18. can i give up?

8.5K 668 42
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Assalamualaikum, marhabba👋

Happy reading!

Jangan lupa tandain typo ya!

Sebelum baca ini kalian harus istighfar ya! Jangan di bully Arganya.  Kasian ih.

🖤🖤🖤

'manusia hanya bisa hidup dengan cara beradaptasi pada setiap luka.'

-Husain Basyaiban

.
.
.

"Bagaimana keadaan sahabat saya, Dok?" tanya Bilqis setelah melihat dokter keluar dari ruangan Syifa. 

"Dia hanya kelelahan. Kamu sahabatnya?"

Bilqis mengerutkan alisnya. Apa hak dokter tersebut mempertanyakan hubungan dirinya dengan Syifa? Dan satu lagi, bukannya tadi sudah jelas Bilqis mengucapkan bahwa dia adalah sahabat dari Syifa? Apa dokter tua ini sedang berbasa basi dengan dirinya?

"Apa hak dokter mempertanyakan hubungan kami? Sebenarnya Syifa sakit apa? Saya tidak yakin hanya karena kelelahan. Jangan menyembunyikan apapun dari saya!"

Alfi mengukir senyum tipisnya, lucu sekali wajah gadis di hadapannya ini. Alfi sangat ingin memberi tahu kondisi Syifa sebenarnya, tapi dia sudah berjanji pada Syifa. Tidak mungkin dia mengingkari janjinya, bukan? Seorang pria tidak mungkin tidak menepati janjinya. Seorang pria di pegang omongannya, jika ia tidak bisa menepati kata yang terlontar dari mulutnya waktu itu, apa pantas ia di sebut sebagai seorang pria?

Entah karena kebetulan atau apa, awalnya Alfi hanya memeriksa keadaan pasiennya. Namun, teriakan gadis di hadapannya ini tadi, membuat beberapa orang di rumah sakit mendelik tak suka. Karena itu Alfi mendekatinya, berusaha menenangkan. Namun, setelah melihat gadis yang di rangkulnya adalah Syifa, membuat Alfi bergegas membantunya.

"Kenapa dokter malah tersenyum? Anda dokter atau bukan? Saya curiga Anda adalah dokter gadungan," kata Bilqis dengan ketus. Alfi terkekeh mendengarnya. Dokter gadungan katanya?

"Sudah saya katakan dia hanya kelelahan. Oh ya, dia sudah sadar. Tadi dia mencari kamu, saya permisi. Satu lagi, kamu lucu." Bilqis membulatkan matanya. Apa tadi? Apa dokter tua itu merayu dirinya? Kenapa rumah sakit ini memperkerjakan seorang dokter seperti itu?

"Dasar lelaki kardus!" umpatnya setelah punggung Alfi menjauh dari pandangannya.

Bilqis memasuki ruangan tersebut, ia membulatkan matanya ketika melihat Syifa sedang berusaha melepas infus yang melekat di tangannya. "Apa yang kamu lakukan?!"

Syifa terperanjat dengan suara Bilqis. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali, lalu kembali berusaha melepaskan infus yang ada di tangannya. Bilqis yang melihat hal tersebut segera mendekatinya lalu memegang tangan Syifa yang ingin melepas infus tersebut. "Kamu belum pulih, Syifa!" tegasnya tak mau di bantah.

"Syi sudah merasa baikan. Syi hanya kelelahan. Bukannya dokter Alfi sudah mengatakannya kepada Iqis?"

Ah, jadi nama dokter tua itu Alfi. Apa Syifa sudah berkenalan dengan dokter tersebut?

"Aku saja tidak yakin dia seorang dokter," gerutu Bilqis yang membuat Syifa mengernyitkan alisnya bingung.

"Memangnya kenapa?"

Senja Terakhir [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang