Renjun is angry

883 70 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Alur maju mundur...



Ara tengah di perjalanan pulang dari mengerjakan tugas kelompok dengan teman temannya di sebuah cafe. jika saja tugas itu tidak wajib dikumpul kan besok mana mungkin Ara mau malam-malam begini keluar, lebih baik ia tiduran di ranjang miliknya yang sangat nyaman dan juga empuk.

Kepala nya terasa sangat pening mungkin kerena tadi terlalu banyak berpikir? Entahlah. Ditengah perjalanan Ara memberhentikan taksi yang di tumpanginya, berhenti di dekat sebuah taman tepat berada disamping sungai. Sepertinya menyenangkan menikmati angin malam pikirnya.

Setelah membayar ongkos taksi ara memilih untuk berkeliling, Tersenyum sambil merentangkan kedua tangan menikmati sejuknya angin malam yang tengah menerpa wajah cantiknya.

Namun semua itu terhenti ketika alunan dering ponsel mengalihkan perhatiannya, Segera Ara merogoh ponsel miliknya yang ada didalam tas lalu memeriksanya dan ternyata itu adalah panggilan telepon dari sang ayah.

Dengan senyum yang tidak luntur ia mendudukkan bokongnya pada kursi yang ada di sisinya. Hingga beberapa saat kemudian senyum cerahnya memudar dan tergantikan menjadi raut wajah yang terlihat penuh dengan khawatir dan kesedihan.

"Rumah sakit mana? Kenapa baru bilang sih pah.."

Ara mencoba mengontrol nada suara dan kecemasan yang tiba-tiba menyerang pikirannya.

"Neo pelita, jangan panik ya sayang, tenang saja mamah mu akan segera sembuh. Saat ini mamah mu lagi tidur.."

Setelah panggilan itu berakhir Ara mengusap wajahnya dengan kasar, perasaannya sekarang benar-benar campur aduk rasanya ingin menangis saja! Tadi ayahnya mengatakan jika ibu tercintanya tengah berbaring di rumah sakit kerena sakit yang menyerang, dan ini sudah hari ke tiga di rumah sakit.

Dan sang ayah baru mengabari nya!

Ara sungguh menumpahkan tangisnya, Merasa sedih kerena tidak bisa menemani sang ibu tercinta. dulu jika ibu ataupun ayahnya tengah kurang sehat ia akan menjadi orang yang paling terdepan menjadi anak yang siap siaga, sedangkan sekarang ah- dirinya sangat jauh dari orang tuanya berada.

Entahlah Ara sekarang merasa sesak kerena menangis, Ara jarang sekali sebenarnya bisa menangis tersedu sampai seperti ini. Ia hanya akan begini jika sudah menyangkut tentang orang orang tercinta nya dan tentu saja sang ibu termasuk.

Malah terdepan.

Di tengah isakannya Ara merasakan ada sepasang tangan yang menyentuh pundaknya, dengan pelan Ara mendongak dan mendapati lelaki yang selama ini dikenal nya berdiri di hadapannya.

"Ara kenapa?" Ucap sunoo sambil ikut mendudukan bokong nya disamping Ara, menatapi lekat mata sembab gadis itu. Namun masih isakan yang terdengar.

Katakan saja jika Ara cengeng kerena memang itu lah kenyataannya saat ini.

My boyfriend My idol || Zhong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang