Semua penghuni asrama di Royal Eternity dibangunkan oleh suara berisik burung pengirim surat. Lunark mengambil sepucuk surat yang dijatuhkan di atas tempat tidurnya. Ia berjalan menuju jendela sambil mengamati siapa pengirim surat mewah tersebut. Terdapat segel resmi yang mana merupakan simbol kerajaan. Lunark menatap ke luar jendela ketika angin yang sangat dingin menampar wajahnya. Matanya melebar melihat pemandangan luar yang seba putih.
Salju-salju itu menutupi seluruh permukaan tanah, atap sekolahan dan hutan. Gadis itu menghambur keluar menuju kamar mandi dengan bersemangat menyambut musim dingin kesukaannya. Dan ia sangat senang akhirnya bisa bersantai sejenak dari aktivitas yang sangat menguras tenaganya akhir-akhir ini.
Lilac ikut terbangun. Ia mendapati dua lembar surat pagi ini di ujung kasurnya. Satu undangan pesta dansa, satunya dari Alaric. Lilac membuka milik Alaric terlebih dahulu. Suratnya sangat cantik. Bunga berwarna lilac tercantum di amplopnya.
---
Dear Lilac Hale...
Hai! Selamat pagi, kau sudah bangun?
Aku menyuruh burung ini untuk mengirim surat agak siang agar tidurmu tidak terganggu di akhir pekan yang beku ini.Dengan surat ini aku menyampaikan, Dengan segala hormat, Miss Hale, aku mengajakmu pergi ke pesta dansa denganku besok malam. Aku berharap kau mau menerimaku sebagai pasangan dansamu besok.
Setelah sarapan, kita akan pergi ke Eterzelda. Kau memerlukan gaun (Demi Yang Berjubah Putih aku tidak bisa menahan tawa saat menulis bagian ini) dan kau perlu di poles, Lilac. Baiklah simpan gerutuanmu dan lekaslah menemuiku di gerbang setelah sarapan. Aku akan menunggumu disana.
Sampai jumpa.
Alaric
---
Lilac tertawa pelan membaca surat pagi-pagi begini. Sebenarnya tidak bisa dikatakan pagi karena jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Harusnya Alaric mengiriminya surat setiap hari. Maka ia akan berubah menjadi gadis periang, menebarkan senyuman kemana-mana, mulai berdandan, menyukai benda warna-warni——
"Apa ini? "
Seseorang menghancurkan kegembiraannya dengan cara menarik paksa surat istimewanya dari tangannya sendiri. Lunark membacanya dengan ekspresi datar. Dan Lilac berharap gadis itu cemburu seperti setiap kali gadis itu melihat dirinya tampak romantis dengan Alaric.
"Silakan bersenang-senang dengan bekas pacarku, " kata Lunark dengan nada mencemooh. Ia membuang surat itu ke lantai. Lilac segera mengambilnya dan menatap tajam ke arah Lunark. Ia heran mengapa gadis itu tidak menunjukkan reaksi sakit hati. Seolah-olah hatinya telah sembuh. Entah karena waktu atau oleh seseorang.
"Kuharap kau tidak akan datang sendirian ke pesta dansa besok mengingat bagaimana semua manusia menjauhimu sekarang. Kau akan tampak seperti malaikat buangan yang menyedihkan disana! " tukas Lilac tajam.
Lunark menghentikan kegiatannya memakai sarung tangan. "Mengapa kau mencemaskanku? Cemaskan saja dirimu agar tampak pantas bersanding dengan seorang Marquess. Jangan sampai membuatnya malu di kalangan bangsawan," balas Lunark sengit.
Lilac tidak menyahut. Gadis itu bangkit dari kasur dan membanting pintu kamar. Sialan, batin Lunark. Ia jadi kepikiran tentang hal ini. Bagaimana tidak? Ia memang tidak mendapatkan undangan apapun. Seharusnya jika tidak ada tragedi yang membuatnya dikucilkan oleh masyarakat, sudah pasti dia menerima surat ajakan dansa lebih banyak dari putri kerajaan manapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Chronicles
Fantasy"Kau tahu, di langit tersimpan sebuah rahasia. Rahasia besar mengenai pewaris tahta. Jika kau mau tahu, suruh mereka bercerita. Maka mereka akan bercerita. "