Langkah kaki jenjang berbalut sepatu hitam mengkilap itu terhenti tatkala suara dering telepon menyapa telinga. Gadis berambut pirang itu menoleh ke arah sumber suara.
Setelah melihat sang pemilik ponsel mengangkat teleponnya, Ara berniat kembali melangkah. Namun, perkataan orang yang ia lihat tadi membuatnya mengurungkan niat.
"Maksud papa Karina?" Keisha masih menempelkan ponsel di telingannya.
Ara mendengarkan pembicaraan Keisha dengan seseorang yang menelponnya. Ia sedikit menyembunyikan tubuhnya di balik rak buku perpustakaan.
Menguping bukanlah suatu kebiasaan Ara. Tapi kali ini ia merasa perlu melakukannya.
"Si peringkat satu itu udah tersingkir. Papa gak usah khawatir, nggak ada lagi penghalang buat aku dapetin peringkat pertama."
Terdengar nada frustasi dari Keisha saat mengatakannya. Tapi bukan nada frustasi Keisha yang menjadi fokus Ara, melainkan kalimat yang ia ucapkan.
"Tersingkir.."
"Penghalang.."
"Peringkat pertama.."
Ara menyebutkan beberapa kata kunci itu dengan lirih agar tak terdengar siapa pun. Ia memutar otak seakan sedang menyusun potongan puzzle.
Selang beberapa detik ia melebarkan mata.
"Jangan bilang..."
***
Tiga siswi XII IPA 1 itu memilih menghabiskan waktu istirahatnya di kelas. Katakanlah ketiganya sedang sama-sama mager untuk pergi ke kantin.
"Sar, daritadi lo main hp mulu sih," sindir Arletha kepada Sarah.
"Biasa lah Ar, habis jadian dia," ungkap Clara.
"Seriusan? Sama siapa? Kapan? Kok gue nggak tau?" Arletha menghujani Sarah dengan pertanyaan bertubi-tubi.
"Hehe habisnya lo nempel mulu sama Arsen, gimana gue mau ngasih tau," jujur Sarah.
Arletha mendelik tak terima. "Idih siapa juga yang nempel sama Arsen. Nggak usah ngadi-ngadi."
Sarah meletakkan ponselnya di atas meja dan menatap ke arah Arletha. "Emang kenyataannya begitu kan."
Arletha mendengus kesal. "Jawab dulu pertanyaan gue. Lo jadian sama siapa dan kapan?"
Gadis itu tersenyum kecil. "Namanya Jerry, anak SMA Garuda. Kita jadian sejak dua hari yang lalu."
"Oh Jerry."
"Lo kenal sama Jerry?" heboh Sarah.
"Enggak lah. Lo kan tau gue baru pindah ke kota ini," jawab Arletha.
"Yeu gue kira lo kenal, Ar."
Arletha menggeleng saja. Mana mungkin ia mengenal anak sekolah lain. Anak SMA Ganesha saja belum tentu ia kenali semua.
"Lo sendiri udah kenal berapa lama sama dia?" tanya Arletha pada Sarah.
"Belum lama sih," jawabnya.
"Satu tahun?" tebak Arletha.
Sarah menggeleng. Dengan senyuman polosnya ia menjawab, "Satu bulan."
"Satu bulan?!" Arletha merasa tak percaya. "Lo jadian sama orang yang baru lo kenal satu bulan?!"
Arletha beralih menatap Clara yang terlihat biasa saja. "Cla, lo nggak nasihatin dia?"
"Gue udah capek ngasih dia siraman rohani," ucap Clara.
Arletha beralih memegang kedua bahu Sarah. "Sar, lo yakin dia cowok baik-baik? Kalian baru kenal satu bulan. Lo belum tau dia kayak apa. Nanti kalo dia jahatin lo gimana?"
![](https://img.wattpad.com/cover/317108318-288-k770082.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Top Students
Fiksi RemajaKepindahan Arletha Xaviera ke SMA Ganesha bukanlah tanpa tujuan. Gadis pecinta pelajaran Kimia itu berniat menyelidiki penyebab kematian bunuh diri sepupunya yang bernama Karina Frandella. Berkat barang bukti yang ditemukan di kamar Karina, ia menye...