Bagian 22

464 104 12
                                    

Suara binatang malam semakin bising di telinga,  Pemuda Kim masih berada di tempat itu, mata tajamnya menatap orang yang sejak tadi mengusik kegiatanya memeriksa sesuatu, yah sudah seminggu ini tanpa di ketahui siapapun ia tengah menangkap banyak hal janggal, dan dengan diam diam pemuda itu menyelinap keluar asrama pergi kebukit paling tinggi di Lembah berpendar mengawasi apapun yang terlihat mencurigakan.

''maafkan aku jika terus mengganggu mu, tapi kau tau dari mana bahwa aku adalah orang yang sama dari turnament kematian.." ucap pemuda dihadapanya dengan rasa penasaran yang tinggi jelas saja ia tidak pernah memberi tau siapapun bahwa ia tidak menggunakan wajah aslinya waktu itu, ia mengunakan ramuan agar bisa mendaftar turnament tersebut 

pemuda Kim menyeringai tak ramah

"karena kau terlihat sama bodohnya...'' balas pemuda kim dengan wajah tanpa rasa bersalahnya 

''apa..? dongpyo terjingkat tak percaya kini wajahnya memarah kesal sudah tak bisa di membiarkan lagi pemuda dihadapanya itu 

''Kenapa cara bicaramu kasar sekali... aku tau kau yang menyelamatkanku tapi tidak sepantasnya kau berkata tidak sopan pada seniormu ini'' dongpyo bicara cepat, seperti penyanyi rap, ia tak peduli lagi pada aura kegelapan yang pemuda di hadapanya keluarkan ia hanya begitu kesal dan perlu meluapkan segalanya

''cihh..' kIm berdecih tak melepaskan pandanganya dari dongpyo

''kau memang bodoh.....'' kata pemuda Kim terjeda

''jika kau sedikit lebihh pintar, seharusnya kau tidak pernah ikut turnament paling gila itu.." tambahnya lagi membuat dongpyo  mengerjap ngerjap di tempatnya

''aku akan pergi, jangan menguntit lagi.. dan jika kau akan mengadukankupun silahkan.... aku tak peduli...'' iapun meninggalkan son dongpyo di tempatnya yang masih tergugu, berlalu pergi menuju Hutan yang tak jauh dari bukit tersebut

''eh... kim mau kemana kau...'' seru dongpyo kemudian melihat kepergian pemuda Kim yang meninggalkanya

________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Hutan itu bukan hutan buatan seperti di padang bayangan, Rimbun pepohonan benar benar menutupi cahaya rembulan yang malam itu bertengger di langit, rimba gelap dihadapan pemuda Kim itu cukup membuat seseorang dengan nyali tipis terkencing di celana, kim memasuki hutan semakin dalam, suara gemerisik binatang malam memenuhi pendengarnya, serangga seranga tak henti hentinya menjerit entah apa yang tengah menimpa mereka tetapi pemuda Kim tau ada yang tidak beres dengan malam ini, dengan mata sekelam malamya, kini ia tau bahwa ia telah sangat dalam berada di jantung hutan, yang jelas membuat keadadan hutan semakin Rimba dan gelap

''aaaakkhhhhh'' Jeritan seseorang mengalihkan Atensinya, sedetik kemudian pemuda itu mendengus sebal ia tau siapa pemilik teriakan tersebut dengan secepat kilat kabut hitam menyelimuti tubuhnya lalu ia hilang begitu saja.

Disana ia dapat melihat dengan Kesal kakak tingkatnya tengah jatuh terduduk di tanah lembap hutan tersebut

''sudah kubilang jangan mengikutiku...'' sergah Pemuda Kim memarahi seniornya itu 

''jangan marah marah dulu...'' ucap dongpyo dengan wajah melasnya

''tolong aku...'' ia tidak peduli lagi dengan rasa malunya lalu menyodorkan tanganya agar Kim Sunoo mau membantu, jelas pemuda itu tidak bisa bergerak ada akar hidup yang meliliti kakinya 

tanpa banyak bicara dengan kekuatanya pemuda kim  memunculkan sebuah pedang berselimut kabut hitam yang mengelilingi semua bagian tajamnya , lalu memotong semua akar akar di kaki son dongpyo dengan seketika pula akar akar itu menggeliat seperti cacing yang tubuhnya terkoyak, 

Enhypen- The Magic ElementalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang