Sepupuku Wand lebih dahulu menyambutku di kampung. Padahal belum saja aku sampai kerumah. Dia terlihat berkejaran dari jauh. Dan sampai didepanku setelah mengatur nafas lebih dahulu.
Pandanganku terlalu biasa. Karena sudah terbiasa juga dengan sikap unik itu. Kupikir semua orang disini merindukanku.
" Apa kau baik baik saja. Kupikir kau akan mengalami sakit "
Aku heran sekali dengan kalimatnya. Seolah aku akan mengalami kritis diujung tanduk.
Dia menarikku untuk duduk di tepi beranda rumah kopel.
Aku pun mengeluarkan rokok untuk membuat situasi tenang.
" Aku mendengar kau pernah mengalami kecelakaan "
Aku mengangguk saja. Karena aku memang pernah mengalami satu kecelakaan paling parah dulu waktu masa kecil.
Ditabrak oleh seseorang yg menggunakan motor. Dan luka besar ada di bagian kepala juga kaki.
Kejadian itu membuatku tak sadarkan diri selama 3 hari.
Dalam masa penyembuhan aku juga harus kembali belajar berjalan dengan baik.
" Ada rahasia yg aku dengar "
Kali ini aku melihatnya tetapi dengan pandangan biasa saja. Apakah.
" Katanya bagian rahang. Dan kaki kananmu sudah di modifikasi dengan logam. " Ujarnya sambil meraih daguku.
" Aku tidak ada masalah. Dan itu hanya kabar angin saja. " Jawab ku sambil mengenyahkan tangannya.
"Kenapa gak tanya uak saja" sambungku sambil membereskan tas untuk masuk kerumah.
Kebetulan bapak keluar rumah dan melihatku bersama Wand sepupuku.
"Apa ada yg tertinggal " ucap bapak.
Aku mengerutkan dahi saking herannya.
"Tidak pak, hanya merindukan rumah"
Bapak melihatku sejenak .
" Masuklah. Ada makanan kesukaanmu. Bapak mau kekebun dulu sama Wand"
Bapak berlalu.
Wand yg mengekor berbalik meraihku. Melihatku lebih seksama dari kepala sampai kaki.
" Mungkin kau pelupa. 3 hari yg lalu kau pulang. Dan menjelaskan tentang modifikasi. "
" Tadinya aku membuka percakapan tentang itu . Agar kau bisa menjelaskan secara rinci. Tetapi kau sendiri pelupa ." Sambungnya.
Aku terkejut didalam. Sedangkan diluar pandanganku kosong menatap kearah lain.
Apakah gerangan.
"Ajak aku. Karena aku tau tempat terakhir dia pergi"
Aku meraih bahu Wand.
" Ingat ya, jangan beritahu uak. Nanti malam kita gerak" ujarku sembari menyipitkan mata mencari tau akan kejujuran sosoknya.Dia memberi kode jari meminta uang. Aku tau dia akan butuh untuk membeli rokok.
Selembar 50 rebu sudah sampai ketangannya.
" Sudah sana pergi kekebun"
Wand berlalu sambil cengengesan karena mendapatkan apa yg dia inginkan.
Ibu menjawab salamku dan menyuruh untuk segera makan lalu istirahat. Karena dia berpikir aku kecapaian dalam perjalan jauh bolak balik.
Pikiran terus berputar mencari jejak misteri siapa orangnya yg sudah mencopy sosokku. Ini akan sangat berbahaya jika dia berniat jauh menyusup kedalam lingkungan keluargaku.
#