"Sean!" Verie menepuk pundak Sean, hal itu berhasil membuat gadis itu tersentak kaget. "Tadi gue ngapain?" tanya Sean yang membuat Ella serta Verie mengerutkan keningnya bingung.
"Abis Ella ngasih paper bag itu, lo buka. Ga lama setelah itu lo bengong," ucap Verie yang dibalas anggukan dari Ella. "Kayaknya lo kecapean ya?" Ella menatap Sean khawatir.
Sean menghela nafasnya pelan, jadi tadi dirinya baru saja berhalusinasi, ya? Ella yang melihat Sean masih dalam keadaan linglung, memutuskan untuk berpamitan. "Kalau gitu, gue duluan ke kelas ya. See you Sean! Oh ya Ver, selamat menikmati makanan lo kembali." Ella pergi sembari melambaikan tangannya.
Sean membalasnya dengan anggukan dan senyum sekilas, sementara Verie hanya merotasi kan bola matanya malas. "Seharusnya emang pergi aja dari awal," gerutunya pelan.
Setelah kepergian Ella serta decak kagum seluruh penghuni kantin. Telapak tangan Verie terulur untuk mengusap lembut punggung tangan Sean. Berusaha untuk memberikan Sean sebuah kehangatan. "Sean, are you okey?" tanya Verie lembut.
"Iya, cuma sedikit butuh healing aja." Sean tersenyum manis. "Lo lanjutin aja dulu makannya. Kalau udah abis, nanti kita langsung ke kelas," ucap Sean yang hanya di balas anggukan dari Verie.
Sembari menunggu Verie selesai makan, ingatan Sean tiba-tiba terulang—keesokan harinya setelah kejadian.
"Kalau gue udah sampe sekolah, terus ketemu sama mereka berdua, gue bakalan langsung bilang. Kalau gue udah tau semuanya." Sean menatap pantulan dirinya di depan cermin sembari mengenakan seragam sekolah. "Terus gue juga mau nanya, maksudnya mereka kaya gitu, apa!"
"Gue bakalan marah sama mereka berdua!" ucapnya percaya diri.
Seharusnya yang Sean lakukan ketika mengetahui bahwa sahabat dan pacarnya berselingkuh adalah :
1. menampar pipi sang kekasih, lalu berkata bahwa hubungan mereka berakhir sampai di sini.
2. menampar pipi sahabat, lalu berkata jangan muncul di hadapan ku lagi.
Begitulah ilmu yang Sean dapatkan setelah seharian mencarinya di internet. Seharusnya memang seperti itu, tapi mengapa ... Setiap kali dirinya melihat betapa teduhnya wajah Ella serta lembutnya sikap Evan kepadanya. Sean menjadi ragu untuk mempraktikkannya. Padahal dirinya hanya perlu menampar, lalu mengakhiri hubungan antara kedua belah pihak. Itu saja.
"Ternyata emang ga segampang itu ya," gumam Sean frustasi sembari memperhatikan Verie yang sedari tadi makan tak habis-habis.
Mungkin jika mengakhiri hubungannya dengan Evan, Sean sudah memantapkannya jauh-jauh hari sebelum kejadian ini. Sean hanya perlu melepaskan perasaannya kepada Evan sedikit demi sedikit. Tetapi jika dengan Ella? Apakah dirinya sanggup? Mengingat apa yang pernah Ella ceritakan tentang rumahnya yang benar-benar hancur berantakan?
Apa mungkin jika Sean benar-benar melakukannya—mengakhiri hubungannya dengan Ella, dirinya akan di hantui rasa bersalah?
"Sean, ayo ke kelas. Gue udah selesai," ucap Verie yang lagi-lagi berhasil membuat Sean tersadar dari lamunannya. "Oh udah? Yaudah ayo," balas Sean.
Verie merangkul pundak Sean yang jauh lebih pendek dari pada dirinya. "Sean ... Kalau emang salah, yang salah. Jangan sekali-kali lo benerin itu. Gue sama Anza paham kalau emang lo belum bisa cerita sekarang, tapi lo harus inget." Verie menatap kearah Sean lembut. "Kalau gue sama Anza selalu tau perubahan sikap lo, meskipun lo udah berusaha buat nyembunyiin semua itu."
•••
Sesampainya di dalam kelas, Sean langsung menuju bangku Anza, tanpa mempedulikan dua pasang mata yang kini memperhatikannya dengan tatapan yang berbeda. "Anza. Lo tau ga kenapa bumi itu bulat?" tanya Sean hingga membuat fokus Anza terkecoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sean's True Love [TERBIT]
Teen FictionHidup dengan kebahagiaan, menjalani hari dengan penuh keceriaan. Itulah yang Sean lakukan, untuk menghibur semua orang. Arseanna Lorakeyra, gadis pendek dengan rambut sebatas bahu, serta poni yang membuatnya terlihat lucu. Semakin beriringnya waktu...