10. Tentang Biru

180 12 0
                                    

Terkadang yang sering menjadi pendengar adalah orang yang paling membutuhkan telinga

_________________

Hubungan Lentera dan Biru berjalan dengan sangat baik. Kini, hubungan mereka sudah menginjak 4 bulan. Biru memperlakukan Lentera layaknya berlian yang berharga. Biru juga siap siaga untuk menjadi pendengar jika Lentera membutuhkan.

Sebenarnya, hal itu juga yang ingin Lentera lakukan kepada Biru. Lentera bahkan belum mengenal Biru lebih dekat. Seolah-olah pemuda itu membatasinya. Lentera juga ingin menjadi pendengar untuk Biru. Namun, Biru selalu mengatakan, "Untuk sekarang, biar aku yang menjadi telinga untukmu. Setelah itu, baru aku."

Terkadang, Lentera juga ingin mendengar cerita tentang Biru. Lentera merasa, dirinya tidak cukup baik untuk bisa memahami sosok Biru.

Hari ini adalah pembagian raport kenaikan kelas. Lentera berdiri didepan gerbang menunggu Biru untuk pulang bersama. Sekolahan sudah sepi, karena beberapa siswa sudah pulang sedari tadi bersama wali murid mereka.

Tak lama, Lentera menangkap suara motor Biru. Senyum Lentera mengembang saat melihat Biru datang. Segera, Lentera memakai helm yang 4 bulan ini selalu ia pakai.

Keduanya sama-sama diam, menikmati hembusan angin sore. Tangan Lentera juga setia melingkar di pinggang Biru dengan dagunya yang bertumpu di bahu pemuda yang memakai almamater sekolah.

"Eh,"

Lentera terkejut saat Biru memberhentikan motornya disebuah cafe. Dengan bingung, Lentera turun dan membiarkan Biru melepas helmnya.

"Kenapa kesini?" tanya Lentera.

"Mau ngajak kamu nyore dulu," jawab Biru sembari menggandeng tangan Lentera.

Biru mempersilahkan Lentera untuk duduk terlebih dahulu dan berlalu untuk memesan minum. Sembari menunggu Biru, Lentera menatap jalanan dari balik dinding kaca transparan. Di ufuk barat, matahari sudah mulai condong hendak berpamitan.

"Kenapa melamun?"

Suara Biru membuyarkan lamunan Lentera. Ia menatap Biru yang sedang membawa dua cangkir hot latte.

"Tidak ada," jawab Lentera sembari menerima cangkir yang diberikan Biru.

Biru mengambil posisi duduk didepan Lentera yang mulai memfoto minuman mereka. Biru hanya menggelengkan kepalanya. Ia pikir, Lentera tidak suka memfoto sesuatu yang ada didepannya. Namun kini, semua perkiraan Biru salah.

 Namun kini, semua perkiraan Biru salah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


2.016 like, 300 comment

bumitera.05 .my favorite drink and you

frista_cannn ngafe nggak ngajak-ngajak @bumitera.05

gabut.bats lucu, kayak yang punya

Lentera Biru [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang