S2. 22

20.2K 934 101
                                    

Nara duduk dikasur memeluk lututnya dan selimut tebal melilit tubuhnya yang polos. Bagaimana bisa telanjang kalau dua hari sejak Alvaro selesai melakukan hal itu secara paksa, Alvaro tidak memberikan pakaian selama dua hari, bahkan baju-baju untuknya juga disimpan entah dimana. Alvaro juga mengurung dirinya dikamar lain yang ternyata keamanannya jauh lebih kuat.

Jadi selama dua hari pula Nara hanya telanjang berbekal selimut yang membungkus tubuhnya, selesai mandipun hanya ada handuk untuk mengeringkan tubuhnya saja lalu Nara kembali lagi membungkus tubuhnya dengan selimut, bahkan tubuhnya penuh dengan kissmark yang dibuat Alvaro waktu itu. Alvaro sekarang memang benar-benar gila kali ini.

Ceklek

Suara pintu terdengar dibuka masuklah Alvaro dengan membawa makanan dan tak lupa kembali menutup pintunya. Nara menatap luar jendela tanpa mau melihat Alvaro.

"Waktunya makan, sayang." Ucap Alvaro duduk disamping Nara.

Nara tidak menjawabnya dan tidak bergeming sama sekali.

"Aku akan menyuapimu." Ucap Alvaro lagi seperti tidak ada penyesalan telah melakukan hal ini.

Nara menatap Alvaro yang akan menyuapinya, namun Nara tidak mau membuka mulutnya saat sendok didepan mulut Nara. Nara menepisnya piring Alvaro dengan tangan hingga piring itu pecah dan isinya berserakan dilantai, lalu Nara kembali membungkus tubuhnya.

Alvaro yang mendapatkan hal itu lagi mendesah menatap Nara.

"Mana baju gue?!... Lo perkosa gue, lo biarin gue telanjang dua hari!? Bisa-bisanya lo masih ngasih gue makan tanpa rasa bersalah?! Sinting lo?! Lama-lama gue makin gila sama lo, rasanya gue pengen mati aja!!" Bentak Nara, lalu mengalihkan pandangannya lagi ke luar jendela.

Alvaro menatap Nara. "Aku gak nyesel udah lakuin ini sama kamu..."

Ucapan Alvaro membuat Nara langsung menatap Alvaro dengan tak percaya.

"Aku lakuin ini karena kamu coba lari dari aku, cara ini satu-satunya agar kamu gak akan ada niatan untuk kabur lagi dari aku... Supaya kamu jerah dan tidak mengulangi hal itu lagi." Lanjut Alvaro.

Nara menggeleng tak percaya. "Lo emang sinting."

"Dan lagi, sepetinya kamu lupa dengan apa yang aku bicarakan minggu lalu soal keselamatan mereka... Tapi kali ini, ini terakhir kalinya peringatan buat kamu untuk tidak mengulangi kesalahan lagi."

Nara menatap Alvaro dengan kebencian dan air mata yang keluar, Nara mengepalkan tangannya didalam selimut untuk meredam amarahnya. Saat ini Nara benar-benar ingin sekali membunuh Alvaro dengan tangannya sendiri.

"Aku akan mengambil makanan lagi untukmu." Ucap Alvaro berdiri lalu membersihkan pecahan piring dan makanan yang berserakan dilantai lalu keluar dari kamar.

Tangis Nara pecah ketika Alvaro menghilang dari pandangannya. Nara menutupi kepalanya dengan selimut dan menangis meratapi nasibnya yang buruk. Nara sangat merindukan keluarganya, pasti mereka sekarang cemas mencari dirinya. Nara tidak tau Alvaro membawanya kemana, tempat ini sangat asing buat Nara.

"Mama, Nara kangen." Racau Nara dengan suara terpendam.

Alvaro masuk kedalam dengan makanan baru lagi, melihat Nara yang bersembunyi diselimut dan menangis, Alvaro langsung membua selimut Nara dan melihat Nara masih menangis.

"Ayo buka mulutmu." Ucap Alvaro menyodorkan sendok pada Nara.

Nara mengangkat wajahnya dan mengusap air matanya, lalu Nara menerima suapan itu. Nara memakan makanan yang disuapi Alvaro hingga piring itu habis, Nara juga menerima sodoran minum dari Alvaro.

ALVARO : Love Is SunsetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang