AeRi dan Min Yoongi berada di kamarnya sekarang, AeRi sedang menata pakaian mereka ke dalam koper karena ayah Yoongi memberikan hadiah liburan lagi untuk mereka sekaligus merayakan kepulangan Min Yoongi dari rumah sakit. Tiba-tiba saja AeRi menangis. Min Yoongi pun menghampirinya dan memeluknya.
"Sayang, kau kenapa?"
"Tidak, aku hanya sedih mengingatmu terbaring di rumah sakit kemarin."
"Jangan mengingat hal yang tidak perlu diingat AeRi, apa selama pernikahan dan berkenalan denganmu aku pernah menyakitimu?"
"Tidak pernah. Kau sama sekali tidak pernah menyakitiku."
"Jikapun pernah aku sungguh meminta maaf."
"Aku juga meminta maaf jika aku pernah menyakitimu."
"Aku tidak mengingatnya, jadi itu bukan masalah."
"Aku mencintaimu Min Yoongi."
"Terimakasih AeRi, aku juga mencintaimu."
...........
Mereka pun tiba di Maldive untuk liburan kedua atau bisa disebut bulan madu kedua mereka. Diawali dengan makan malam di resort mereka dengan view laut dan lampu-lampu temaram yang memberikan kesan romantis. Tiba-tiba pelayan membawakan sebotol Champagne untuk mereka.
"Kami tidak memesan itu." ucap AeRi.
"Ini hadiah dari kami Nyonya."
"Bisakah disimpan saja? kami tidak menyukainya." ucap Yoongi. AeRi pun menatap Yoongi.
"Kau menyukai minuman beralkohol waktu dulu."
"Mungkin sekarang tidak."
"Min Yoongi, kau tahu darimana bahwa aku tidak menyukainya?"
"Aku hanya menebak."
"Min Yoongi..."
"AeRi.."
"Apa kau mengingatnya?"
"Mengingat apa?"
"Min Yoongi, aku tidak bisa melupakannya." AeRi tiba-tiba menundukan wajahnya menangis tersedu. Min Yoongi pun menghampirinya dan memeluk AeRi.
"AeRi, ayo kita kembali ke kamar."
Mereka pun sudah berada di kamar resort mereka.
"AeRi.."
"Min Yoongi jujur padaku apa kau mengingatnya? apa selama ini kau berpura-pura hilang ingatan untuk melindungiku dari rasa sakit itu? aku sedikit curiga saat kau mengingat warna kesukaanku, saat kau mengingat makanan kesukaanku dan apapun yang tidak aku sukai. Kau bilang itu semua hanya kebetulan tetapi aku tidak percaya itu."
"AeRi...aku."
"Tolong katakan yang sejujurnya Min Yoongi."
"AeRi apa kau mencintaiku?"
"Aku sangat mencintaimu. Tolong katakan yang sejujurnya jangan membohongiku."
"AeRi, aku mendengar semua yang kau katakan saat aku terbaring koma di rumah sakit. Aku mendengar betapa kau sangat mencintaiku, aku mendengar kau menyesali kejadian malam itu. Aku mendengar bahwa kau ingin mengakhiri hidupmu karena itu. Aku tidak sanggup membayangkannya AeRi, aku tidak sanggup kehilanganmu hanya karena hal itu terlebih kau mengatakan tidak sengaja dan tidak tahu mengapa kau melakukannya. Aku yang bodoh karena tidak berpikir kau sedang mabuk, saat itu aku hanya memikirkan perasaanku yang terlalu mencintamu tetapi tidak melihat keadaan dirimu. Dan akhirnya aku memutuskan saat aku membuka mata untuk memanggil Appa dan meminta Appa juga dokter untuk mengatakan hal itu padamu. Maafkan aku." Yoongi menangis mengatakan itu sambil berlutut dan menelungkupkan wajahnya di kedua paha AeRi yang sedang duduk di ranjang mereka.
"Min Yoongi, kau tahu betapa tersiksanya aku mengingat hal itu tetapi kau malah berusaha melupakannya? itu menyakitiku."
"Maafkan aku, aku hanya tidak ingin kau menyesali itu dan meninggalkanku mengakhiri hidupmu."
"Aku hanya ingin mendengar bahwa kau memaafkanku agar aku tidak merasa bersalah selalu."
"Aku memaafkanmu AeRi. Dan maafkan aku karena telah membohongimu. Aku terlalu mencintaimu. Bisakah kita melupaka hal yang telah lalu? jika kau merasakan sakit mengingat itu bisakah kau bayangkan betapa sakitnya aku yang pernah sangat jahat padamu lalu berusaha menjatuhkanmu dan menempatkanmu dalam penjara? itu lebih menyakitiku jika aku mengingatnya.."
Kalimat dari mulut Yoongi terputus karena AeRi pun mencium bibir Min Yoongi untuk memberhentikan ocehan suaminya ini.
"Mari kita benar-benar memulai semuanya dari awal. Tanpa harus saling membohongi, tanpa harus saling mengingat kejadian di masa lalu tidak peduli betapa kelamnya itu. Seperti Kita membuka lembaran baru." ucap AeRi.
"Aku mencintaimu AeRi."
"Aku juga mencintaimu Yoongi."
"Bagaimana kalau kita buatkan cucu untuk Appa?"
"Sebaiknya begitu."
Min Yoongi pun memulainya dengan kecupan-kecupan yang ia berikan pada wajah AeRi, berpindah ke rahang, dan telinga AeRi sambil mengarahkan tubuh AeRi ke ranjang mereka dan membaringkannya. AeRi pun membalasnya dengan pelukan dan menikmati apapun yang tengah Yoongi lakukan pada tubuhnya saat ini. Min Yoongi membuka perlahan pakaian AeRi dan kembali menyusuri tubuh istrinya dari wajah dan sekarang turuh menyusuri dada mulus AeRi hingga membuat AeRi mendesahkan namanya..
"Mmm..Min Yoongi.."
"Ya AeRi, terus panggil namaku seperti itu sampai kita menyelesaikannya."
"Aku akan terus memanggil namamu selama hidupku Min Yoongi."
"Kau semakin membuatku tidak bisa menahan ini lagi Min AeRi."
"Jangan menahannya. Kau sudah menahannya terlalu lama."
Yoongi pun tidak bisa menahannya lagi ditambah ocehan AeRi terdengar seperti menggoda, padahal AeRi sungguh mengutarakan apa yang ada dalam hatinya tanpa bermaksud menggoda. Dasar saja Min Yoongi yang terlalu bernapsu. Akhirnya ia berhasil melakukan apa yang pernah ingin ua lakukan pada AeRi sejak awal bertemu tetapi dalam ikatan suci yang tidak pernah ia pikirkan dan bayangkan sebelumnya. Min Yoongi merasakan hal lain saat melakukannya dengan rasa cinta. AeRi sedikit mengeluarkan air mata karena baru pertama kali meraskaan itu dalam hidupnya. Min Yoongi yang menyadari itupun mengusap airmata AeRi dan mengecup kedua mata AeRi.
"Seandainya kau katakan ini dari awal. Mungkin kita sudah menikah saat itu."
"Kau berniat menikahiku karena itu?"
"Tidak, bukan begitu. Tapi ya setidaknya kau jatuh di tangan yang tepat."
"Aku sudah jatuh terlalu jauh sekarang padamu Min Yoongi."
"Terimakasih sudah memilihku Min AeRi."
END
KAMU SEDANG MEMBACA
LAW and LOVE
FanficFF MIN YOONGI/JEON JUNGKOOK || Padahal wajahnya cukup cantik. Kenapa begitu?" "Katanya ia sangat pemilih untuk pekerjaanya." "Pokoknya aku menginginkannya untuk malam ini."