Happy Reading.
+
"Anda perlu yang lain Miss" Aliya menggeleng pelan atas pertanyaan pramugari padanya. Aliya memang terbang ke Paris untuk kontrak dengan Vague lagi, Aliya akan seminggu disana dan kembali ke Korea untuk peresmian tempat wisata yang baru dibuka. Pekerjaan Aliya mengharuskan pergi kemanapun dan kepanpun. Aliya tidak lelah hanya menikmati sambil mengeluh. Selalu saja.
Ada banyak messenge dan panggilan tidak terjawab dari Jimin, Seojoon dan tentu saja Dean. Aliya tidak mau diganggu untuk kali ini. Sibuk merenenung dan menyelesaikan pekerjaannya di sana dengan cepat. Itu sebabnya Aliya selalu menghindari Jimin.
Aliya tidak mau larut dalam kata-kata Jimin yang menurutnya palsu. Laki-laki itu tidak mencintainya hanya benci. Aliya tidak akan terlena dengan kata-kata singkat Jimin lewat telfon. Tidak akan.
Perjalanan masih jauh dan lebih baik Aliya istirahat untuk menyimpan tenaga sampai di Paris.
+
"Ugh kak ini sangat mudah kenapa kau susah sekali mengerjakan ini?" Hubungan mereka sudah membaik dan terbukti dengan kedua belajar bersama. Aliya membuktikan jika benar-benar akan ikut ujian Jimin dan mereka menyiapkan materi untuk ujian.
"Lia aku tidak suka matematika..." Ketus Jimin jengkel.
"Bukan alasan, sekarang cepat kakak kerjakan seperti yang aku contoh kan tadi. Ini bahkan hanya berubah angka. Bagaimana jika berubah cara" demul Aliya jengkel.
"Kau ikhlas tidak sih membantuku?" Ketus Jimin.
"Ikhlas tapi jika modelnya seperti kakak aku harus berpikir ribuan kali" ketus Aliya.
"Dasar perhitungan..."
"Ya jika aku perhitungan aku tidak akan mau mengulang soal ini sampai 1 jam agar Kakak faham" kali ini Aliya yang tersungut emosi karena kata-kata Jimin. Mulut Jimin sangar pedas.
"Baiklah"
+
"Kau pelacur, pergi dari sini" Aliya menggeleng kuat mendengar teriakkan Jimin.
"Kak aku...."
"Tidak cukupkah kakakmu menghancurkan semua. Kau mau menghancurkan apa lagi?" Teriakkan Jimin menggema diantara pelayat keluarga Ryu dan Aliya dipermalukan luar biasa didepan keluarga besar.
Aliya menatap Jimin kecewa, mata Aliya melirik peti mati Bibi Sela ada Jieon yang terus menangis disana.
"Kak..."
"Paman Han bawa wanita pelacur ini pergi dari sini" Aliya berontak saat tubuhnya diseret paksa oleh paman Han. Aliya berontak dan mencoba melawan tapi tenaganya tidak sekuat itu. Aliya hanya merasakan sakit saat tubuhnya didorong paksa oleh Paman Han.
"Kau seharusnya sadar diri Jalang kecil. Tidak seharusnya kau disini dari awal" tatapan kebencian Paman Han membuat Aliya gemetar. Serius Aliya ketakutan pada tatapan jijik mereka.
"Hiks Kakak..."
"Pastikan dia tidak pernah mendekati rumah ini lagi, dia hanya akan merusak semuanya"
+
Nafas Aliya memburu dan mata terbuka dengan cepat. Keringan dingin menetes dari pelipisnya. Tuhan mimpi itu datang lagi. Aliya mengusap kepalanya yang terasa berdenyut nyeri. Sakit sekali, hatinya yang sakit. Malam yang tidak akan pernah Aliya lupakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bastrad Lawyer And Me
De Todo"Kau bahkan lebih brengsek dari pada aku Tuan Ryu" "Benar. aku seperti ini karena mu" "Wow apa sekarang kau mengakui jika tergila-gila pada pelacur ini?" "Kau memang pelacur Luar biasa" 18+++