09. Penyakit hati

224 114 410
                                    

Rumah?
Aku tidak punya rumah untuk pulang. Aku hanya punya diriku, sendiri dan kesepian.
Rumah hanya milik orang yang beruntung, dan nyatanya aku tak seberuntung itu.

-Maurella Arutalla-

•••

Ella kecil merasa iri, kepada mereka yang bisa di antar dan di jemput oleh kedua orang tuanya ketika sekolah. Ella kecil merasa sedih, mengapa hanya dirinya yang berbeda?

"Aku mempunyai semuanya, tapi mengapa aku tidak sebahagia dirinya?" gumamnya pelan, kini pandangannya tak lepas memandangi Sean yang tengah tersenyum penuh kebahagiaan sembari menggenggam kedua tangan orang tuanya.

Ketika anak-anak lain di jemput oleh kedua orang tuanya, tidak dengan Ella. Setiap harinya gadis itu di antar dan di jemput oleh supir pribadinya, membosankan.

"Ella, Belum di jemput?" Merasa ada yang memanggil namanya, Ella pun menoleh ke arah sumber suara, dan langsung mendapati Ashaliya serta Sean dan juga Ares yang tengah tersenyum kepadanya.

"Belum Bunda," balasnya ramah sembari tersenyum manis.

"Ini buat kamu, rasa strawberry kesukaan Ella." Sean memberikan es krim dengan rasa favorit dirinya.

"Terimakasih, Sean! Kamu emang tau segalanya tentang aku."

"Ah, jangan begitu, aku tidak sehebat itu. Ngomong-ngomong kamu mau pulang bareng aku?" tanya Sean yang mendapati gelengan dari Ella. "Kenapa?" tanya Sean dengan nada suara yang ia kecilkan.

Melihat tidak ada jawaban sama sekali dari sang lawan bicara. Dengan segera Sean kembali berbicara. "Oke, aku paham. Kalau begitu aku duluan ya!"

"Bunda, Ayah, sama Sean duluan. Kalau memang kamu ada waktu senggang, bermain lah bersama Sean, ya. Pintu rumah kami selalu terbuka untuk gadis cantik dan baik seperti mu." Liya mengelus pucuk kepala Ella dengan sayang. Jangan lupakan kecupan manis sebagai penutupnya.

Hatinya berdesir ketika merasakan kecupan manis di pucuk kepalanya. Sungguh, Ella sangat menginginkan sosok ibu seperti Liya.

Dia Maurella Arutalla. Gadis kecil berparas cantik yang masih menginjakkan kaki di taman kanak-kanak, namun memiliki daya pikir layaknya orang dewasa. Ella mempunyai segalanya, harta, tahta, kecantikan, kepintaran, bahkan ia mempunyai mainan yang tidak di miliki teman teman seusianya karena terlalu mahal harganya, dia memilikinya, dia memiliki semuanya.

Ella bisa melakukan apapun yang ia mau. Memakan semua cake dan juga es krim dengan rasa strawberry yang harganya sangat fantastis. Pakaian cantik, mainan mewah, bahkan Ella memiliki kamar dengan decor impiannya.

Semua memujinya, semua memujanya, semua mata hanya tertuju kepadanya.

Bagaimana tidak? Bukan hanya semua keinginannya yang terkabul, Ella juga tumbuh menjadi anak yang pintar dan juga cantik.

Matanya yang tajam serta bola mata yang sebiru laut seperti mommynya, kulit seputih susu, rambut panjang pirang yang bergelombang.

Sempurna.

Daddy nya memberikan apapun yang ia inginkan, apapun itu. Tapi ...

Tidak dengan kasih sayangnya.

Tidak dengan perhatiannya.

Ella kesepian, ia tak membutuhkan sandaran, ia hanya menginginkan teman.

Tetapi lihatlah, betapa baiknya Tuhan kepada dirinya, yang mempertemukan Ella dengan Sean dan juga keluarganya. Membuat dirinya mengerti arti kebahagiaan sesungguhnya.

Sean's True Love [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang