Bunga terakhir
__________
"Pulpen ku tidak ada. Sepertinya ketinggalan di meja belajar."
Tanpa diduga, Biru menyodorkan sebuah pulpen didepan Lentera membuat sang empu menatapnya bingung.
"Aku membawa banyak pulpen!" jelas Biru sembari menunjukkan sekotak pulpen warna-warni.
***
"Kenapa kamu memilih ekskul broadcast?" tanya Lentera. Sudah cukup lama ia menahan agar mulutnya tidak melontarkan pertanyaan yang mengganjal di hatinya.
"Karena ada sesuatu yang spesial didalamnya. Kurasa itu yang membuatku tertarik dengan broadcast," jawab Biru.
Kening Lentera berkerut bingung. "Sesuatu yang menarik?"
Biru mengangguk. Ia menyesap kopinya lalu melanjutkan. "Kamu tahu, terkadang seseorang tertarik dengan hal-hal yang tidak pernah ia pikirkan karena ada orang spesial yang membuat hal itu menjadi menarik."
Lentera membisu mendengar perkataan Biru yang sangat rumit namun ia memahaminya. Lentera menatap Biru yang juga sedang menatap kearahnya.
"Maksudmu..."
"Ya, Tera. Itu kamu. Aku ikut broadcast karena kamu." jawab Biru.
***
Dengan pelan, Biru menggenggam dan menarik tangan Lentera untuk melingkar di pinggangnya. Mendapat perlakuan seperti itu membuat Lentera terkejut dan ingin menarik tangannya kembali. Namun, gerakan Lentera kalah cepat dari Biru yang justru menggenggam punggung tangannya erat.
"Biar nggak jatuh!" ucap Biru sedikit lantang.
Lentera diam. Lama-kelamaan posisi ini sangat nyaman. Hingga tanpa sadar, kepala Lentera bersandar di pundak Biru. Senyum simpul terbit di bibir Biru saat merasakan berat di pundaknya. Tangan kirinya mengusap lembut punggung tangan Lentera.
***
"Kenapa, ya? Kenapa Tuhan menciptakan aku dengan garis takdir yang berat untuk aku lalui?"
Mendengar pertanyaan Lentera, Biru menoleh. Wajah cantik Lentera masih menyimpan kesedihan.
"Karena Tuhan tahu, kalau kamu bisa melewatinya," jawab Biru membuat Lentera menoleh.
"Tuhan itu sayang sama hamba-Nya. Dia tidak akan membuat kamu kesulitan karena Dia sudah menyesuaikan semuanya dengan kemampuan kamu," sambung Biru.
***
"Lentera Bumi Wardana, kamu sudah tahu tentang perasaan aku. Kamu juga ikut merasakan hal yang sama denganku. Maka dari itu, aku ingin kita memulai hubungan baru dari sekarang. Will you be my girlfriend?"
***
"Apa kamu akan seperti Papa, Biru? Apa kamu akan menyakitiku seperti Papa?" tanya Lentera disela isakannya.
Biru menggeleng lalu menarik pelan dan memeluknya dari samping. Beberapa kali Biru mengecup puncak kepala Lentera dengan hangat.
"Aku tidak mau meninggalkanmu, Tera. Aku akan disini. Bersamamu," jawab Biru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Biru [END]
Teen Fiction"Kamu akan tetap menjadi tokoh utama dalam setiap ceritaku, Biru!" _Lentera Bumi Wardana_ "Berjanjilah untuk selalu bahagia, Tera. Walaupun nanti bukan aku lagi penyebab kebahagiaan itu terjadi," _Langit Biru Pranata_ 🥀🥀🥀 Tentang kisah romansa mi...