9.

775 71 1
                                    

Happy Reading.

+

Jimin diam melihat Aliya yang membanting ponselnya di lantai hingga layarnya pecah tak berbentuk. Wajah merah padam Aliya menjelaskan jika wanita itu marah.

Elea menelfon Aliya dan Jimin tidak tau apa yang dibicarakan keduanya hingga Aliya sangat marah lalu melampiaskannya pada ponsel.

"Wanita sial" melihat Aliya yang seperti ini Jimin yakin jika gadis kecilnya sudah tidak ada lagi. Aliya yang bisa menekan kemarahannya jadi mudah meledak-ledak sekarang. Tuhan seberdosa itu dirinya pada gadis kecil ini.

Jimin mendekat dan memegang lembut jemari Aliya. Meremasnya dan membawa Aliya untuk menatapnya. "Lia?"

"Kau bisa pergi jika tidak suka dengan apa yang kulakukan" desis Aliya sinis. Jimin menggeleng dan memeluk tubuh Aliya.

"Aku tidak akan pergi meskipun kau mengusirku. Never" kehangatan Jimin menenangkan Aliya. Aliya hanya butuh seseorang yang mengerti dirinya.

Nafas teratur Aliya membuat Jimin yakin wanita itu sudah merasa lebih baik dari pada tadi. "ada apa?"

"Jalang itu minta uang lagi" Aliya hanya bergumam tapi Jimin bisa mendengarnya dengan jelas.

"Kau selalu memberikan dia uang?"

"Setiap saat dia minta. Aku hanya perasan untuknya. Dia tau cara menikmati uang tapi tidak tau caranya bekerja" Jimin mengusap punggung Aliya saat suaranya kembali menggebu-gebu.

"Aku akan urus Elea..."

"Tidak. Aku tidak mau kau berhubungan lagi dengan dia apalagi karena aku" tegas Aliya.

"Sayang..."

"Jangan buat luka baru Jim. Aku tau kau tidak akan pernah menerima Elea lagi" ketus Aliya yang mendorong Jimin menjauh darinya.

"Tapi aku tidak bisa diam saja saat dia terus memeras mu" tegas Jimin tidak mau kalah.

"Aku akan memberikan dia pelajaran. Kau tidak perlu ikut campur"

"Lia?"

"Kau sudah janji tidak akan ikut campur urusanku dengan Elea Jim" cetus Aliya mengintimidasi.

"Baiklah tapi jika dia melewati batas aku yang akan didepan mu" Aliya mengangguk pasrah.

"Jadi kita akan berkemas?"

Rencananya mereka kembali ke Korea sore ini, Aliya harus menyelesaikan kontraknya untuk jadi duta pariwisata. Kang Seojoon sudah terus menelfon untuk melanjutkan pemotretan di destinasi wisata yang baru dan Aliya jadi risih. Laki-laki itu hanya terus beralasan untuk bertemu Aliya dan kontrak itu jadi Boomerang sekarang.

"Kau urus saja tiketnya aku akan berkemas sendiri"

"Aku bantu sayang"

+

"Jim kau tidak bilang apapun soal ini" Aliya menahan tangan Jimin yang akan membawanya bertemu Jieon, Aliya tidak tau jika akan secepat ini. Mereka baru memutuskan pacaran beberapa hari yang lalu dan Jimin langsung ingin meresmikan hubungan ini.

"Sayang aku tidak aku tertunda terus. Noona pasti sudah tau aku jadi pengacara mu atas kasus itu" desak Jimin agar Aliya berhenti menolak. Lebih cepat lebih baik, itu prinsip Jimin.

"Ya tapi tetap saja ini terlalu mendadak. Bagaimana jika Kak Jieon mengusirku"

"Tidak akan. Ayo" Jimin memaksa Aliya turun dan Aliya benar-benar mengumpat karena tidak bisa menahan Jimin.

Bastrad Lawyer And Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang