This is real

1.1K 79 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Dimeja makan hanya terjadi keheningan diantara sepuluh orang yang saling menatap satu sama lain, ada yang bingung, ada yang memasang ekspresi bodoh, dan ada yang masih shock.

Sebut saja yang shock itu yang tidak lain adalah Fia dan juga Feby yang sekarang masih diam seperti patung, bahkan mereka tidak ada niat untuk menyentuh makanan ataupun piring dihadapan mereka. disusul dengan tujuh lelaki yang juga saling beradu pandang menatap bingung.

Ara menatap kearah dua sahabatnya dan beralih menatap kearah tujuh laki-laki di sisi kirinya, ia menghela nafas. "Makan oy, kenapa malah diam." Ujarnya dengan kurang ajarnya tidak mempedulikan tatapan orang orang kepadanya, yang penting makan, ia sudah lapar sejak tadi.

Sedangkan Feby dan Fia hanya mendelik menatap nyalang kearah sahabat mereka yang tidak ada adab sama sekali, Refleks Ara yang sedang mengunyah makanannya tersedak.

Fia dan Feby kelabakan mengambil air dihadapan mereka dengan niat untuk memberikan kepada Ara, namun belum sempat gelas diberikan, sudah ada gelas lain yang sampai lebih dulu ditangan Ara.

"Sayang makannya pelan-pelan." Ucap chenle sambil menepuk-nepuk punggung ara.

Renjun yang melihatnya berdehem memberi kode pada chenle untuk kembali duduk pada kursinya. "Kalian semua kan sudah tahu, jadi alangkah baiknya kita lanjutkan makan malam yang sempat terhenti beberapa menit yang lalu." Renjun menatap kearah dua sahabat Ara yang masih diam.

"Hey kalian berdua, Bagaimana tinggal disini nyaman kan?." Ucap renjun hanya sebatas basa-basi, supaya Suasana tidak terlalu tegang.

"I-iya." Ujar Feby menatap kearah renjun dengan senyum yang dibuat paksa, sedangkan Fia hanya memandang sekeliling seperti orang bodoh, tanpa berniat menjawab atau berbicara. Ia masih tidak menyangka dengan semua ini.


Satu jam yang lalu..

Fia dan Feby berjalan kearah pintu tidak lupa mulut mereka yang masih mengumpat sepanjang jalan, kerena kesal setengah mati dengan Sikap Ara yang seenak jidat menyuruhi mereka. Namun balik lagi ke awal mereka tidak ingin diusir setidaknya untuk malam ini.

Sebelum mereka sampai, Pintu sudah lebih dulu terbuka, menampilkan tujuh orang lelaki yang menggunakan masker dan Hoodie sebagai menutup kepala, ada juga yang lebih memilih memakai topi dengan perpaduan jaket kulit.

Awalnya Feby dan Fia hanya biasa saja dan tidak terkejut, mengingat sebelumnya Ara mengatakan akan ada tujuh orang lelaki termasuk sepupunya yang akan datang, namun ketika ke tujuh orang itu mulai berjalan memasuki apart perasaan mereka mulai tak enak, berpikir seperti mengenal para lelaki itu entah dimana.

Tepat setelahnya para lelaki itu membuka masker dan menunduk untuk memberi salam, Ara datang dan langsung memeluk salah satu dari tujuh lelaki itu, menyisakan Feby dan Fia yang terdiam menyerupai batu.

My boyfriend My idol || Zhong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang