03. Penipu handal

355 227 399
                                    

"Huffttt ... gila, gue pikir gue bakal mati barusan," ucap Sean asal ketika baru memasuki kelas. Dari sekian lama ia berlari, Sean baru di ijinkan masuk ke dalam kelas ketika jam istirahat.

"Ohok! Tenggorokan gue kering kaya padang pasir."

"Eh bocil, abis di hukum lo?" tanya Verie yang tiba-tiba datang dari arah belakang.

Lysandra Reverie—teman dekat Sean—merupakan gadis yang memiliki kulit seputih susu serta tulang hidung yang mancung, benar-benar membuatnya terlihat cantik! Ditambah lagi rambut panjang lurus miliknya yang berwarna hitam pekat, Verie bagaikan bintang iklan shampoo. Namun siapa sangka? Di balik kecantikannya itu, Verie merupakan gadis yang pecicilan, suka mengejek, tapi penyayang.

"Iya nih kaka," balas Sean sok imut.

"Euw jijik. By the way, lo udah makan belum? pasti capek kan lari berkali-kali." Nadanya memang mengejek, tetapi percayalah, sebenarnya Verie itu adalah gadis yang benar-benar peduli dan menyayangi Sean.

"Ga laper, lo aja yang makan. Gue mau istirahat dulu di sini."

"Yaudah, gue juga tadi mau sekalian ngasih ini ke lo." Verie memberikan gantungan kunci berbentuk teddy bear kepada Sean.

"Lho? Ini kan?" gumamnya pelan.

Seakan-akan mengerti dan tahu apa yang akan Sean tanyakan, sebelum benar-benar keluar dari dalam kelas Verie menoleh terlebih dahulu ke arah Sean lalu tersenyum. "Tadi gue nemu itu di taman belakang sekolah, ngegeletak begitu aja." Setelah berkata seperti itu Verie benar-benar pergi meninggalkan Sean sendiri di dalam kelas.

Sean menatap gantungan kunci di tangannya dengan sendu.  "Ah ... ga, gantungan kunci kaya gini kan banyak, ga mungkin Evan kaya gini ke gue," ucap Sean berusaha berpikir positif.

Sean melangkah mendekat menuju tempat duduk Evan, gadis itu mencoba memeriksa, apakah benar Evan sengaja membuang gantungan kunci pemberiannya kemarin lusa. "Ternyata, emang di buang?" Gadis itu menggigit bibir bawahnya kesal ketika melihat tas Evan polos, tak ada gantungan kunci pemberian dirinya. Padahal di saat Sean memberikannya waktu itu, Evan langsung memasangnya di tas.

"Tunggu di situ, gue masuk dulu. Mau ketemu bebeb!" Suara bariton yang tidak asing itu berhasil membuat Sean segera menoleh ke arah sumber suara.

"Sean? lo ga makan?" Evan datang dengan senyuman manisnya, tangannya terulur untuk mengelus pucuk kepala Sean lembut.

Tak mau berbasa basi, Sean menunjukkan gantungan kunci itu tepat di depan wajah Evan. "Lo buang ini?" tanyanya dengan wajah ketus.

Menatap gantungan kunci itu sekilas, setelahnya Evan terkejut ketika baru mengingat sesuatu. "Ah ini, akhirnya ketemu! Sehari setelah lo kasih, gantungan kunci yang lucu ini ilang," ucapnya kemudian mengambil alih gantungan kunci itu dari tangan Sean.

"Yakin ilang? Bukan di buang?"

"Hm? Di buang? Ga mungkin lah, secara ini kan dari lo, pacar terlucunya Evan!"

Melihat ekspresi wajah Sean yang masih merenggut, Evan menghela nafas pelan kemudian tersenyum lembut. "Ga mungkin gue buang hadiah ini, Sean. Lo percaya sama gue, kan?" ucapnya lembut sembari menangkup kedua pipi Sean.

Sean's True Love [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang