Tiga orang siswa berdiri di depan kelas untuk memaparkan hasil tugasnya. Lebih tepatnya dua orang yang berdiri untuk melakukan presentasi, satu orang lainnya hanya duduk di kursi guru menjadi moderator yang mengoperasikan sebuah laptop.
Sebagian besar siswa kelas XII IPA 1 menatap layar proyektor yang menampilkan pemaparan materi kelompok Arletha, Keisha, dan Arsen. Sebagian sisanya memilih untuk menyibukkan diri dengan hal lain seperti tidur atau bermain ponsel. Bagi orang-orang seperti mereka, memperhatikan presentasi orang lain bukanlah keahliannya.
Sesekali Bu Rahma menganggukkan kepala mendengar Arletha dan Keisha yang bergantian memaparkan materi biologi yang menjadi tugasnya. Tangan guru itu memegang sebuah pulpen yang siap menuliskan angka di lembar penilaian.
"Kelainan genetik yang terakhir adalah Jacob syndrome. Pada manusia normal, perempuan memiliki kromosom XX dan laki-laki memiliki kromosom XY, sedangkan penderita Jacob syndrome memiliki kromosom XYY. Salah satu ciri penderita kelainan ini adalah memiliki emosi yang tidak stabil bahkan bersifat eksplosif. Oleh karena itu penderita Jacob syndrome atau sindrom psikopat ini sering ditemui pada nadirapidana dalam penjara."
Sejenak Arletha mengambil napas sebelum kembali berucap, "Sekian pemaparan dari kelompok kami. Apakah ada pertanyaan?"
Seseorang mengangkat tangan untuk bertanya. "Izin bertanya. Apa yang menyebabkan seseorang dapat mengalami kelainan kromosom? Apakah faktor keturunan berperan dalam kelainan tersebut?"
Arletha mengangguk setelah mencatat pertanyaan itu dalam notes kecil yang ia bawa.
"Baik. Terima kasih atas pertanyaannya, Aldo. Pertanyaan akan dijawab oleh Keisha." Arletha tersenyum menatap Keisha dengan tampang tak berdosa.
Keisha berdecak lirih. Ia kira Arletha yang akan menjawab pertanyaan. Tapi ternyata gadis itu malah melemparkan pertanyaan itu padanya.
"Kelainan kromosom disebabkan oleh kesalahan pada saat fase pembelahan sel tahap awal ketika pembuahan sel telur oleh sperma. Kelainan kromosom dapat terjadi di tahap pembelahan meiosis maupun mitosis." Keisha mulai menjawab pertanyaan dengan pengetahuannya.
"Kesalahan dalam pembelahan sel disebut nondisjunction. Hal ini dapat menyebabkan kromosom janin memiliki kelebihan kromosom atau trisomi maupun kehilangan kromosom atau monosomi. Penyebab dari kelainan itu sendiri bermacam-macam. Salah satunya karena faktor genetik dari pihak ayah maupun ibu. Tapi faktor genetik ini bukan satu-satunya penyebab kelainan kromosom. Faktor usia ibu juga bisa menjadi salah satu penyebabnya. Ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun memiliki risiko lebih besar untuk melahirkan anak dengan kelainan kromosom."
Arletha menatap bangga ke arah Keisha. Tidak diragukan lagi, gadis itu memang pantas mendapat julukan queen of biology.
Setelah menyelesaikan presentasinya, ketiga orang itu beranjak kembali ke tempat duduk masing-masing.
Arsen membawa laptop Keisha untuk dikembalikan kepada pemiliknya. Sebelum menyerahkan laptop itu pada Keisha, ia menatap heran wallpaper laptop itu.
"Royal College of Art?" Lelaki itu menaikkan sebelah alisnya menatap Keisha.
"Bukannya lo mau ke Harvard Medical School?" tanyanya lagi.
Perguruan tinggi impian bukanlah rahasia lagi bagi siswa-siswi kelas dua belas SMA Ganesha. Setiap siswa kelas dua belas diwajibkan menulis perguruan tinggi impian mereka di papan presensi yang dipajang di sebelah papan tulis.
Harvard Medical School.
Sebuah perguruan tinggi terbaik di dunia dalam bidang kesehatan. Nama perguruan tinggi itu terpampang di sebelah nama Keisha Kalara. Tapi anehnya gadis itu justru menggunakan foto Royal College of Art–salah satu perguruan tinggi terbaik di dunia dalam bidang seni sebagai wallpaper laptopnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/317108318-288-k770082.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Top Students
Novela JuvenilKepindahan Arletha Xaviera ke SMA Ganesha bukanlah tanpa tujuan. Gadis pecinta pelajaran Kimia itu berniat menyelidiki penyebab kematian bunuh diri sepupunya yang bernama Karina Frandella. Berkat barang bukti yang ditemukan di kamar Karina, ia menye...