FOUR

5.4K 398 3
                                    

Haechan mendapatkan kabar dari kepala pelayan yang bekerja di rumah nya jika perceraian kedua orang tuanya sudah selesai, ayahnya pergi tanpa membawa sepeserpun yang ia punya.

Dia hanya membawa beberapa lembar uang yang ia miliki di dompet dan menyerahkan semuanya pada sang mantan istri atau ibu kandung Haechan.

Sebab perpisahan mereka, karena hadir nya orang ketiga dalam hubungan rumah tangga yang selama ini dijaga oleh ibunya dengan penuh kasih sayang dan ketulusan hancur begitu saja saat sang ayah lebih memilih wanita yang jauh lebih muda dari istrinya.

"Eomma," gumamnya lirih.

Dia tidak mau di dengar orang lain,dan dia tidak ingin dikasihani karena keluarga nya hancur.

"Kenapa sedih begitu hm,ada masalah." Haechan tersentak, sejak kapan Jaehyun ada di kamar nya.

Apa dia lupa mengunci pintu?

"Sejak kapan Hyung di sini.?"

"Bukannya menjawab, malah bertanya?"

"Tidak apa! Hanya sedikit lelah."

"Istirahat, jangan di forsir tubuhnya kasihan,kamu juga butuh waktu untuk istirahat supaya nggak sakit." Haechan hanya mengangguk sendu, bukan karena lelah tapi dia memikirkan keadaan sang ibu.

Adiknya yang kecewa pada sang ayah,pergi dari rumah dan menyusul Haechan ke Seoul seorang diri,dan sekarang dia ada di apartemen Haechan.

"Butuh teman curhat."
Haechan menggeleng, lebih baik jika dirinya menemui sang paman.

"Hyung,aku pergi dulu ya! Ada hal yang penting harus ku urus."

"Tiba-tiba,ini sudah hampir malam."

"Aku bisa pulang cepat jika berangkat sekarang."
Haechan langsung melesat, tanpa mendengar ucapan Jaehyun untuk menjaga keselamatan nya.

Haechan kalau sudah kalut suka sekali tidak ingat batas kecepatan yang ia lajukan.

"Paman,aku ingin menemui paman Lee."

Setelah itu Haechan mematikan telfon nya,dia bergegas menuju agensi. Hanya satu tujuan nya.

Sampai di agensi Haechan langsung menuju ke ruangan paman nya,dia sudah bulat dengan keputusan nya dan ini harus ia lakukan.

"Masuklah nak,"

"Ada apa? Kenapa tiba-tiba ingin menemui paman disini, tidak takut kalau orang lain tau."

"Sudahlah paman,itu bukan hal penting lagi untuk ku, aku punya permintaan dan paman harus menyetujui nya."

"Katakan," Lee Soo Man, mengalihkan pandangan nya pada sang ponakan tersayang dan dia meninggalkan laptop nya di meja.

Duduk bersebelahan dengan Haechan,dia tau jika adiknya berpisah dan mungkin Haechan ingin pulang untuk memberikan dukungan kepada sang ibu, jika hanya itu maka Lee Soo Man akan dengan mudah mengijinkan nya.

"Aku ingin rehat paman, aku ingin bersama ibuku untuk sementara waktu,dan kumohon jangan ada yang tau! Jika mereka bertanya katakan saja aku liburan atau apalah."

"Oke, hanya itu!"

"Eung, satu lagi. Bisakah aku..."


Seperti nya pembicaraan Haechan dengan sang paman tidak berjalan lancar, bisa di lihat dari raut wajahnya yang semakin murung.

Dia memasuki dorm dengan keadaan acak-acakan, Haechan tidak kekamar nya. Dia pergi keatas ke rooftop bangunan dorm mereka.

Haechan duduk terdiam, menunduk dalam. Apa salahnya di masa lalu hingga sekarang dia harus melewati semua kesakitan yang hanya dia pendam seorang diri.

Doyoung yang mengikuti nya sempat tertegun melihat Haechan,baru pertama kali ini dia melihat Haechan seterpuruk ini.

Haechan membenturkan kepalanya kemeja bundar, disana memang terdapat meja dan kursi kayu biasa nya hyungdeul menjadi kan tempat ini untuk minum-minum.

"Kemanhae," Doyoung mengehentikan tindakan brutal Haechan, sungguh jika dibiarkan bisa gagar otak nanti.

"Hyung,,," suara nya sangat parau.

Doyoung terdiam,apa yang di lewati Haechan hingga membuat anak itu begitu terlihat hancur dan terluka.

"Kenapa hm," Doyoung memeluk maknae itu dengan perasaan campur aduk.

Ntah kenapa, tiba-tiba dia merasa Haechan butuh sandaran,dia merasa kalau Haechan sangat rapuh.

Hiks hiks hiks

Tidak, Haechan tidak pernah menangis seperti ini, ini pertama kali Doyoung melihat adiknya itu sampai separah ini.

"Kenapa hm, katakan." Doyoung ikut menitihkan air matanya.

Kenapa rasanya sangat sesak melihat bocah dingin dan pendiam ini menangis.

Jaehyun, Jungwoo dan Taeyong yang tadi juga sempat melihat Doyoung mengikuti Haechan, mereka juga sama mengikuti bocah itu dan langkah mereka terhenti di pintu rooftop.

"Aku tidak bisa hiks, aku tidak kuat Hyung." Hancur sudah pertahanan nya, Doyoung seperti ikut merasakan sakit yang Haechan rasa.

"Menangis lah,jika itu bisa membuat mu lega luapkan segala nya, biarkan itu keluar bersama air matamu, tapi setelah itu berjanji padaku untuk tidak menangis lagi."

Haechan tidak menjawab, dia mengeratkan pelukannya, dia merasa nyaman dengan Hyung cerewet nya ini.

Biasanya Johnny yang dia cari,tapi di dorm Johnny tidak ada karena dia pergi bersama Yuta.

Setelah dirasa tangisan Haechan mereda Doyoung merenggangkan pelukannya, dia hanya ingin melihat wajah Haechan, harus ia pastikan air mata itu sudah kering tak tersisa.

"Mau cerita," Haechan menggeleng, cukup.
Tidak lagi, Haechan hanya ingin tetap menjaga privasi nya.

"Mau kembali ke bawah saja"
Kali ini Haechan mengangguk, dia butuh waktu sendiri.dan dengan masuk kamar dia bisa merasakan kesendirian itu.

Sedangkan tiga member yang tadi sempat menguping, berjalan mundur perlahan agar tidak ketahuan, mereka tidak mau melihat kemarahan Haechan lagi.

Sudah cukup sekali saja, tidak lagi.

Haechan menyuruh Doyoung untuk keluar,dia ingin istirahat sebentar.

Dan ya,dia berdiam diri di depan jendela kamarnya, dia memikirkan banyak hal sampai melupakan bahwa tubuhnya sedikit hangat.

"Eomma,kuharap kau tetap kuat dan tahan sebentar lagi, tunggu aku sebentar lagi."

Lee Donghyuck kesayangan akuuu😘Love you 🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lee Donghyuck kesayangan akuuu😘
Love you 🥰

Votmen jusseyo 😘

HAECHAN atau Donghyuck [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang