Bagian 51

251 40 4
                                    

Apakah kalian tau rasanya tidak di inginkan atau merasa berbeda dan bersalah tanpa melakukan kesalahan.

Kalian pernah kesepian...? atau merasa putus asa karena rasa sakit yang tak kunjung sembuh yang ternyata sumbernya diri kalian sendiri.

Kim mengalaminya... Pemuda itu ceria (di dunia nyata atau dalam cerita ini) siapapun yang berada memihaknya akan merasakan sakit, karena akhir akhir ini satu dunia begitu menjijikan, mencemooh pemuda baik seperti Kim Sunoo, apa salahnya...?

kadang aku bertanya tanya. Mengapa semua orang seolah berhak menghakimi hanya karena ia sedikit berbeda dari teman temanya, padahal ia pemuda yang lembut, selalu berusaha tersenyum, memberikan yang terbaik pada sekeliling dan tidak pernah merugikan siapapun.

Oh mungkin Dia tidak menampakan rasa sakit kepermukaan, tapi siapa yang tau, ingin sekali aku meneriaki mereka, Stoop melukai bayiku jika hanya karena kehidupan kalian kurang menyenangkan, aku membenci mereka para pembenci Kim Sunoo.

Saat ini diruang megah itu, sunno membuka penuh matanya, ia selesai dengan rasa sakitnya, sesak didadanya masih tersisa sebutir air mata mengalir begitu saja.

Ia ingat semua mimpi mimpi menyakitkanya itu, tentang ayahnya yang awalnya tidak begitu menginginkannya, keluarganya yang berharap ia lenyap, teman teman masa kecilnya yang tidak memperlakukannya sebagai manusia dan semua penghuni bumi yang selalu mencaci ketika bertemu dengannya.

Pertahanannya runtuh, cahaya itu lenyap menyisakan kabut hitam memekat dan gulungan amarah yang siap meledak.

"Arrrgghh.." Kim Sunoo berteriak meluapkan amarahnya

Pemuda itu bangkit diiringi kabut hitam tebal menyelimuti dirinya, mata kelam Pemuda Kim tak menyisakan sedikit cahaya, wajahnya menggelap di balik tudung Hoodie berkabutnya.

Kim bangkit dengan kemarahan luar biasa Amarahnya datang tak terkendali, pemuda itu bergerak dengan kabut kabutnya begitu cepat mengagetkan semua orang, ia menghampiri dan menyerang Chan secara tiba tiba.

"sunn apa yang kau lakukan,... Seru Lee Heeseung semua orang yang berada disitu masih tertegun beberapa saat mencoba mencerna apa yang terjadi.

Di sisi lain Chan mencoba bertahan, dengan kekuatan besar itu napasnya mulai tidak beraturan, Sunno mencekiknya dengan Amarah, tentu saja hal itu membuat Hyunjin dan Felix mencoba menyelamtakan teman seangkatannya tersebut, namun belum saja mereka sempurna mendekat, kedua pemuda itu terpental begitu saja diikuti kabut Hitam yang akhirnya membuat sesak tenggorokan mereka juga, karena sulur sulur kabut hitam itu seperti tangan Sunno yang lain yang kini menekan kehidupan para anggota Osea tersebut, mereka ikut tercekik.

"Uhukk uhukk..." Ketiganya terbatuk batuk dan memukuli apapun yang berusaha meremas tenggorokan mereka

Semua orang semakin panik, beberapa berusaha mendekati Sunno, mencoba menenangkannya namun naas tak ada yang berhasil semua orang yang berusaha mendekat terus terpental, seolah di tepis oleh energi yang sangat besar.

Dan lebih kacaunya lagi entah sejak kapan Jay tiba tiba meradang, Setelah ia sendiri menddengar lonceng itu kepalanya berdenyut denyut tak karuan, Rambut emasnya menyala terang, dan setiap akar rambut itu menyiksa Jay dengan rasa sakit yang tak bisa di jelaskan.

Jungwon dan Jake yang bingung berusaha membantu Jay, sambil terus menoleh kesana kemari tidak tau apa yang sebenarnya terjadi, dan apa yang harus di lakukan.

Anak anak padus menyingkir, mereka bukan para petarung langkah mereka sudah benar menghindari Sunoo yang tak terkendali, Niki, sunghoon, Heeseung tetap berusaha mendekati sunoo, mencoba melepaskan cekikan sang sahabat dari leher kakak kelasnya tersebut namun tentu saja nihil.

Kali ini dengan kekalutan di ruangan tersebut, Jiwong melebur dengan percikan api dan asap hitamnya.

"Ayah mau kemana..." Seru Hyunjin dengan perasaan khawatir, untung saja para petugas istana langsung mendekat dan menenangkannya.

Tidak berapa lama Ratu Han So hee datang memeriksa kekacauan yang tengah terjadi di ruangan persembahan tersebut, ia bahkan menyaksikan dua Gumpalan Hitam yang kini melayang di udara, Setelah Jiwong berubah bentuk menjadi asap Hitam ia menarik Sunno menjauh dari Chan, Hyunjin dan Felix, dengan energinya kini Sunoopun telah menjadi gumpalan dan beradu kekuatan dengan si Raja Vampir itu.

Dan tidak berapa lama kedua gumpalan kegelapan itu lenyap dari pandangan semua orang, membuat Hyunjin dan yang lainya tentu saja khawatir, termasuk Chan Yan kini terduduk mengkhawatirkan di lantai marmer berkilat.

Dengan Napas terengah ia menengok kearah kedua temanya yang keadaanya tak jauh berbeda darinya, ia hanya dapat bernafas lega memangnya apalagi yang ia harapkan, ia sendiri merasa pantas mendapatkan itu semua.

Sang Ratu yang melihat bekas kekacauan dan Jay yang masih meratap kesakitan langsung memberi perintah.

"Bantu mereka, panggil peri kesehatan..." Perintah Ratu yang langsung diangguki semua orang yang masih termangu di tempat kejadian

Chan Hyunjin dan Felix, di papah oleh para peri keluar dari ruangan tersebut dan Jay dengan sihir sang ratu di pindahkan menuju ruangan khusus lainnya menggunakan portal berpindah sekejap mata.

Di tempat Lain sunoo tengah menyunggingkan bibirnya, dengan tatapan yang sulit di artikan pemuda itu tengah mengacungkan pedang berkabut di leher si Raja Vampir.

Tidak ada perlawanan, sebaliknya Jiwong menatap Sendu anak dari kerabat baiknyaa tersebut. ia sudah terduduk di kastilnya sendiri para Vampir bawahannya terjebak dalam gulungan kegelapan yang sunoo ciptakan mereka mendapatkan itu karena berusaha membantu Rajanya. Ia dengan Hati dinginnya berusaha melukai siapapun yang mencoba menghalangi.

Namun amarah Kim akhirnya mereda, ia sendiri yang melenyapkan Pedang berkabut setelah menggores sedikit leher pucat Kim Jiwong, bersamaan dengan itu gulungan kabut hitam yang menghentikan para Vampir lainpun ikut menghilang

"Kenapa berhenti" ucap Jiwong pelan ia kemudian bangkit dari duduknya, dan menepuk nepukan kedua tangannya berusaha menghilangkan debu, lelaki dewasa itu bertingkah seolah tidak terjadi apa pa sebelumnya.

Sunno yang sudah berbalik membelakangi Kim Jiwong menarik kabut kabut hitamnya.

"Aku tidak punya masalah denganmu" seru dengan tak acuh padahal yang ia ajak bicara adalah Lelaki yang lebih tua darinya.

Hemmh Jiwong menghela mencoba memahami pemuda berhati dingin tersebut, bahkan Jiwong membiarkan Sunoo melenggang menaiki tangga kastilnya.

"Di mana kamarmu, aku lelah ingin menenangkan pikiran" tambahnya lagi dan Jiwong tanpa banyak bicara langsung mengekori pemuda pemarah itu lalu menunjukan Kamar pribadinya dan mempersilahkan Kim untuk menggunakan kamarnya

Tentu saja hal itu membuat semua anak buah Vampir Jiwong merasa tidak terima dan bingung dengan siapa sebenarnya bocah menyebalkan itu, sampai sampai Rajanya yang terkenal dingin itu begitu memperbolehkan kamar pribadinya di gunakan oleh orang asing yang entah siapa itu.



Enhypen- The Magic ElementalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang