabah... Kalian tidak bisa membayangkan akan seporak-poranda apa negri ini ditanganya. "
"Kalau begitu, Your Majesty, kita melamar Prince of Moonhell," mereka bersepakat.
"Mengapa selalu Moonhell? Aku tidak menginginkannya sama sekali dan dia sudah memiliki kekasih, asal kalian tahu saja," Lunark menanggapi dengan nada yang nyaris merajuk.
"Kekuasaan dan kekuatan Moonhell bisa menjadi tameng bagi Walterlish. Penggabungan dua kerajaan ini adalah hal paling baik yang pernah ada."
"Kalau begitu kenapa nenek moyangku sejak dulu tidak menikahi mereka?" Lunark membalikkan pertanyaan.
Seisi ruangan dibuat terdiam. Ratu muda ini sulit diatur parlemen. Sang Ratu memerlukan pendamping yang memiliki potensi melindungi dirinya. Siapapun tahu makna dari pidato yang disuarakan Lunark kemarin serupa dengan belati yang ditekankan ke leher para raja. Hanya tinggal menunggu waktu belati itu membelah leher mereka masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Chronicles
Fantasy"Kau tahu, di langit tersimpan sebuah rahasia. Rahasia besar mengenai pewaris tahta. Jika kau mau tahu, suruh mereka bercerita. Maka mereka akan bercerita. "