Sesuatu akan menjadi menarik saat ada seseorang yang spesial didalamnya
____________________
Akhir pekan kali ini, Lentera berkunjung ke Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Lentera mengelilingi rak-rak besar yang terdapat ratusan hingga ribuan buku didalamnya. Matanya menatap satu persatu judul buku untuk mencari bacaan yang ia inginkan.
Langkah Lentera berhenti di rak ketiga. Senyumnya terbit saat menemukan buku yang ia cari. Lentera berjinjit saat letak bukunya berada diatasnya beberapa centimeter.
"A-yo, di-kit la-gi!"
"Hah,"
Lentera menghembuskan nafas lelah saat usahanya gagal. Ternyata, ia cukup pendek untuk buku yang letaknya dibarisan ke-15 diatasnya. Kepalanya menatap sekeliling berusaha mencari bantuan. Tidak ada. Semuanya terlihat sibuk dengan buku bacaan ditangannya masing-masing. Bahkan, petugas perpustakaan pun juga tidak terlihat.
Lentera menghela nafas lalu berbalik. Saat hendak melangkah, tiba-tiba ada seseorang yang menghimpit tubuhnya diantara rak. Lentera terkejut. Ia menahan nafas saat merasakan jarak diantara mereka semakin dekat. Terlihat tubuh jangkung itu berusaha mengambil buku yang letaknya cukup tinggi.
Hingga saat berhasil, sosok itu sedikit menjauh. Memberi ruang untuk Lentera yang sedari tadi masih menahan nafas. Menyadari pasokan ruang yang cukup, Lentera langsung menghembuskan nafasnya hingga terengah-engah.
Lentera hendak marah. Namun, ia urungkan niatnya saat melihat buku yang ia inginkan berada didepannya. Lentera mendongak menatap sosok bertubuh tinggi yang mengambilkannya buku tersebut.
"Biru?" gumam Lentera saat melihat Biru berdiri didepannya.
Biru tersenyum lalu menyodorkan buku kehadapan Lentera. "Ini!"
Lentera terkesiap. "Buat aku?" tanya Lentera linglung.
"Iya, Tera,"
Blush
Lentera menggigit bibir bawahnya saat mendengar Biru memanggil nama kecilnya. Ia mengambil buku dari tangan Biru.
"Makasih!"
"Sama-sama,"
Lentera pamit dan berlalu. Ia mendekati salah satu meja kosong. Lentera mengeluarkan laptop dari dalam tas punggungnya. Menyimpan buku bacaannya dan beralih ke layar laptop yang menyala.
Jari-jari lentiknya menari lincah di keyboard laptop. Sesekali Lentera berhenti saat memikirkan kalimat yang akan ia tulis. Merenggangkan otot tangannya yang kaku karena terlalu lama menekan tombol keyboard.
Ddrrtt ddrrtt
Lentera menatap handphone lipatnya yang bergetar karena panggilan masuk. Di sana tertulis my big bos yang langsung Lentera jawab.
"Hallo, Ma!"
"Tera, kamu dimana? Kenapa tidak ada dirumah?"
"Aku lagi di perpustakaan, Ma,"
"Weekend begini ke perpustakaan?"
"Aku lagi nyari inspirasi buat bahan broadcast besok, Ma. Sebentar lagi aku pulang!"
"Ya, Mama harap sebelum jam 14.00, kamu sudah sampai rumah!"
"Iyaaa,"
-tut-
Lentera segera membereskan barang-barangnya. Ia beranjak untuk meminjam buku. Tanpa Lentera sadari, sedari tadi Biru memperhatikan semua kegiatannya bahkan mendengar obrolannya dengan sang mama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Biru [END]
Teen Fiction"Kamu akan tetap menjadi tokoh utama dalam setiap ceritaku, Biru!" _Lentera Bumi Wardana_ "Berjanjilah untuk selalu bahagia, Tera. Walaupun nanti bukan aku lagi penyebab kebahagiaan itu terjadi," _Langit Biru Pranata_ 🥀🥀🥀 Tentang kisah romansa mi...