S2. 13

21.1K 976 52
                                    

"Bar lepasin Bar, sakit tangan aku." Ucap Karin dengan wajah yang penuh air mata menatap Akbar yang duduk disampingnya sambil melihatnya. Bukan apa-apa, kedua tangannya diikat diujung ranjang selama tiga hari dan itu membuat bahu dan tangan Karin terasa kebas.

"Aku akan lepasin kamu kalo kamu nurut sama aku, sayang." Ucap Akbar tersenyum bagaikan psikopat.

Karin menangis dan mengangguk pasrah, seluruh tubuhnya sudah kebas karena tiga hari diikat diranjang tanpa bisa bergerak. "Iya aku nurut sama kamu Bar, lepasin aku."

Akbar tersenyum lalu melepaskan semua ikatan Karin membuat karin merasa lega sedikit. Akbar lalu langsung berbaring disamping Karin dan menarik Karin yang lemas kedalam pelukannya, sedangkan Karin hanya bisa pasrah didalam pelukan Akbar.

Karin tidak tau kalau akhirnya hidupnya menjadi seperti ini dan tidak menyangka Akbar akan menjadi segila ini. Hidupnya sudah hancur ditangan Akbar dengan hanya hitungan waktu sebentar. Kalau berakhir seperti ini maka Dirinya tidak akan melakukan kesalahan lagi dengan Akbar dan hal ini tidak akan pernah terjadi.

"Kenapa kamu melakukan ini sama aku Bar?... Aku tau aku salah, tapi kamu kenapa tega sama aku?." Suara Karin yang sudah tidak memiliki tenaga.

"Itu salah kamu sendiri siapa suruh selingkuh dan mutuskan hubungan kita, apa kamu lupa dengan ucapanku sebelum kamu nembak aku?... Aku sudah bilang sama kamu kalo kamu udah sama aku, aku gak akan lepasin kamu, tapi kamu malah berani selingkuh dari dan minta putus."

"Terus kenapa kamu sadari sadari kesalahan kamu sendiri?... Aku melakukannya karena kamu sendiri. Memperkosaku, menyakitiku secara fisik, mengikatku berhari-hari, mengurungku, dan sampai membunuh janinku... Apa kamu masih belum puas dengan semua itu?... Aku hanya melakukan satu kesalahan, tapi kamu membalasnya dengan menghancurkan hidupku, bukankah itu kejam?"

"Aku tidak membunuhnya! Aku tidak membunuhnya Karin!" Bentak Akbar. "Aku tidak sengaja... Aku tidak mungkin membunuh anakku sendiri, aku tidak sengaja."

Karin diam tidak akan bersuara lagi yang bisa Karin lakukan hanya diam dan menurut pada Akbar, Karin tidak tau hal apa yang terjadi suatu saat nanti. Kalau suatu saat nanti dirinya mati ditangan Akbar pun mungkin itu sudah menjadi takdirnya.

Ini juga kesalahan dirinya sendiri yang nekat meminta Akbar menjadi pacarnya waktu SMA dulu tanpa berpikir atau tau sifat asli Akbar yang ternyata sekejam ini. Jika dirinya tidak melakukan hal bodoh dengan meminta Akbar menjadi pacarnya, mungkin ini tidak akan terjadi dan Alvaro juga memanfaatkan dirinya untuk mendapatkan Nara, namun Alvaro juga penolong hidupnya waktu itu yang dirinya hampir bunuh diri karena perlakuan Akbar dan Alvaro memberikan nasehat yang membuat dirinya sadar kalau bunuh diri itu tidak akan menyelesaikan masalah.

"Satu bulan lagi aku diangkat Papa jadi CEO, sebelum itu aku akan menikahimu terlebih dulu." Ucap Akbar yang tiba-tiba membuat Karin berhenti bernafas sejenak.

"Lakuin apa yang kamu mau, Bar. Kalo aku nolak pun kamu gak bakalan mau nerima." Ucap Karin, bagaimana kelanjutan hidup dan nasibnya jika menikah dengan Akbar.

"Iya, kamu gak akan bisa nolak."








***






Nara melihat Alvaro yang fokus pada tugas kuliahnya, Nara melihat Alvaro sambil gigit jempolnya dan lebih tepatnya Nara fokus melihat bercak-bercak merah yang ada dileher Alvaro yang ia buat beberapa hari lalu, benarkah dirinya yang melakukan itu?... Bukan apa-apa, Nara sedikit terganggu dengan tanda merah yang ada dileher Alvaro itu apa lagi ia dikurung Alvaro sudah semingguan.

"Anjing!!" Umpat Nara membuat Alvaro langsung menatap Nara.

"Kenapa? Kamu laper?" Tanya Alvaro mematikan laptopnya.

ALVARO : Love Is SunsetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang