Truth or Dare

1.1K 76 11
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Masih disini saat ini mereka berada, masih tetap ditempat yang sama yaitu apartemen renjun dan juga ara. Di antara mereka Masih Ada yang sibuk memainkan game, ada yang sibuk mengobrol, dan yang lebih memilih memainkan ponsel sambil memakan cemilan.

Sedangkan Ara masih beradu game bersama haechan yang tentunya tengah dibantu oleh Mark, dan ara yang tengah dibantu oleh chenle.

Tidak lama kemudian terdengar suara Ara yang tengah berteriak, kerena kalah di dalam permainan, disusul dengan haechan yang tertawa nyaring. Membuat Ara semakin kesal.

"Yak oppa curang!! Menyebalkan." Pekiknya yang kemudian melempar stik ditangannya ke lantai, tanpa memperdulikan kepemilikan punya siapa benda yang sudah ia lempar.

Haechan Semakin tertawa dibuatnya, dirinya juga tidak mengelak, kerena memang benar adanya, tadi ia sedikit curang. sedikit loh ya, hanya sedikit saja.

Sedangkan Chenle masih sibuk mengusap ngusap punggung Ara, mencoba untuk menenangkan kekasihnya itu, namun sepertinya tidak mempan, Ara malah sudah mengeluarkan sumpah serapah, Yang Untungnya menggunakan bahasa Indonesia. Jadi Tidak ada yang paham selain Fia dan juga Feby.

Fia dan Feby yang tengah mengobrol sempat menoleh kearah Ara, ketika mendengar sahabatnya itu menyebut kata ASU dengan lantang, mereka sedikit bergidik, Lalu kembali memilih mengabaikan.

"Yasudah maaf, oppa kan tidak sengaja." Ujar haechan sambil menyembunyikan tubuhnya disebelah mark, kerena ia melihat Ara yang sudah mengambil ancang-ancang akan melemparnya menggunakan kaleng soda.

Berbeda dengan orang-orang dipojokan sana, mereka yang masih saling bercengkrama satu sama lain, sekekali terdengar canda dan tawa, tidak lupa saling melempar makanan dan juga bantal, hanya untuk bercanda.

"Jadi berapa lama kalian akan di Korea?" Tanya Jeno menatap lekat kearah Feby dan Fia secara bergantian.

"Tiga hari oppa." Cicit Feby sedikit menundukkan wajahnya, ia sedikit malu mengingat beberapa saat yang lalu Jeno yang memaksanya untuk memanggil dirinya dengan sebutan Oppa.

Ia kan malu.

"Hanya tiga hari? Terlalu cepat." Sahut Jaemin dengan nada yang terdengar tak terima. Ia menatap kearah Fia yang mengangguk-ngangguk sedari tadi, berharap gadis itu tidak mengiyakan pernyataan Feby.

"Asal oppa tahu, Tiga hari itu saja sudah sulit untuk kami mendapat izin, apalagi jika lebih." Fia berucap dengan sedikit ketus.

Sedangkan renjun yang masih setia memegangi ponselnya, sekali kali ia menatapi para pengungsi yang sedang berbuat gaduh, ditambah ruang tengah yang mulai berantakan, ia sedikit mendengus kerena sudah mulai bosan.

Jisung sudah lebih dulu pergi ke kamar, renjun yang menyuruh untuk beristirahat dikamar miliknya. mengingat esok tidak ada schedule pada pagi hari, jadi tidak masalah jika jisung menginap.

My boyfriend My idol || Zhong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang