S2.02

31.4K 2.1K 158
                                    

Alvaro diam mendengarkan apa yang dijelaskan dosen didepan kelas, mendengarkan dengan serius. Lalu tak lama seseorang meletakkan sekaleng Coca-Cola dimeja Alvaro membuat Alvaro mengalihkan pandangannya dari dosen ke minuman itu dan melihat siapa yang meletakkannya. Ternyata gadis duduk disebelahnya yang memiliki wajah imut dengan pipi chubby dan menatap Alvaro seperti sangat menyukai Alvaro.

"Aku memberimu ini."

Alvaro diam menatap datar gadis didepannya ini, lalu tak lama Alvaro mengambil minuman kaleng itu dan diberikan pada cowok yang duduk disebelah kiri Alvaro tanpa perduli reaksi gadis itu murung dengan penolakan Alvaro.

"Jangan terlalu berharap, itu buat lo sakit sendiri." Ucap Alvaro pada gadis imut itu.

Alvaro menolak semua pemberian cewek sebagai rasa sukanya pada Alvaro, didalam diri Alvaro masih menyimpan sebagian besar cintanya pada Nara, kekasihnya yang pergi. Alvaro tidak akan mengubah cintanya pada Nara untuk wanita lain.

Hampir tiga tahun Nara menghilang, Alvaro tidak tau harus mencari Nara kemana lagi, apa lagi Aldo sudah berhenti mencari keberadaan keluarga Nara karena sulit ditemukan. Alvaro bingung dengan apa yang akan ia lakukan sekarang, mencari Nara kemana lagi.

"Saya akhiri untuk pembahasan hari ini, besok jangan lupa kumpulkan tugas kalian melalui email bapak ya." Ucap dosen menutup jam kuliah yang sudah habis.

Alvaro yang membereskan bukunya dan hendak akan pergi ditahan oleh gadis imut yang memberinya minuman kaleng tadi tapi Alvaro tolak. Alvaro menatap gadis yang tingginya hanya sebatas dada Alvaro. Alvaro diam menunggu gadis imut ini berbicara sambil melepaskan tangan gadis itu yang memegang tangannya.

"Emm.... Kenapa menolakku? Apa karna bukan levelmu? Apa aku miskin?" Tanya gadis imut itu dengan tampang sedih. Ya, gadis imut itu berasal dari kalangan orang yang kurang mampu dan masuk kampus ini melalui beasiswa.

Alvaro diam sesaat. "Terserah." Alvaro berniat meninggalkan gadis imut itu namun terhenti oleh suara gadis imut itu.

"Kenapa? Kenapa kamu menolakku?"

Alvaro mendesah lalu berbalik arah kembali menatap gadis imut itu. "Gue punya cewek." Alvaro tidak perduli raut wajah gadis imut itu bersedih langsung meninggalkan gadis itu. Alvaro tidak ingin membuang waktunya untuk mencari Nara.

"Anak ngentot!" Teriak Andika memanggil Alvaro dan berlari cepat pada Alvaro hingga ngos-ngosan membuat Alvaro mengerutkan dahinya melihat Andika.

"Tot gue heh heh heh... Gue baru aja ngeliat— bentar-bentar gue capek anjing!" Ucap Andika mengatur napasnya.

"Ngeliat apa?" Tanya Alvaro.

Andikan menghempaskan napas beratnya. "Gue tadi ngeliat Bang Akbar dikafe depan kampus."

Alvaro mengerutkan dahinya tajam. Akbar? Berarti Akbar udah kembali dan mungkin saja Nara juga ada disini.

"Tapi gue— woyyy ngentot!! Lo kok ninggalin gue sih bangsat! Gue belum selesai ngomong!" Teriak Andika kesal dengan Alvaro yang berlari meninggalkannya, mau tidak mau Andika iku berlari menyusul Alvaro.

Alvaro berlari kencang menuju kafe yang dikatakan Andika tanpa perduli menabrak beberapa mahasiswa/i, tujuannya hanya bertemu dengan Akbar dan menanyakan dimana keberadaan Nara atau mungkin Nara bersama Akbar saat ini. Alvaro berdetak kencang memikirkan Nara apakah sudah baik-baik saja.

Alvaro akhirnya sampai dikafe dan matanya menelisik sekitar untuk mencari keberadaan Akbar dan ketemu. Akbar berada dipojok dekat jendela sendirian sambil melakukan sesuatu pada laptopnya, tanpa pikir panjang Alvaro langsung menghampiri Akbar dengan nafas yang masih menderu akibat berlari.

ALVARO : Love Is SunsetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang