Disebuah kastel megah dengan tiang tiang penyangga berukuran raksasa, sebuah keluarga tengah asik menatap dinding kaca, dalam dinding kaca itu bergerak gerak gambar yang tengah memperlihatkan keadaan terkini seluruh negeri.
176 jiwa berbakat di kabarkan tiba tiba kehilangan bakatnya sepuluh diantaranya mengalami lumpuh total, dan yang lainya tak mampu mengeluarkan lagi kekuatan dari tubuhnya, mereka benar benar terlihat putus asa, dari dinding kaca yang mampu memperlihatkan keadaan terkini itu, kini terlihat beberapa orang yang tengah tergeletak tak berdaya, seorang perempuan yang kini mengambil alih gambar di dinding kaca menyampaikan informasi terkini, di kabarkan lagi bahwa kejadian ini terjadi tadi malam setelah turnamen paling mematikan di seluruh negeri berlangsung, mereka semua yakin bahwa ini semua ulah salah seorang pengendali kegelapan yang belum di ketahui identitasnya.
"apa pendapat mu tentang ini pangeran...'' seseorang dengan baju kerajaan dan perniknya menatap seorang pemuda yang ia sebut pangeran, meminta respon dengan keadaan Negeri yang di pimpinya itu
"Mungkin saja mereka kembali...'' sang pangeran melipat kakinya di atas tahta.
"siapa maksudmu...''
Pangeran masih di posisi yang sama duduk melipat kaki dengan angkuh tanpa mengidahkan pandanganya dari dingdin kaca pengabar "Keturunan murni.... siapa lagi ? pewaris sah Negeri ini, PENGENDALI KEGELAPAN...'' jawab sang pangeran dingin tanpa memerdulikan ekspresi ayahnya yang mulai terlihat kesal
________________________________________________
Sementara di bagian jauh Negeri itu sesosok pemuda tengah merengek kesakitan
"akhh... sakittt ayah... ohok ohok.."
"ampun hiks....." seorang pemuda manis dengan luka luka lebam diseluruh tubuhnya merintih memohon ampun
Pemuda dengan wajah bersinar bak cahaya purnama ke enam belas itu, terangkat tubuhnya sejauh setengah meter, ia merasa sesak, tenggorokanya sakit tersedak berkali kali, tangan ayahnya yang besar dan berurat tengah melingkari lehernya, mencekik tanpa perasaan
''aku takan melepaskanya KIM, suruh sodaramu keluar" gigi sang ayah bergeretak kesal, onyx hitamsekelam malamya dipenuhi amarah.
"ayah maafkan aku... hokkhh"
''aku sudah maafkan bahkan menghukummu, membuatmu menderita luka luka yang begitu dalam, karena ternyata kamu lengah tidak mampu menjaganya untuk tidak keluarsaat itu, sekarang giliran sodaramu menerima hukuman, kemana dia sekarang...? kenapa anak itu tidak mau menolong adiknya sendiri...'' sang ayah terkekeh
''aku tidak akan membiarkanya, ...ohok.... untuk keluar ayah..... aku.... aku tau sekejam apapun....'' suara sang anak tersendat
''kau tidak akan membunuhku... ohkkoohk...'' pemuda yang di sebut KIm itu mulai menitikan air matanya menahan sakit
''kurang ajar..." sang ayah melemparkan tubuh anaknya itu kediding kastil kediaman mereka, bunyi berdebum terdengar bersamaan dengan jatuhnya pemuda manis yang wajahnya bersinar layaknya purnama ke enam belas itu.
''dasar anak anak nakal.... kenapa kalian tidak mengerti hah.... '' marah sang ayah lagi, dengan suara tingginya memunculkan aura kelam tiada tara kabut hitam menguasai tubuh sang ayah menimbulkan angin di sekitar tubuh membuat jubah yang ia kenakan berkibar kibar seolah ikut menanggung marahnya.
''maafkan aku ayah... sekali lagi maafkan aku hiks hiks...'' pemuda manis itu meringkuk di pojokan kastil merasa bersalah
''sudah kubilang jangan ikut campur urusan mereka, biarkan mereka saling membunuh dan mati karena kebodohan mereka sendiri, kita sudah terusir KIM, kita di boikot beribu ribu tahun, kebebasan kita mereka renggut seenaknya sendiri. Mereka bilang kita menakutkan hanya karena berasal dari kegelapan, padahal kenyataannya mereka lebih apapun, kejahatan politik, cara bertahan hidup, kekejaman memimpin, menjijikan itu sangat menjijikan.
kini sang ayah mencengkram rambutnya menahan amarah mencoba melampiaskan pada dirinya sendiri.
''maafkan aku ayah...hiks... aku tidak bermaksud membuatmu kesal, aku hanya meresa kasian pada orang itu, dan....dan sodaraku juga merasakan hal yang sama'' kini pemuda itu menatap lembut ayahnya yang terlihat prustasi.
kim Taehyung ayah pemuda manis itu menatap balik mata indah sang anak, Taehyung tau itu bukan tatapan biasa, tatapan dengan anugerah sepecial yang mampu menhipnotis siapapun yang menatapnya, tatapan yang mampu membuat yang menatapnya merasa tenang atau sebaliknya, tatapan itu di turunkan oleh ibunya, tatapan Isterinya yang telah lama meninggalkan mereka, tatapan sang Dewi, ya.... Dewi Cahaya, ibu kandung dari putra mahkota raja kegelapan dan Dewi cahaya Kim Doennnu-Kim sunoo.
''ya... baiklah, ayah tak mampu berbuat apapun jika sudah seperti ini... meski karena ulah kalian kini para pengendali kegelapan yang sudah diusir ke kastil gunung gunung ini, di cabut ijin Sihirnya ayah tidak akan menghukum kalian lagi.
''besok.... pagi pagi sekali ayah akan mengantarkkan kalian ke akademi...'' wajah pemuda itu terlihat syok mendengar penuturan Taehyung.
''tapi ayah... aku tidak mau'' aku tidak suka bergaul dengan orang orang....'' kini si pemuda manis itu mendekat merengkuh lutut ayahnya merengek dengan keputusan sepihak sang ayah
Pemuda Kim tau ia salah, tapi pergi keakademi, itu hal yang sangat mengerikan baginya, berkenalan dengan orang asing yang ia tau pasti mereka tidak akan menyukainya, tak ada para Elemental yang menyukai pengendali kegelapan sepertinya, dan lebih parahnya lagi bahkan ia juga tak di sukai sebangsanya sendiri, pemuda itu berbeda ia cacat putra mahkota tanpa mahkota yang cacat.
Bukan cacat fisiknya, jelas jika itu masalah fisik dia jauh diatas sempurna, mata rubahnya yang indah dengan tatapan lembut dan iris amber berkilat seterang matahari, wajah putih bersih yang seolah bercahaya layaknya purnama ke enam belas, senyuman lembut dan manis menentramakan hati, pembawaan lugu dan menyenangkan. tapi masalahnya bukan itu, hanya dirinya yang tau selama ini seburuk apa orang orang menilainya dan mendiskriminasinya sihingga ia mengalami trauma yang dalam. yang akhirnya membangkitkan sodaranya sebagai pelindung.
''tidak bisa... keputusan ayah sudah bulat... kalian sudah melanggar janji, ini hukuman untuk kalian berdua, terutama kamu Doennu mulailah bertingkah dewasa...'' tegas sang ayah tak menghiraukan rengekan Kim kecil.
''Mulailah berkemas ssekarang..... ayah akan mengurusi kekacauan lain dampak dari perbuatan kalian...''
"sekarang kamu minggir....'' tuan Kim melepaskan Rengkuhan anaknya itu, kemudian berlalu meniggalkan kastil.
"ayah.... kenapa kau mengusirku hikkss'' pemuda manis itu mengusap pipinya yang mulai banjir oleh air matanya sendiri, sesak didanya membayangkan akan seperti apa masa depanya di akademi nanti membuatnya membangunkan seseorang dalam dirinya.
"KIM Jangan sekarang...'' ucap nya lirih pada dirinya sendiri
Cahaya purnama di wajah donu redupseketika, kilatan matanya berubah kelam tak ada tatapan hangat sang Dewi cahaya, tatapan itu adalah milik sang ayah raja kegelapan, Kim sunoo datang membawa dirinya pada dunia, semua penggambaran manis dalam satu tubuh yang sama itu menghilang. rambut putih berubah jadi hitam legam, matanya menyorot tajam dan kelam sekelam malam tanpa Rembulan. semua pakaian cerah yang tadi dipakai tubuh yang sama,Kim Donuu. kini berubah jadi berwarna hitam gelap, jubah hitam berkabut muncul melingakar hampir menutupi semua bagian tubuhnya dengan tudung gelap yang juga menutupi kepalanya.
Pemuda Kim berdiri gagah dan dingin secara bersamaan dengan sekali gerakan tangan pada jubah hitamnya, kabut hitam tebal menyelimuti tubuh itu, kemudian sepersekian detik lenyap membawa tubuhnya entah kemana......
KAMU SEDANG MEMBACA
Enhypen- The Magic Elemental
FanficTak ada cahaya yang mampu menembus kegelapan yang ia ciptakan , namun terkadang ia adalah cahaya itu sendiri sehingga kegelapan miliknya mampu ia kendalikan dengan sempurna- Kim sunoo. Dingin yang menusuk , bukan lah sebuah ancaman, bahkan es kut...