Seorang bocil laki laki yang kupercayai. Menunjukkan jalan pintas untuk mempercepat aku kembali.
Sedari tadi aku tidak dapat menemukan titik lokasi portal untuk pulang.
Danau.
Dia berkata itu danau. Tetapi aku melihat itu sungai yang sudah surut airnya. Karena ada beberapa kapal yang terdampar.
Kuperhatikan sekitar. Aku merasakan jeritan sungai ini. Karena banyak sampah serta potongan kayu didalamnya.
Kuberanikan menjejakkan kaki kedalam aliran sungai tersebut. Airnya cukup jernih. Dan tepian hanya setinggi betis.
Si bocil bergerak melintasi aliran sungai ini.
Sesekali menjejakkan kaki ke potongan kayu untuk menghindari beban lumpur.Hampir mencapai ketengah sungai. Dan airnya sudah sebatas pinggang.
Kai kugendong erat didepan. Aku takut dia terlepas. Aku memindahkan kai kesisi kanan. Dan kiriku menggerakkan jari membentuk bola energi menjadi helm kai. Itu akan membantu dia bernafas didalam air.
Aku pun menyelam. Dan si bocil didalam air melambaikan tangan.
Suara hatinya sampai . Dia berkata selamatkan danau ini.
Aku hanya tersenyum karena aku juga bingung dengan maksud kalimatnya itu.
Memasuki sebuah cahaya. Waktu terasa berhenti sejenak. Dan akupun naik kepermukaan. Disini air menjadi banyak.
Kai hanya santai melihat kesekitar dia seperti tidak perduli dengan keasikannya melambaikan air.
Booster energi dikaki membuatku seperti jet air meluncur bebas terus sampai ketepian.
Buruk.
Disini banyak sekali sampah. Dan ini adalah tepian hutan.
Ada penimbunan
Ada penebangan.
Bahkan banyak alat berat.Mereka menggunduli hutan.
Aku tidak mengerti dampak mirror ke dimensi sebelumnya bisa terjadi.
Disana dia berkata danau. Yang sebenarnya adalah laut yang surut. Sebegitu kerasnya kah waktu manusia untuk memusnahkan laut.
Aku heran. Kemana semua air melimpah ruah ini.
Melihat jeritan laut ini. Ingin sekali rasanya aku menjatuhkan banyak meteor. Biar mereka semua merasakan sebuah kesakitan dunia.