S2. 24

18.3K 757 70
                                    

"Jangan hentikan!!" Nara yang memejamkan matanya dengan perban yang membungkus kepalanya meracau ketakutan dengan keringat membasahinya.

"Berhenti!!" Teriak Nara langsung melebarkan matanya dengan nafas yang tidak beraturan langsung mendapatkan pelukan dan usapan dari Alvaro yang menenangkannya.

"Tenanglah sayang, hak ada yang sakiti kamu, kamu aman." Ucap Alvaro pelan sambil mengusap kepala Nara untuk membuat Nara tenang.

Nara mulai tenang dengan nafas yang teratur dan memeluk Alvaro takut, Nara menangis dipelukan Alvaro bagaimana dirinya hampir diperkosa dua orang dan membuat Nara sangat takut kali ini jika sendirian. Sedangkan Alvaro memeluk Nara dan berusaha menenangkan Nara yang ketakutan.

Bukan tanpa alasan, Alvaro bingung kenapa ada orang yang bisa menemukan tempatnya padahal itu sangat terpencil. Alvaro sangat emosi dengan dua cowok yang nyaris saja memperkosa Nara kalau dia tidak datang terlambat sedikit saja, Alvaro juga sudah membunuh mereka karena terlalu murka melihat Nara wanita yang ia cintai hampir diperkosa. Alvaro menyuruh beberapa orang untuk membersihkan keadaan dan merobohkan rumah itu agar tidak ada jejak.

Alvaro sudah memikirkan kalau sebaiknya ia tinggal di apartement yang sudah disiapkan Aldi setelah kejadian kemarin dan sudah pasti apartement yang akan dia tinggali memiliki kemanan tinggi, Alvaro akan membawa Nara ke sana untuk mendapatkan tempat lebih aman dari rumah itu.

"Aku disini, kamu gak usah takut lagi. Maaf buat kamu nunggu lama dan buat kamu dalam bahaya. Maafin aku." Ucap Alvaro memberi kecupan didahi Nara yang masih menangis.

"Gue takut bangke! Gue hampir aja diperkosa sama orang gila dan Tolol malah kabur gak selametin gue!!" Ucap Nara membuat Alvaro tersenyum karena perkataan Nara. "Ini juga salah lo yang lama perginya."

"Iya maafin aku, sekarang kamu aman dan gak ada lagi yang berani sakiti kamu." Ucap Alvaro lalu mencium kening Nara.

"Lo sih goblok banget, pergi lama banget! Udah tau tempatnya dihutan!" Ucap Nara emosi juga menangis sambil mencubit pinggang Alvaro membuat Alvaro mendesis.

Alvaro mengusap pipi Nara setelah Nara melepaskan cubitan yang menyakitkan itu, lalu usapan Alvaro turun keleher. "Ini yang udah disentuh mereka?"

Nara mengangguk sambil sesenggukan, lalu tanpa berpikir menarik kepala Alvaro kelehernya hingga bibir Alvaro menempel pada kulit lehernya. "Ilangin pokoknya gak mau tau."

Alvaro terkekeh lalu mencumbu leher Nara dan memberikan hisapan membuat leher Nara menambah kemerahan lagi untuk menghilangkan jejak para cowok sialan itu. Alvaro menindihi Nara dan terus mencumbu leher Nara membuat Nara mengeluarkan desahan kecil, lalu Alvaro menjauhkan wajahnya dan menatap Nara yang tak mau menatapnya.

"Lihat aku Nara." Ucap Alvaro menyentuh pipi Nara untuk menatapnya.

Nara diam dengan wajah memerah, bisa-bisanya ia goblok untuk menyuruh Alvaro hilangin jejak cowok sinting itu dengan mudah, Nara lupa kalau Alvaro saat ini sedang menculiknya dan itu semakin buat Alvaro lebih tidak mau melepaskannya, sial emang ke goblokannya.

Nara mendelik lalu memeluk Akbar agar tidak menatap mata Alvaro. Nara memejamkan matanya dan mengumpat dalam hati, dia harus melakukan apa supaya terbebas dari suasana yang membahayakan ini.

"Kalo kamu peluk aku erat kaya gini nanti kamu yang keberatan sama tubuh aku."

Nara membuka matanya, benar sekali. Baru bisa merasakan kalau tubuh Alvaro sangat berat menindihinya lalu dengan cepat Nara menyingkir tubuh Alvaro ke sampingnya dan langsung memeluk Alvaro lagi dan kaki yang melingkar dipinggul Alvaro karena Nara masih tidak mau bertatap muka dengan Alvaro.

ALVARO : Love Is SunsetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang