السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
Tandain typo kuy!
Jangan lupa tinggalin jejak.
Happy reading!
🖤🖤🖤
'Mereka tidak pernah paham bahwasanya diriku menyimpan rasa sesak yang sulit untuk aku ungkapkan. Maka karena itu, terkadang aku memilih diam daripada aku harus menjelaskan. Karena sejatinya mereka pun tidak akan mau mendengarkan.'
Syifa--senja terakhir
.
.
."Bagus!! kirim alamatnya ke email saya. Dan selalu awasi keluarga itu. Jika kamu melihat gadis itu ada di sekitar sana, langsung hubungi saya."
Abimanyu menutup sambungan teleponnya. Ia menghela napas lalu menyandarkan dirinya dikursi kebanggaannya. Kenapa masalah balas dendamnya jadi rumit seperti ini? Huh!
"Pa, ada apa?"
Abimanyu langsung menegakkan badannya lalu menatap nyalang putranya yang baru saja memasuki ruangannya. Arga menatap sang Ayah dengan bingung. Ada apa? Kenapa ayahnya seperti marah kepada dirinya? Apa dirinya melakukan kesalahan besar?
"Kenapa kamu menyiksa gadis itu Arga? Bukan kah sudah Papa katakan agar tidak menyiksanya sebelum kita mengetahui kebenarannya?" Abimanyu berdiri lalu mendekati Arga yang menatap padatnya ibu kota di luar sana.
"Dia tidak membuat sarapan," jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya. Ia memasukan sebelah tangannya ke dalam saku celananya.
"Hanya itu?"
"Itu kesalahan yang besar, Pa. Dia bersikap layaknya seorang majikan, dan aku tidak menyukainya!"
"Itu hanya kesalahan kecil!"
"Kesalahan kecil bagi Papa. Tidak bagi Arga!"
Abimanyu menghela napas. Percuma mendebati Arga. Dia tidak akan mau mendengarkannya. Arga sangat keras kepala. Sama seperti dirinya.
"Arga, Papa hanya takut kita salah orang,"
"Apa Papa lupa siapa yang kita hadapi? Putri dari Raka Pa, Raka saja seorang drama king. Aku yakin putrinya juga seorang drama queen. Mereka hanya ingin mempermainkan kita."
"Kenapa kamu memiliki perspektif seperti itu, Arga? Tidakkah kamu merasa ada yang aneh dengan gadis itu?"
"Ya! Dia memang aneh, karena hanya mempunyai satu kaki." Arga terkekeh pelan. Merasa lucu dengan apa yang dia ucapkan. Padahal sudah jelas bahwa ia sedang mengejek istrinya sendiri. Bahkan Abimanyu hanya menampilkan wajah datarnya saat mendengarnya.
"Jaga mulutmu Arga!" Arga berdecak sebal mendengarnya. Memangnya ada yang salah dengan yang dia ucapkan? Tidak kan? Wanita itu kan memang hanya memiliki satu kaki! Dan satu lagi, bukannya ayahnya juga suka mengatakan hal seperti itu? Lalu kenapa sekarang ayahnya malah terlihat marah mendengarnya?
"Aku benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran Papa. Jelas-jelas dia hanya mendramatisir keadaan,"
"Arga, tidakkah kamu memiliki sedikit saja rasa empati?" Arga terkekeh mendengar pertanyaan tersebut. Memangnya ayahnya ini memiliki sikap tersebut? Rasanya ia dan ayahnya hampir sebelas dua belas. Ya! Buah kan tidak jatuh jauh dari pohonnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Terakhir [End]
Spiritual"Kakak kenapa suka senja? padahal pelangi juga cantik. Tapi kenapa ya mereka hanya datang sebentar?" "Senja itu cantik, tapi hanya sesaat. sama halnya seperti pelangi. Nah untuk pertanyaan, kenapa mereka datang cuman sebentar, karena Allah ingin men...