S2. 17

18.2K 858 34
                                    

Nara menghentikan mobilnya disaat lokasi yang dikirim Alvaro telah disampainya. Nara melihat sekitar lokasi, ini jauh sangat jauh hingga 3 jam perjalanan dan disini penuh dengan hutan dan tentu saja sepi. Nara mengambil ponselnya untuk memasukkan lokasi yang dikirim Alvaro benar dan ternyata benar Alvaro mengirim lokasi disini. Nara menggigit kukunya dengan ketakutan kenapa Alvaro menyuruhnya datang keseni, tapi kalau dirinya tidak datang maka Dafa taruhannya. Nara tidak mau Dafa kenapa-kenapa karena dirinya.

"Sialan!!" Emosi Nara kenapa harus serumit ini.

Tiba-tiba ponselnya berdering dan melihat nomor Alvaro yang tidak disimpannya, tapi Nara ingat kalau ini nomor Alvaro. Dengan ragu Nara menarik tombol hijau keatas dan menedekatkan ponselnya ketelinga.

"Sudah sampai?" Suara Alvaro.

"Kenapa lo bawa gue kesini?! Apa mau lo anjing!!" Teriak Nara.

Alvaro terkekeh, Nara bisa mendengar suara kekehan Alvaro yang sangat berat. "Kamu cepat kesini sebelum aku yang menyeretmu kesini."

"Bangsat lo anjing!! Kenapa lo gak mati aja setan!!" Emosi Nara langsung mematikan ponselnya dan kepalanya langsung berdengung dengan rasa pusing membuat Nara meringis segera meminum obat penenangnya dari dokter.

Nara mengatur nafasnya untuk tenang lalu mempersiapkan dirinya untuk bertemu dengan Alvaro, setelah itu Nara turun dari mobil dan berjalan ditanah kering tanpa aspal menuju tempat yang diberi tau Alvaro, Nara melihat bangunan sederhana ditengah hutan, Nara memasuki rumah yang tidak dikunci suasana hampa langsung mengihasi rumah itu. Nara menutup pintunya dan berjalan semakin memasuki rumah itu dan melihat Alvaro yang sedang duduk disofa sambil melihat sebuat layar proyektor.

"Sudah datang." Suara Alvaro terkekeh

Nara melihat vedio yang ditampilkan dilayar proyektor, mata Nara membelak melihat video itu hingga tanpa sadar Nara bergegas mendekat dengan ketakutan.

"Dafaa!! Dafaa!!!" Teriak Nara sambil menangis ketika video itu menampilkan Dafa yang tengah terikat dikursi dengan mata tertutup kain dan mutut yang dilakban, Dafa dipukul oleh beberapa orang hingga Dafa babak belur.

"Dafa!!!" Teriak Nara menjerit melihat Dafa terus dipukuli.

Nara tiba-tiba tersentak saat Alvaro memeluknya dari belakang begitu saja, Nara langsung berbalik dan mendorong Alvaro, Nara menatap Alvaro marah.

"Apa yang lo lakuin sama Dafa?! Apa yang lo lakuin brengsek!!!" Teriak Nara menangis sambil memukuli dada Alvaro.

"Lepasin Dafa!!"

Alvaro menarik pinggang Nara dan mencengkram dagu Nara membuat Nara langsung diam dengan memejamkan matanya, Alvaro menempelkan keningnya pada kening Nara.

"Gue mohon lepasin Dafa." Lirih Nara menangis.

Alvaro diam sesaat. "Ini peringatan buatmu sayang, peringatan untuk kamu tidak berusaha pergi dariku."

Nara menangis. "Kenapa lo tega sama gue."

Alvaro menjauhkan kepalanya lalu memegang pipi Nara, Alvaro mengusap kedua pipi Nara dari air mata. "Buka mata kamu."

Nara masih memejamkan matanya.

"Buka mata kamu!!" Bentak Alvaro membuat Nara langsung membuka matanya dan tatapan mereka bertemu.

Alvaro mengusap kepala Nara lalu terkekeh karena merasa sangat terobsesi dengan gadis didepannya ini. "Bahkan kamu nangis untuk cowok itu."

"Gue mohon lepasin Dafa." Mohon Nara sambil menangis.

Alvaro terkekeh lagi dan mencengkram dagu Nara lalu memberi kecupan didahi Nara.

"Aku akan lepasin dia kalo kamu mau kembali sama aku dan kamu bilang sama orang tua kamu kalo kita akan menikah... Kamu paham?." Ucap Alvaro tersenyum.

ALVARO : Love Is SunsetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang