25. Keberadaan Syifa

11.8K 734 31
                                    


بسم الله الرحمن الرحيم


Happy reading!!

.
.
.

Abimanyu memasuki mobilnya lalu memijat pangkal hidungnya. Kenapa masalah ini seperti tidak memiliki ujung? Ternyata benar kata istrinya, dendam hanya akan membuat kita terkena mala petaka. Dendam hanya membuat kita merasa makin sakit. Ia melajukan mobilnya menuju makam tempat sahabatnya.

Abimanyu turun seraya membawa bunga untuk makam tersebut. Ia berjongkok melihat dua makam yang ada di depannya. Mengusap batu nisan yang bertuliskan nama sahabatnya itu dengan sayang.

"Maaf Riko, aku tidak tau bahwa gadis yang menjadi korban keganasan kami adalah putri kamu. Bahkan pengorbanan putrimu tidak dapat kami bayangkan. Dia benar-benar gadis yang hebat dan tangguh. Dia rela berkorban demi keluarga yang ia anggap menyayanginya. Ia rela mengambil resiko besar hanya untuk keluarga itu. Apa kamu masih mau memaafkan kami? Aku ingin memperbaiki semuanya. Kami akan memberikan kasih sayang yang selama ini putri kalian cari. Kami belum terlambat melakukan hal itu, bukan?" luruh sudah pertahanan Abimanyu. Lelaki itu menangis tersedu. Ia menyesali segala perbuatannya.

"Kamu tenang saja Riko, untuk penyakit putrimu, kami akan mencarikan donor tulang sumsum yang terbaik untuk putrimu. Untuk itu, doa kan agar kami bisa menemukan keberadaan putrimu itu. Ri--ko rasanya aku tidak memiliki wajah di hadapan kalian dan putri kalian. Entah berapa banyak air tuba yang kami balas atas kebaikan kalian. Memang aku tidak membalas hal itu kepada kalian. Tapi, putri kali---" napas Abimanyu tercekat. Rasanya ia sulit sekali mendapatkan pasokan udaranya.

"Aku benar-benar mertua yang paling buruk..."

*****

Ceklek!

"Selamat pagi, beastie." Bilqis membawakan makanan dan obat untuk Syifa.

Yap! Syifa berada di rumah Bilqis. Saat di mana Arga dan keluarganya ada di rumah ini, Syifa sedang tertidur. Jadi, Syifa tidak tau bahwa suaminya dan keluarga suaminya datang ke sini.

Bukan kemauan Syifa untuk berada di sini. Jika ia ingin melarikan diri dari rumah itu, maka ia akan membawa semua bajunya, bukan? Ia memang sengaja tidak membawa apapun dari sana karena pada saat itu ia ingin berencana pergi ke panti. Dan saat ia menunggu angkutan umum, saat itu pula Bilqis bersama Alfi menawari untuk mengantarkan.

Saat itu Syifa bingung, mengapa Bilqis bisa bersama dengan Alfi. Namun, Bilqis mengatakan bahwa Alfi sedang berjuang mendapatkan hati Bilqis, oleh karena itu Alfi selalu mengintilinya. Syifa hanya terkekeh saat itu. Alfi yang mendengar alasan tidak masuk akal itupun hanya mendengus kesal. Dirinya benar-benar tidak bisa mengerti dengan gadis kekanakan seperti Bilqis.

Maka saat itu, tanpa menaruh curiga apapun Bilqis langsung mengajak Syifa untuk masuk ke mobil dirinya. Dan Alfi ke mobil dirinya juga, karena saat itu mereka membawa mobil masing-masing. Syifa menunjukkan arah jalan panti, arahnya sama menuju danau tempat mereka  bertemu. Namun, saat itu Bilqis langsung memutar balik mobilnya lalu melajukan mobil tersebut menuju rumahnya. Maka saat itu pula kesadaran Syifa hilang, karena saat itu Bilqis memberinya minuman yang sudah ia campur obat tidur. Bilqis agak bimbang saat mencampur obat tersebut. Namun, saat itu ia benar-benar membutuhkan obat tersebut demi kebaikan Syifa.

"Syi, ayo makan. Jangan ngelamun! Aku makan di sini juga lho buat nemanin kamu."

Syifa menarik ujung bibir pucatnya. Ia tidak nafsu makan. Pikirannya sedang tidak berada pada tempatnya.

"Oohh, gak mau makan kalo gak di suapin ya? Yaudah sini aku suapin."

"Iqis, Syi ingin pulang,"

Bilqis menghela napasnya. Sahabatnya yang satu ini memang sangat keras kepala. Semalam, Bilqis sudah menceritakan bahwa ia sudah mengetahui semuanya tentang Syifa. Dan Syifa hanya mempu menangis seraya meminta maaf karena menyembunyikan hal ini. Ia juga sudah setuju untuk tinggal bersama Bilqis dan keluarganya. Lalu, ingin pulang ke mana lagi?

Senja Terakhir [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang