Nyatanya, tanpamu aku tidak sekuat yang aku bayangkan
___________
Hari ini sesuai rencana, Biru datang ke rumah Lentera untuk belajar bersama mengahadapi penilaian akhir semester.
Keduanya diam sembari belajar di ruang tengah. Biru dan Lentera saling sharing materi yang tidak dipahami. Beberapa kali mereka berdebat karena jawaban yang berbeda.
Lentera merenggangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku karena terlalu lama duduk. Ia menatap Biru yang masih sibuk dengan buku dan pena ditangannya. Diam-diam Lentera memfoto Biru dan menguploadnya di sosial media miliknya.
1862 like, 0 comment
bumitera.05 study date with you @blues.ky
"Udah paham, Ra?" tanya Biru saat melihat Lentera yang sibuk dengan handphonenya.
Lentera menatap Biru lalu meletakkan handphonenya di meja. "Udah." jawab Lentera.
Biru mengangguk lalu menutup bukunya. Ia menyimpan penanya di tempat pensil milik Lentera. Kening Biru berkerut saat melihat sebuah pulpen yang isinya sudah habis masih tersimpan rapi didalam.
"Kamu masih nyimpan ini?" tanya Biru sembari menunjukkan pulpen itu kepada Lentera.
"Iya." jawab Lentera singkat.
"Udah habis, Ra. Buang!"
Mendengar perkataan Biru, Lentera segera merebut pulpennya dari tangan Biru. "Ini pulpen aku, Biru. Terserah mau aku simpan atau nggak!"
Biru menghela napas pelan. "Tapi udah habis, Ra. Udah nggak bisa dipakai. Mending dibuang! Menuh-menuhin tempat aja!"
Lentera melengos saat mendengar perkataan Biru. "Tapi ini berharga banget buat aku." lirih Lentera yang masih didengar Biru.
"Berharga?" tanya Biru memastikan.
"Kamu lupa? Ini pulpen yang kamu kasih ke aku waktu pertama kita jadi teman satu bangku, Biru!!"
Biru terjingkat kaget saat mendengar suara lantang Lentera. Bukan hanya itu saja, Biru semakin kaget saat melihat Lentera menangis.
"H-hey, Ra. I'm sorry, Ra. Aku beneran lupa. Maaf!" ucap Biru menenangkan.
Lentera sesenggukan. Ia mengusap air matanya dengan punggung tangan. Wajahnya memerah. "A-aku nggak sengaja bentak kamu, Biru. Maaf. Mood aku masih labil gara-gara PMS hari pertama." jelas Lentera sesenggukan.
Biru mengangguk. Ia membenahi rambut Lentera yang berantakan. Tak lupa Biru juga mengusap jejak air mata Lentera di pipinya.
"Aku salah. Maaf!" ucap Biru.
Lentera mengangguk. "Aku juga salah. Maaf."
Biru tersenyum. Ia membereskan buku-buku milik Lentera dan menatanya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Biru [END]
Teen Fiction"Kamu akan tetap menjadi tokoh utama dalam setiap ceritaku, Biru!" _Lentera Bumi Wardana_ "Berjanjilah untuk selalu bahagia, Tera. Walaupun nanti bukan aku lagi penyebab kebahagiaan itu terjadi," _Langit Biru Pranata_ 🥀🥀🥀 Tentang kisah romansa mi...