Dia menjadikan mu peran utama
Atau hanya dijadikan peran untuk menggantikan yang utama?-Arseanna Lorakeyra-
•••
"Wah! Mendung. Fiks sih ini mah kita ga olahraga," ucap Verie girang.
Siang ini, langit begitu murung, diiringi dengan kabut mendung. Awan hitam mendominasi langit, serta semilir angin mulai berbisik. Di saat semua temannya berteriak rusuh, Sean lebih memilih untuk menumpang duduk pada kursi yang berada tepat di samping jendela. Sean mendongak memperhatikan langit, memperhatikan awan yang bergerak lambat.
Verie yang merasa ganjil dengan sikap Sean yang biasanya selalu kelebihan tenaga, kini justru hanya menopang dagu dengan lesu. Gadis itu menghampiri Anza. "Kenapa tuh?" Verie menunjuk Sean.
"Biasa." Anza menjawab seadanya.
Tanpa kode ataupun aba-aba, kedua gadis itu jalan mendekati Sean. "Perasaan yang lagi dapet itu gue, ko jadi lo yang badmood?" ucap Verie.
"Dapet apa lo? Nasi kotak? Nasi kuning?" ejek Anza.
"Apaan sih! udah lah, cowo mah ga akan ngerti betapa sakitnya hari pertama haid."
Bugh!
"SAKIT ANZA!" teriak Verie kesal ketika Anza melempari dirinya menggunakan buku yang cukup tebal.
"Gue cewe, jaga mulut lo!" Anza menatap manik mata Verie tajam.
Sean memijat pelipisnya pusing. "Berisik! Pusing nih kepala cecan!" Sean menggebrak meja cukup keras. Sean tau, Verie dan Anza itu hanya bercanda. Mereka berdua memang mempunyai cara tersendiri untuk menghibur dirinya.
"Aduh, kepala cecan pusing? Sini aing pijitin." Verie menghampiri Sean, tanpa basa basi gadis itu mengeluarkan bakat terpendamnya. "Enak banget Ver! Geseran ke kanan dikit." Sean merem melek dibuatnya.
"Lo ga cape, Sean?" Anza menatap sedih ke arah Sean. Sepintar apapun Sean menyembunyikannya, entah mengapa Verie dan Anza selalu tau bahwa Sean sedang tidak baik-baik saja. Mungkin, karena gadis itu selalu ceria dan jujur setiap harinya, maka dari itu Sean payah dalam hal berbohong.
Seketika ekspresi wajah Sean kembali berubah. Bukannya menjawab, gadis itu justru menengok kearah jendela, memperhatikan satu persatu tetesan air yang jatuh ke bumi. "Udah lah Za, cinta tuh suka bikin orang bego, nih buktinya. Sean lagi kemakan bego nya cinta," ucap Verie. Sean tak bisa mengelak, bagaimanapun juga apa yang Verie katakan itu benar adanya.
"Ga selamanya kita harus menggunakan perasaan, lo punya hak buat dapetin laki-laki yang jauh lebih baik dari Evan." Verie berkata dengan suara pelan.
"Tapi bahagianya gue itu, Evan ...," batin Sean.
"Jangan ceroboh! tetep pake logika, lo perlu hati-hati, apalagi dalam urusan hati!" ucap Anza yang seakan-akan tau apa yang Sean pikirkan.
"Hallo! mohon perhatiannya semua!" teriak Ghabi-ketua kelas.
"Jadi tadi saya tidak sengaja berpapasan dengan Pak indra, untuk pelajaran olahraga ini sementara kita lakukan di ruang olahraga atau Gimnasium yang ada di samping perpustakaan sampai menunggu hujannya berhenti. Semuanya tidak ada yang boleh di dalam kelas, wajib ke ruang olahraga sekarang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sean's True Love [TERBIT]
Teen FictionHidup dengan kebahagiaan, menjalani hari dengan penuh keceriaan. Itulah yang Sean lakukan, untuk menghibur semua orang. Arseanna Lorakeyra, gadis pendek dengan rambut sebatas bahu, serta poni yang membuatnya terlihat lucu. Semakin beriringnya waktu...