Ternyata sulit membuka cerita baru yang tokoh utamanya bukan kamu.
_________________________
Cklek!
"Maaf lama," ucap seorang perempuan setelah duduk di kursi penumpang.
Laki-laki itu menoleh lalu tangannya terulur untuk mengusap surai hitam sang perempuan pelan. "Tidak apa. Sudah?" tanyanya.
Perempuan itu mengangguk. "Sudah,"
Kendaraan beroda empat itu bergerak meninggalkan halaman rumah dan ikut membelah jalanan ibukota yang mulai padat. Sore hari dengan sang mentari yang hendak berpamitan pulang pada semesta, menjadi hal yang sama dengan orang-orang kantoran yang juga mengejar waktu untuk segera sampai rumah.
"Mau beli sesuatu dulu, Tera?"
Lentera yang tengah menikmati pemandangan kota lantas menoleh. Menatap laki-laki disebelahnya yang sedang fokus menyetir.
"Bisa mampir ke toko bunga dulu?" tanya Lentera.
Jari laki-laki itu mengetuk-ngetuk setir mobil sebelum akhirnya mengangguk. "Tentu," jawabnya sembari tersenyum.
Lentera kembali fokus menatap keluar jendela mobil. Sudut bibirnya tertarik membentuk lengkungan senyum. Ia akan mengunjungi seseorang yang spesial. Sudah lama, ia tidak berkunjung. Dan hari ini, Lentera akan datang dengan kabar baik yang mungkin telah lama dinantikan.
Sret.
"Mau aku temani?"
"Tidak usah. Aku bisa sendiri!" tolak Lentera dan keluar dari mobil.
Kring
Suara lonceng yang terpasang di pintu masuk berbunyi saat Lentera masuk kedalam toko. Seketika indra penciumannya disuguhi berbagai aroma bunga. Langkahnya mendekati seorang wanita paruh baya yang sedang sibuk memilah bunga-bunganya. Saking seriusnya, wanita paruh baya itu sampai tidak menyadari kehadiran Lentera.
"Assalamualaikum, Bu Ani!"
Bu Ani menoleh kebelakang menatap Lentera terkejut. Ia meneliti wajah cantik Lentera lalu tersenyum dan memeluknya.
"Wa'alaikumusalam. Bagaimana kabarmu, Nak Tera? Sudah lama tidak berkunjung,"
Lentera membalas pelukan Bu Ani dengan hangat. "Alhamdulillah baik, Bu. Maaf lama tidak berkunjung. Beberapa bulan ini saya sibuk," jawab Lentera tak enak hati.
"Tidak apa, Nak. Yang penting kamu baik-baik saja. Mau beli bunga?"
Lentera mengangguk. "Seperti biasa?"
Lagi-lagi lentera mengangguk. Ia mengikuti Bu Ani yang sedang mengambil beberapa tangkai bunga tulip biru lalu menatanya dengan kertas untuk dibuat buket.
"Terimakasih, Bu!" ucap Lentera sembari tersenyum menatap buket bunga ditangannya."Sama-sama. Ibu titip salam untuk dia ya, Nak Tera!"
"Iya, Bu,"
Setelah menyelesaikan pembayaran, Lentera keluar dengan buket bunga ditangannya. Bibirnya tetap menyunggingkan senyum. Ia melangkah masuk kedalam mobil.
"Sudah semua?"
Lentera mengangguk. Setelah memasang seatbelt, mobil kembali melaju. Lentera tetap memegangi buketnya sembari menatap bangunan pencakar langit yang ia lewati.
'Biru, aku datang!'
______________________
To be continued 🥀
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Biru [END]
أدب المراهقين"Kamu akan tetap menjadi tokoh utama dalam setiap ceritaku, Biru!" _Lentera Bumi Wardana_ "Berjanjilah untuk selalu bahagia, Tera. Walaupun nanti bukan aku lagi penyebab kebahagiaan itu terjadi," _Langit Biru Pranata_ 🥀🥀🥀 Tentang kisah romansa mi...