Afraid

1.7K 127 0
                                    

                                   

                                   

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Hari ini Seperti hari biasa aktivitas Ara yang setelah bangun tidur, mandi, dan pergi kuliah, ia merasa hari ini  sangat melelahkan mengingat kegiatannya di kampus yang lumayan membuat otak berasap.

"Ngantuk" Ujarnya yang baru saja memasuki apart sambil sesekali tangannya menutup mulutnya yang sedang menguap.

Ia berjalan tanpa memperhatikan sekitar, yang di pikirannya sekarang hanya sebuah ranjang yang sedang menunggunya dikamar.

Baru saja ara ingin menginjakkan kakinya pada satu buah anak tangga tiba-tiba terdengar suara hujan turun dan lumayan deras.

"Eh kenapa tiba-tiba hujan? enak sih kalo hari hujan tiduran, semoga saja gak ada yang aneh.." ucapnya lagi sebelum melangkahkan kaki menaiki anak tangga.

.
.
.
.
.

"Renjun kemana sih, kenapa masih belum balik juga huwaa" Ara berucap sambil bersembunyi dibalik selimut.

"Petirnya kenceng, takut!!" sambungnya semakin memegang erat selimut serta boneka Teddy bear kesayangannya.

15 menit yang lalu Ara memutuskan untuk tidur namun suara petir yang menggelegar membuatnya mengurungkan niatnya, Dan tak lama setelah itu listrik mati yang membuat Ara semakin takut.

Ara punya kebiasaan panic attacks jika di keadaan gelap ditambah dengan susahnya pernafasan, ditambah lagi sekarang dengan petir dan hujan yang sangat deras.

"Hiks mama, Ara takut.." Ujarnya yang sudah terisak sedari tadi, ia memang sangat takut sekarang pernafasan juga terasa mulai sulit.

"Renjun, gue harus nelpon dia lagi!!" sambung ara sambil mengotak Atik ponselnya kembali dan tidak lupa menyalakan Senter di ponselnya untuk penerangan.

"Kenapa harus gak aktif sekarang sih, kemana coba???" teriak Ara semakin panik kerena nomor renjun sama sekali tidak aktif.

Ara melempar ponselnya ke sembarang arah kerena mlihat bayangan kilat yang menyala dari sudut kaca jendela.

"Hiks gue takut" ucap Ara menutupi wajahnya dengan kedua tangannya "dia" sambungnya refleks Ketika mengingat nama seseorang yang terbesit di kepalanya.

Ara mengambil ponselnya kembali yang untung masih berfungsi walaupun ia sudah membantingnya. "Pleaseeeee angkat.." ucapnya sangat pelan.

Drtt

Drtt

Drtt

"Nugu?" Sambung lelaki dari seberang sana. Suara nya terdengar terkejut.

"Aku takut" ucap Ara cepat ketika sadar telpon miliknya sudah tersambung.

" Ini siapa?" Tanya lelaki lagi kerena tidak mendapat jawaban sebelumnya.

My boyfriend My idol || Zhong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang