S2. 04

26.1K 1.3K 110
                                    

"Gak kerasa ya Nara udah hampir tiga tahun ninggalin kita." Ucap Fany memasukkan keripik kentang kedalam mulutnya sambil melihat foto kenangannya dulu bersama Nara.

Arsyil yang mendengar itu turut mengangguk. "Hampir tiga tahun juga Nara gak ada kabar sama sekali... Kita bahkan gak tau Nara keadaannya giman setelah kecelakaan itu."

Fany dan Arsyil merindukan sahabat mereka Nara, hampir tiga tahun Nara menghilang bagai ditelan bumi. Kalo saja Alvaro tidak melakukan kesalahan, sudah pasti ini tidak akan terjadi. Mereka berdua merindukan sikap Nara yang selalu menjengkelkan namun juga menghibur. Semua ini karena Alvaro dan mantannya.

"Semua ini karna Alvaro." Ucap Arsyil.

Mereka berdua juga sudah berubah menjadi cantik dari jaman sekolahnya yang berdandanan cupu.

Fany mengangguk setuju.

"Hai!" Sapa seorang pria membuat mereka menatap sumber suara.

Fany dan Arsyil melebarkan matanya melihat sosok yang menyapanya. Yang menyapa mereka adalah Papa Nara dengan balutan jaz coklat. Fany dan Arsyil sampai tidak bisa berkutik melihat kehadiran Papa Nara yang tiba-tiba muncul didepan mereka. Bahkan mereka menampar pipi mereka sendiri berharap ini tidak mimpi dan tamparan mereka sendiri menyadarkan mereka kalo ini tidak mimpi dan benar didepan mereka itu adalah Adrian Papa Mara.

"Om Adrian!!" Kompak mereka dengan terkejut.

Adrian yang melihat itu hanya tersenyum. "Boleh saya duduk?"

Dengan muka yang masih cengo mereka sadar lalu mengangguk dan Adrian ikut duduk bersama mereka.

"Saya lihat kalian mirip seperti sahabat anak saya dan ternyata saya benar." Ucap Adrian tersenyum.

"Om, sejak kapan Om Adrian balik? Om apa kabar? Keadaan Nara gimana Om? Nara baik-baik aja kan Om? Nara dimana Om? Kita kangen banget sama Nara Om!" Ucap mereka yang saling berebutan tanya soal Nara.

"Tenang dulu. Saya sama keluarga saya baik-baik aja dan Nara juga sehat kok sekarang. Tapi sebelumnya saya minta maaf buat Nara jauh dari kalian, tapi ini juga demi kebaikan Nara." Ucap Adrian menenangkan mereka.

"Iya om gak papa, ini semua juga salah Alvaro." Ucap Fany.

Adrian tersenyum. "Tidak ada yang bersalah, saya hanya ingin buat Nara lepas dari kesedihannya aja. Didalam hubungan memang harus ada cobaannya." Ucap Adrian membuat Fany dan Arsyil terdiam.

"Om, kita bisa ketemu Nara nggak? Kita kangen banget soalnya sama Nara." Tanya Arsyil diangguki Fany.

"Bisa kok, kalian datang aja dialamat rumah baru saya. Nanti kalian ketemu Nara disana." Ucap Adrian memberikan kartu nama khusus yang terdapat alamat rumah keluarga Dimitri.

Fany dan Arsyil bahagia akhir bisa bertemu dengan Nara setelah sekian lama dan akhirnya mereka akan bertemu Nara sebentar lagi. Mereka menerima kartu nama khusus itu dari Adrian dengan semangat.

"Saya tinggal dulu yang, saya masih ada keperluan." Ucap Adrian berdiri diikuti mereka.

"Iya Om, makasih ya Om udah bolehin kita ketemu Nara." Ucap mereka dengan perasaan bahagia.

"Sama-sama, saya pergi dulu ya."

"Iya Om hati-hati. Makasih ya Om."

Sore hari mereka mendatangi sebuah rumah sangat besar dengan pagar yang menujang tinggi. Mereka menatap kagum antara senang akhirnya bisa bertemu dengan Nara dan melihat rumah Nara yang jauh lebih besar dari pada rumahnya yang dulu.

"Gila rumahnya Nara kali ini bagus dari yang dilu." Ucap Fany cengo menatap rumah Nara.

Arsyil mengangguk. "Lebih gede."

ALVARO : Love Is SunsetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang