Malam itu bulan tersenyum bersama iblis, gelapnya langit tidak seperti malam malam biasanya cahaya memang sudah lama menghilang, Negeri yang dulunya merupakan keajaiban dari sang Dewi cahaya telah lama berubah menjadi Negeri cahaya tanpa cahaya.
Sampai suatu ketika, Bumi lagi lagi menggeram...... petir saling bersautan udara malam yang digin menjadi tiga kali lipat lebih dingin, tak ada kengerian semua bersorak girang. disana di sebuah lapangan khusus, berdiri dengan gagah seorang lelaki berjubah biru tua, wajah lelaki itu cukup menyeramkan seolah ingin menunjukan kepada semua orang yang bersorak untuknya bahwa tidak akan ada seorangpun lawanya yang akan berhasil lolos, dan menapak lagi di BUMI negeri ajaib.
Sementara di sisi lapangan lain, berdiri dengan bergetar sosok lelaki lawan si jubah biru, postur tubuh lelaki itu berbanding terbalik dengan lawanya , ia terlihat masih sangat muda dengan kuda kuda yang lemah dan percikan api kecil di tangannmya, entah apa yang membuatnya begitu putus asa, sehingga dengan bodoh mengikuti turnament yang sangat mematikan di Negrinya itu.
Semua orang terlihat antusias ketika lonceng sihir tanda pertandingan mulai di bunyikan. mereka sudah lebih dulu memasang taruhann untuk si jubah biru, yakin bahwa lelaki gagah itulah yang akan memenangkan pertandingan kali ini, beberapa juga ada yang memasang taruhan untuk nasib si pemuda lawan si jubah biru, apakah dia hanya akan luka luka atau mati mengenaskan.
si jubah biru menyeringai. "ini tidak akan lama.." benaknya memasang kuda kuda mantap, ia meremas jari, akar akar listrik muncul menggulung di permukaan telapak tanganya, dengan hentakan kecil sang jubah biru melemparkan serangan pertama mengarah dengan cepat kearah lawanya.
Serangan itu begitu dahsyat dan mengancam, untung saja sang lawan berhasil menghindar, satu detik saja ia terlambat entah akan seperti apa tubuhnya, listrik yang di hasilkan tangan si jubah biru bukan listrik biasa, listrik berwarna biru dengan jutaan volt yang mampu membunuh siapa saja yang tersengat, meskipun para pengendali kekuatan memliki ketahannan yang lebih dari manusia biasa tetap saja listrik sang jubah biru adalah senjata yang sangat mematikan.
Dengan nafas tersengal pemuda lawan sijubah biru terus menghindar, sekarang mereka berdua tengah bertarung jarak dekat terbang kesana kemari, jual beli tinju yang sebenarnya tak sebanding.
Berkali kali sipemuda itu terhuyung tumbang, terjatuh tersungkur menerima pukulan atau tendangan fisik, entah apa yang ada di pikiran si jubah biru, ia tidak langsung mengeluarkan seluruh kekuatanya, hanya sekali si jubah biru mengeluarkan kekuatan listriknya, seoalah ingin bermain main menguras tenaga sang lawan, tinju sijubah biru lagi lagi mengenai telak rahang si pemuda lawanya hingga ambruk ketanah.
"aku bahkan tidak perlu mengeluarkaan tenaga berlebihan untuk membunuhmu'' si jubah biru menyeringai kejam untuk kesekian kalinya, ia menatap tajam pemuda yang sekarang telah kehabisan tenaga bahkan tanpa perlawanan darinya yang berarti.
si jubah biru mengambil pemuda itu dari tanah, mencekik lehernya sampai pemuda itu terangkat keudara, rasa sesak mulai menjalar, kematian seolah menunnggu detikakn waktu, tak ada harapan baginya. semua orang yang menonton turnament itu berteriak teriak merasa puas melihat betapa kuat si jubah biru, sebaliknya mereka tidak merasa simpati sedikitpun pada pemuda lemah yang kini tengah tercekik kehabisan napas.
sampai akhirnya dengan kepayahan, si pemuda mengeluarkan percikan api kecil, menggulung di permukaan tanganya dengan sisa tenaganya itu si pemuda melemparkan bola api kecil ke wajah si jubah biru yang lantas merasa terbakar dan dengan terpaksa melepaskan cengkramanya, si pemuda lagi lagi terjatuh ke tanah.
Serangan kecil itu membuat si jubah biru marah, ia benar benar tak menyangka bahwa di detik terakhir, ia malah di serang di mukanya, merasa kesal karena si pemuda itu telah menambah bekas luka pada wajahnya yang sudah tak karuan karena pertarungan pertarungan sebelumnya.
''kurang ajar...." geram si jubah biru
wajah si jubah biru mengalami luka bakar yang cukup serius, dengan kemarahan yang memuncak, si jubah biru mengangkat kedua tangannya, ia menatap penuh dendam pada si pemuda lemah yang tergeletak di tanah lapangan turnament, ketika tangan itu terangkat sempurna langit seolah terperangkap menuruti si jubah biru awan gelap di langit gelap bergumul gumul, kilatan saling menyambar mengikuti kemaun si jubah biru pengendali petir, sepersekian detik petir petir milik langit itu berkumpul diatas si jubah biru dengan bakat yang di milikinya, petir petir itu dikumpulkan bergulung gulung saling memilin terserap tangan si jubah biru, semua penonton menatap takjub mengagungkan kekuatan besar itu.
Gemuruh itu terus terdengar saling bersautan penonton terus kegirangan tak ada rasa kasihan atau peduli mereka seperti pesikopat yang tak punya hati mengharapkan pertarungan segera berakhir dan si pemuda lawan si jubah biru itu mati.
cklattt.....splasss..... malam yang gelap seketika terang oleh cahaya petir yang mengerikan, petir itu di arahkan pada si pemuda lemah, semua orang bisa merasakan betapa besar dan mengerikanya energi yang di hasilkan petir itu, dengan hati yang sesak dan bulirr jernih yang muncul di ujung mata, pemuda itu menutup kedua matanya pasrah menerima kematianya
tapi.....
1 2 3detik berlalu, tidak terjadi apapun padanya bahkan kini suara gemuruh kilatan petir tidak terdengar lagi, dengan perlahan dan keheranan yang nyata pemuda itu membuka matanya kembali.
Gelap....
"apa ini..." pertanyaan itu satu satunya hal yang muncul di kepalanya ketika melihat semuanya hanya kegelapan, bahkan kegelapan itu seolah tak mampu di tembus cahaya apapun.
"apa aku sudah mati..." tapi kenapa petir itu tidak menyakitkan.... tunggu pemuda itu bahkan kini mendengar keheranan lain, bukan .... dia tidak mati, suara orang lain kini mulai terdengar riuh ricuh... memenuhi sisian lapangan khusus turnament kematian, yang tadi diisi penonton.
''apa yang sebenarnya terjadi'' suara keributan di arah penonton
''ah gelapnya ini sulit di tembus cahaya'' balas suara keributan yang lain
"aku bahkan tak mampu melihat hidungku sendiri...''
"kenapa ini....?
''ayo siapa pun yang memiliki kekuatan dengan inti cahaya, singkirkan kegelapan ini aku mulai merasa sesak'' seru yang lainya
semua mulai merasa kebingungan
''apa yang sebenarnya terjadi''
''tolong tolong aku...kepalaku sakiit'
tak ada yang bisa dilakukan bahkan semua sudah mencoba kekuatan mereka, kegelapan itu semakin mejadi jadi. para penonton bukan lah manusia biasa mereka juga memiliki bakat sepecial masing masing, tetapi bahkan kini si pengendali petir tidak terdengar suaranya.
''PENGENDALI KEGELAPAN...... tidak salah lagi kekuatan ini berasal darinya, tapi apa yang sedang ia lakukan, bukankah biasanya para pengendali kegelapan tidak peduli, ah ada apa kali ini pasti ini bukan sesuatu yang baik....'' semua orang berpikir kearah yang sama.
Pemuda lemah itu terdiam masih tergeletak di atas tanah, entah kemana lawanya, ia tidak tau apa yang terjadi, setidaknya ia lepas dari maut, meski tidak tau masa depan apa yang akan di hadapi selanjutnya, belum saja ia berpikir lebih jauh pemuda itu merasakan sebuah energi merengkuh tubuhnya kemudian jatuh tak sadar kan diri, beserta ratusan orang lainya yang ternyata sudah lebih dulu, hilang kesadaranya.
----------------------------------------------------------------------------
weyyyyyy....... aku ngefans banget sama kim sunnoo tolong selamatkan nini nini ini....
jangan pelit.... vote nya dunkk
KAMU SEDANG MEMBACA
Enhypen- The Magic Elemental
FanfictionTak ada cahaya yang mampu menembus kegelapan yang ia ciptakan , namun terkadang ia adalah cahaya itu sendiri sehingga kegelapan miliknya mampu ia kendalikan dengan sempurna- Kim sunoo. Dingin yang menusuk , bukan lah sebuah ancaman, bahkan es kut...