26. Menjadi Bintang

187 16 0
                                    

Berjanjilah untuk selalu bahagia, Tera. Walaupun nanti bukan aku lagi penyebab kebahagiaan itu terjadi

_Langit Biru Pranata_

____________

Hari Minggu. Hari ini Lentera sudah berada di rumah sakit. Ia berjanji akan menemani Biru sebelum operasi. Mereka mempunyai waktu sampai karena operasi akan dilakukan pada sore hari.

Dengan tas makanan ditangan, Lentera memasuki ruang inap Biru. Lentera tersenyum saat melihat Biru yang sedang menatap keluar jendela besar. Hari ini langit menunjukkan keindahannya dengan warna biru cerah dan gumpalan awan berwarna putih.

"Biru!"

Biru menoleh lalu tersenyum saat melihat Lentera berjalan mendekat. Ia menggeser duduknya lalu menepuk bagian ranjang yang kosong.

"Sini, Ra!"

Dengan hati-hati, Lentera naik ke ranjang. Biru merentangkan satu tangannya untuk menjadikannya bantal Lentera. Sementara tangan satu lagi ia gunakan untuk memeluk Lentera.

"Mau sesuatu, Biru?" tanya Lentera yang mendapat gelengan dari Biru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mau sesuatu, Biru?" tanya Lentera yang mendapat gelengan dari Biru.

Hening. Keduanya sama-sama diam dalam posisi yang sama. Lentera memainkan jari tangan Biru yang terasa dingin dikulitnya. Sedangkan Biru, ia memejamkan mata menikmati waktu bersama Lentera.

"Biru!"

"Hem."

"Ada titipan surat dari dokter Pram."

Biru langsung menegakkan tubuhnya. Ia memperhatikan Lentera yang mengambil sebuah amplop dari dalam tas selempangnya.

Lentera memperhatikan raut wajah Biru yang serius saat membaca surat dari dokter Pram. Entah apa isinya, yang jelas raut wajah Biru terlihat tegang.

"Ra!"

"Hum?"

"Mau ke taman, boleh temenin?"

Lentera mengerjap bingung. Namun ia mengangguk dan beranjak dan mengambil kursi roda untuk Biru. Lentera membawa Biru ke taman rumah sakit. Cukup ramai. Disana banyak pasien yang juga duduk santai mencari udara segar dan melepas penat akibat terlalu banyak berbaring.

Lentera memilih bangku kayu dibawah pohon sebagai tempat mereka beristirahat. Setelah memastikan kursi roda terkunci, Lentera membantu Biru untuk duduk di bangku kayu.

"Udaranya sejuk, ya?"

Biru menoleh menatap Lentera yang memejamkan mata menikmati semilir angin yang menerpa wajah cantiknya.

"Langitnya juga cantik."

Mata Lentera terbuka dan menengadah menatap langit biru. "Iya, cantik banget."

Lentera Biru [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang