Stage 1
Ketika ku bertempat di sebuah peladangan pada suatu dimensi waktu yang lain. Sebuah cerita mengatakan ada keanehan disini.
Bertepatan dengan lamunanku melihat mereka sibuk beraktifitas. Seorang pak tua antusias menunjukkan sesuatu dilangit menjelang sore.
Bintik bintik hitam bertaburan yang semula kukira itu kumpulan burung ternyata itu hal yang diluar nalar.
Kuperhatikan seksama sekumpulan bintik bintik hitam bergerombol seperti semut lalu menyatu mulai menutupi langit.
Aku mengerutkan dahi. Berpikir ini materi gelap yang hidup dan sedang memakan dimensi ini.
Mengingat hal yang lalu. Pernah sekali kutemui kasus seperti ini. Tetapi berbeda pola. Dulu seperti cat hitam yang dikuaskan secara perlahan mulai menggerogoti setiap bagian dimensi.
Sesaat situasi mulai menggelap sebelum waktunya. Aktifitas mereka berhenti dan mulai berteriak ketakutan.
Membunyikan benda apapun dengan cara kolosal mereka. Hal yang sia sia karena kegelapan semakin mendekat berusaha menutupi ruang lingkup dalam jarak pandang.
Satu persatu dari mereka mulai berlarian. Bahkan sampai bersembunyi di tumpukan rumput kering . Berharap itu akan berhasil dan dia pun tertelan oleh kegelapan. Sesaat sebelum dia menggapai kan tangannya ke arahku.
Aku membiarkan diriku ditelan oleh materi gelap yang hidup. Selain ingin tau benarkah didalamnya ada kehidupan yang lain. Yang indah seperti tempat yang diinginkan oleh pikiran maupun perasaan. Tetapi hal yg sebenarnya di hati kecilku. Aku tidak benar tau bagaimana cara mengatasi masalah ini.
Hampa...
Perasaan gamang dikakiku karena setiap manusia sudah terbiasa menapak pada dunia.
Getaran gempa menerpa disetiap sudut tubuh. Daya magnetis yang kuat kurasakan.
Kuperhatikan sekeliling hanya ada hamparan warna hitam gelap dan beriak seperti lumpur.
Materi gelap ini tidak bisa memakanku. Dengan hal lain menghapus ku. Karena aku hanya pendatang pada dimensi yang tadi.
Aku menyibakkan tangan kanan kedepan untuk membuka portal dimensi secara sembarang. Dikarenakan aku merasakan gamang dan mulai tidak nyaman.
Tanpa kusadari itu salah satu kesalahan. Dan sebagian materi gelap telah menyusup. Mengikuti kearah mana aku bergerak.
Stage 2
Di sebuah sekumpulan pohon. Pandangan kuedarkan sekeliling. Sepertinya hutan ini belum pernah terjamah oleh manusia .
Disini pagi hari dan udara terasa menyegarkan hati.
Demi menjaga sesuatu hal yang tidak diingini aku menjadi kan ranting kokoh menjadi tongkat kayu.
Seketika jalanku berhenti pada jalur terbuka di semak semak. Terlihat warna belang dengan sisik yang halus.
Apakah itu ular besar. Tetapi dimana kepalanya. Tanyaku dalam hati.
Dengan tongkat kayu aku mengangkat tinggi tubuh ular sebesar lengan tersebut. Tetapi aku tidak dapat melihat kepalanya.
Seperti panjang yg tidak ada habisnya karena aku melakukannya lagi mengangkat tinggi di tempat yg berbeda.
To be continued
Stage 3
Ruang hampa banyak sekali di selimuti materi gelap yang hidup. Seperti jelly hitam banyak mengisi rongga kosong.Itu bola biru. Dia hampir mencapainya. Seruku dalam hati.
Tubuhku sudah mulai gemetar. Karena saat ini aku sudah tidak dalam wujud sebagai manusia. Ini kemampuan astralku. Tubuh asliku ada di dalam bola dunia.