Lord Persion mengawasi peristiwa berdarah yang sedang terjadi di bawah kakinya. Jubah putihnya berkibar tertiup angin. Ini adalah minggu ketiga sejak perang terjadi. Tidak usah bertanya berapa banyak mayat berserakan, menyatu dengan tanah yang sedang diperebutkan. Mata putih itu tidak pernah tidur selama tiga minggu. Ia tidak pernah meninggalkan tempat dimana ia berdiri sejak perang itu dimulai. Dan tidak ada yang menyadari kehadirannya.
Sementara itu, di bawah sana, Marquess menarik mundur pasukannya untuk beristirahat sejenak. Mereka kembali ke kamp untuk memulihkan tenaga ketika petang merangkak naik ke langit yang sewarna dengan api unggun. Lord Persion tidak pergi kemana-mana. Ia tetap berdiri, mengawasi savana yang kini mulai sepi. Jeritan orang-orang kesakitan dan sekarat perlahan mulai mereda.
Ia melihat jubah hitam kegelapan terbang rendah di atas jeritan itu. Dia bukan malaikat maut, bukan juga hantu. Dia adalah Sang Kegelapan yang menawarkan kehidupan kepada mereka dengan jiwa sebagai bayarannya. Makhluk yang sama dengan makhluk yang menguasai lembah kegelapan. Bayangan-bayangan itu menarik satu demi satu tubuh yang menerima tawarannya. Sang pemimpin kegelapan berdiri di ujung batu yang menjulang tinggi. Ia terbang rendah hendak menghabisi orang yang menolak tawarannya dan mencoba merangkak kabur darinya. Kaki prajurit itu hilang satu, tertebas.
Jubah hitam bertudung itu mencengkram leher prajurit cacat itu, menikmati jeritan ketakutan yang menjadi sumber energi untuknya. Ia menyeringai lebar. Ekor matanya menangkap sesuatu yang sedang memperhatikan ke arahnya. Dia menoleh, lalu terkejut melihat adanya Lord Persion disana yang juga sedang menatap ke arahnya tanpa menunjukkan ekspresi apapun. Dijatuhkannya prajurit sekarat itu lalu segera kabur. Satu demi satu penghuni lembah kegelapan mulai menyadari mengapa pemimpin mereka lari. Mereka pun terbirit-birit melihat Dia Yang Berjubah Putih berdiri di atas sana. Teriakan mengerikan laksana kelelawar terdengar mengiris telinga. Mereka menghilang di balik kegelapan malam.
Bukan hal baru jika kegelapan takut akan cahaya. Bukan hal baru pula mereka (iblis penghuni lembah kegelapan) muncul di masa-masa perang seperti ini. Mereka selalu mencari mangsa baru. Keputusasaan, ketakutan, dan rasa ingin hidup serta rasa ingin mati yang kuat adalah sumber daya bagi mereka. Tapi, selama ada Sang Lord, mereka tidak akan bisa menyentuh mayat-mayat itu. Mereka takut. Meskipun Lord Persion tidak menyerang mereka, kehadirannya seperti maut bagi mereka. Satu kalimat saja keluar dari bibir Yang Berjubah Putih, mereka akan musnah menjadi debu.
Lord Persion tetap diam ketika melihat orang-orang meminta pertolongan. Ia membiarkan segalanya berjalan seperti yang seharusnya.
Sementara itu di kamp pertahanan, tim medis sibuk mengobati orang yang luka disana-sini. Mereka merintih kesakitan. Beberapa bahkan sampai meninggal.
Orang-orang yang bertugas berjaga sedang minum-minum. Mencoba melupakan pedihnya peperangan. Mereka bernyanyi, tertawa, dan bersenda gurau.
"Ketika aku pulang, aku akan melamar kekasihku," ucap prajurit pertama.
"Kukira kau sudah menikah," prajurit kedua tertawa.
"Memang, apa salahnya memiliki istri dua."
"Sudah lama Walterlish tidak berperang... Dulu Ayahku berperang atas nama Ratu Chalestane. Sekarang aku berjuang untuk putrinya, Ratu Lunarkaise. " Prajurit kedua meminum rum sampai habis. "Oh sial, sudah habis. "
"Aku belum pernah melihat wajah Sang Ratu."
"Aku juga. Kabarnya dia sangat cantik, tubuhnya tinggi."
"Pria mana yang akan menjadi pasangannya ya kira-kira?"
"Tidak mungkin orang seperti kau," mereka tertawa lagi.
Keduanya minum sampai mampus.
Ketika memasuki tengah malam dimana semua orang terlelap, memulihkan stamina, ada pergerakan dari Winterland. Orang-orang berbaju serba hitam berjalan pelan dan penuh waspada. Mereka berjinjit supaya tidak menginjak barang-barang yang beresiko menimbulkan kericuhan. Mereka menyelundupkan karung berisi ular beracun dan kemudian pergi setelah melepaskan talinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Chronicles
Fantasy"Kau tahu, di langit tersimpan sebuah rahasia. Rahasia besar mengenai pewaris tahta. Jika kau mau tahu, suruh mereka bercerita. Maka mereka akan bercerita. "