بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Marhabba👋
Ya Allah, ini aku minta maaf bgt ya karena telat up. Hp ku baru ku ambil soalnya, terus Uma ku juga waktu itu harus di rawat inap di RS, jadinya aku males bgt ngetik hehe. Maaf ya.
Jangan lupa tinggalin jejak ya!
Tandain juga typonya
Happy reading!
.
.
.
."Dia pingsan anjir! Gue kaget dong,"
Arga menatap sang Adik dengan tajam. Wanita itu sampai pingsan? Bahkan ketika Arga menyiksanya pun, wanita itu tidak pernah kehilangan kesadarannya. Lantas, siksaan seperti apa yang diberikan Adiknya sehingga wanita itu kehilangan kesadarannya?
"Lo nyiksa dia kaya gimana?" nada suara Arga berubah dingin. Reyhan mengernyitkan alisnya, kenapa Saudaranya ini berbicara dengan nada seperti itu?
"Biasa aja dong! Gue belum juga nyiksa dia. Eh, dianya udah pingsan aja,"
Arga kembali menatap Adiknya dengan tajam. Lalu, setelah wanita itu pingsan kenapa Reyhan malah langsung ke kantornya? Reyhan apakan wanita itu?
"Terus?"
"Apanya yang terus? Gue gak jalan kemana-mana," Arga memandang Reyhan dengan datar. Kenapa jawaban Adiknya sangat tidak nyambung? Reyhan terkekeh pelan. "Lo kaya peduli sama tuh cewek, gak mulai cinta, kan?" tanyanya ringan.
"Pintu keluarnya ada di sana." Arga menunjukkan pintu keluar dari ruangannya, membuat Reyhan berdecak sebal. Abangnya tidak memiliki selera humor sama sekali.
"Gladis nyuruh gue panggilin dokter. Gue awalnya gak mau dong, males banget. Eh, dia malah ngancem putus. Gak mau lah gue, baru juga dua hari pacaran,"
"Gue gak minta jawaban sepanjang itu."
Reyhan melongo mendengarnya. Apa tadi katanya? Hei!! Dia sudah panjang lebar menjelaskan, malah mendapat respons seperti itu. Apa itu sopan?
Reyhan hendak berdiri dari duduknya. Namun, pertanyaan dari Arga membuat ia mengurungkan niatnya.
"Kata dokter, dia sakit apa?"
Bukannya menjawab, Reyhan malah menatap Arga dengan cengo. Apakah saudaranya ini benar-benar bertanya tentang wanita itu? Bagaimana bisa? Bukannya ini yang diinginkan keluarganya? Ah, otak Reyhan benar-benar tidak bisa mengerti dengan keluarganya ini.
"Bisu?" Reyhan terkekeh mendengarnya. Ia hanya bingung harus menjawab apa. Pasalnya, setelah menghubungi Alfi, dia langsung meninggalkan rumahnya. Karena si Reyhan ceritanya marajuk dengan si pacar. Pria itu berharap di kejar oleh pacarnya, tapi malah tidak sesuai ekspektasinya.
"Lo kalo gak minat cerita mending keluar deh Rey! Gue mau kerja." ck, Abangnya ini benar-benar sangat tidak bertata krama. Positif thinking saja, mungkin Reyhan lupa berkaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Terakhir [End]
Spiritual"Kakak kenapa suka senja? padahal pelangi juga cantik. Tapi kenapa ya mereka hanya datang sebentar?" "Senja itu cantik, tapi hanya sesaat. sama halnya seperti pelangi. Nah untuk pertanyaan, kenapa mereka datang cuman sebentar, karena Allah ingin men...