07. Bunga dan Maknanya

213 16 0
                                    

Aku menyukainya karena kedamaiannya adalah hal yang juga ingin aku dapatkan

____________________

"Biru!"

"Aku mau ngomong!"

Biru menoleh, menunggu Lentera untuk berbicara.

"I have a crush on you too!"

Mendengar pernyataan Lentera yang tidak ia duga, membuat Biru terkejut hingga nyaris membuat eskrimnya jatuh ke tanah. Dengan sigap, Lentera memegang pergelangan tangan Biru supaya eskrim itu tidak jatuh.

"Ra!"

Lentera menoleh. Pandangan keduanya bertemu. "Kamu nggak bercanda kan?"

"Enggak. Aku juga sudah lama menyukai kamu. Mungkin, saat kita satu bangku!" jawab Lentera.

Biru mengulum bibirnya menahan senyum. "Jadi, kita pacaran?" tanya Biru ragu-ragu.

"Tentu saja belum!"

Damn.

Jawaban Lentera sukses membuat raut wajah Biru berubah. Bahkan binar matanya mulai redup.

"Lha kok?"

"Kamu hanya mengatakan kalau kamu menyukaiku, aku juga. Tapi kamu tidak menyatakan perasaanmu untuk kita pacaran!" jelas Lentera.

"Jadi, aku harus menyatakan perasaanku dengan romantis untuk kita bisa pacaran?"

"Tidak harus romantis,"

Biru mengangguk paham. Eskrimnya yang masih tersisa banyak langsung ia makan dengan satu lahapan. Lalu, Biru menggandeng tangan Lentera.

"Eh mau kemana?" tanya Lentera bingung.

"Ke suatu tempat, untuk aku bisa menyatakan perasaan dan kita resmi berpacaran!" jawab Biru sembari memakaikan helm di kepala Lentera.

"Sudah sore, Biru. Kita pulang!"

Biru menggeleng dan mulai menyalakan mesin motornya. "Hanya sebentar. Janji!"

Lentera mendengus dan mulai naik ke motor. Jangan lupakan tangan Lentera yang ikut melingkar di pinggang Biru.

Entah kemana Biru akan membawa Lentera. Suatu tempat untuk menyatakan perasaan?

Memikirkannya membuat wajah Lentera bersemu merah. Lentera menyenderkan kepalanya di pundak Biru. Pandangannya menyapu jalanan yang semakin padat.

Terlalu sibuk dengan pikirannya, membuat Lentera sampai tidak sadar bahwa motor Biru sudah berhenti disebuah pekarangan sebuah toko.

"Ayo!"

Setelah melepas helm Lentera, Biru menggandeng tangan Lentera untuk masuk kedalam toko.

Kring.

Lentera kaget saat mendengar suara lonceng berbunyi saat Biru membuka pintunya. Ternyata, lonceng itu sengaja dipasang untuk mengetahui adanya orang yang datang.

"Assalamualaikum, Bu Ani,"

"Wa'alaikumusalam. Nak Biru?"

Biru tersenyum dan mencium punggung tangan Bu Ani. Melihat hal itu, Lentera ikut menyalami Bu Ani. Menyadari kehadiran seorang gadis, Bu Ani menatap Biru.

Lentera Biru [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang