Chapter 14

61 13 0
                                    

"Ada keperluan apa Tuan Min?"

"Langsung saja, lebih baik mulai sekarang kita tidak perlu mencampuri, mengurusi, dan mencari tau urusan satu sama lain. Aku tau kau mencari tau tentangku."

"AeRi kekasihku. Aku berhak tau apapun tentangnya. Aku berjanji akan melindunginya."

"Sampai kapan?"

"Sampai kapanpun."

"Maksudku sampai kapan kau akan membohongi AeRi dan menduakan kekasihmu Tuan Jeon? Apa kau pikir aku tidak mencari tau tentangmu? hm??" serang Yoongi dengan senyum liciknya.

"Apa maksud anda?"

"Bagaimana jika AeRi tau kalau kau sudah memiliki kekasih bernama Nara?"

"Jika kau memberitahunya tentang itu, aku juga akan memberitahunya tentang perusahan siapa yang sedang ia tempati sekarang."

"Lalu kita berdua akan melihat AeRi berakhir sedih sendirian dan hancur Tuan Jeon. Dimana janjimu yang melindunginya sampai kapanpun?"

"Tolong utarakan maksud anda tanpa berbelit Tuan Min."

"Aku bisa saja menghancurkan apapun tentangmu saat ini Tuan Jeon, bahkan membuat perusahaan dan namamu hancur detik ini juga aku mampu melakukannya. Tetapi aku lebih tertantang untuk bertarung secara sehat. Maka aku memintamu untuk diam selama aku berusaha mencuri hati AeRi. Lagipula setelah itu kau tidak perlu pusing bagaimana cara melepaskan AeRi dari hidupmu."

"Aku tidak akan sudi AeRi berakhir dengan orang yang sudah menjebloskannya ke penjara. Dan kau terlalu percaya diri sekali Tuan Min, AeRi tidak akan pernah jatuh hati pada orang yang sudah melukainya. Silahkan kau berusaha sekeras yang kau bisa."

"Bukankah kau juga sedang melukai hati AeRi saat ini tanpa sepengetahuannya?" Yoongi mendengus dan tertawa remeh.
"Baiklah kalau begitu aku akan berusaha sekeras yang aku bisa seperti katamu barusan, Tuan Jeon. Kau cukup diam di tempat melihat usahaku. Aku permisi." lanjut Yoongi.

Sebelum Yoongi keluar ruangan Jungkook, ia berbalik sebentar.

"Oh Tuan Jeon, jangan lupakan bahwa AeRi memiliki hati yang lembut dan kepribadian yang polos. Ia gampang mengkasihani dan memaafkan orang. Aku rasa dibanding diriku kau lebih tahu tentang AeRi untuk saat ini. Mmmm...dan.... ia sudah memanggil ayahku dengan sebutan Aboeji. Selamat siang."

"Sialan! apa maksud kalimat terakhir si brengsek itu barusan?!!"

.........

Saat ini AeRi, Yoongi, dan ayahnya Yoongi sedang makan bersama di kediaman Yoongi. Sebelumnya Yoongi menjemput AeRi di kediamannya. Dan selama perjalanan tadi mereka hanya saling diam, AeRi juga meminta duduk di kursi penumpang berakhir seperti Yoongi adalah supirnya. Yoongi memaklumi dan menuruti keingan AeRi. Karena Yoongi sudah berjanji pada dirinya sendiri jika ia akan menuruti apapun yang AeRi inginkan.

"AeRi, aku ingin sekali memiliki anak perempuan. Tetapi tidak pernah terjadi karena Eomma Yoongi meninggal setelah melahirkannya dan aku tidak berminat menikah lagi."

"Aboeji, aku turut berduka cita atas itu. Aboeji juga bisa menganggapku sebagai anakmu mulai sekarang."

"Ya maka dari itu mau kah kau menjadi menantuku dan menikah dengan Yoongi?"

Seketika Yoongi dan AeRi tersedak oleh makanan yang sedang berusaha mereka telan sepenuhnya. Tetapi dalam hati Yoongi ia seperti mendapatkan hembusan angin surga karena tanpa perlu repot-repot dan berusaha keras ayahnya mempermudah jalannya. Lain halnya dengan AeRi ia sungguh terkejut dan tidak sanggup membayangkan bagaimana bisa ia menjalin hubungan apalagi sebagai pasangan suami istri dengan orang yang sudah menyakitinya bahkan sebagai teman pun AeRi sungguh sebenarnya tidak ingin. Apa yang ia lakukan sekarang hanya demi orang tua di depannya ini.

"Appa.." (Si Yoongi sok-sok an protes)

"Kenapa? apa kau tidak ingin memiliki istri seperti AeRi? Bahkan semua orang tau betapa tinggi derajatnya sebagai seorang wanita karena kasus yang menimpanya kemarin. Apalagi ia memiliki sifat yang sangat baik. Aku yakin yang menjadi suaminya akan sangat bahagia nanti."

"Appa.."

"Aboeji, aku.."

"Tidak usah ditanggapi AeRi, aku hanya menggoda putraku."

"Iya Aboeji, tidak apa." jawab AeRi sambil tersenyum.

...........

Sementara ditempat lain.

"Chagii..kau melakukannya tidak seperti biasanya. Apa ada yang mengganggu pikiranmu?" tanya Nara.

"Tidak, mungkin aku hanya lelah Nara."

"Jangan dipaksakan jika lelah, kita bisa hentikan terlebih dahulu."

"Aku sudah hampir selesai Nara. Kau tenanglah."

Jungkook dan Nara sedang menyelesaikan urusan ranjangnya malam ini. Sepertinya ada yang mengganggu pikiran Jungkook kali ini.




Tbc....

LAW and LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang