18. DEWA

6 1 0
                                    

Derap langkah kaki kuda berhenti tepat didepan ku disaat aku hendak keluar dari jalan gang.

Seseorang perempuan membukakan pintu kereta dari dalam.

Dia tersenyum.

"Ayolah aku mengajakmu untuk membantu kami bertanding di babak semi final. "

Sesaat aku merasakan ragu. Terpikirkan kalau berada ditempat umum itu sama saja dengan menunjukkan diri yg sebenarnya.

Dia bergerak menarik tanganku. Sangat tidak sabaran sekali.

Karena rasa iba yg terpancar dari wajahnya akhirnya aku menurut saja untuk duduk di dalam kereta.

Didepan sebagai pengemudi seorang pria teman satu timnya.

#
Kereta pun melaju kencang melewati tebing bebatuan terjal.

" Kau tau semakin mendekati final lawan kita adalah dewa. "

Aku melirik sedikit kearahnya yg sedang menikmati keindahan alam dari balik jendela kereta.

Dia tertawa sebentar.

" Banyak orang berkata seperti itu. Hhh .. ntah aku bisa bertahan apa tidak untuk pertandingan ini"

Aku memegang tangannya mencoba untuk menguatkan perasaannya .

Secara diam diam aku menyusupkan satu energi pelindung.

#
Kereta sampai pada tujuan. Ada banyak orang berbondong ingin menonton pertandingan. Tempat ini jauh dari kata bagus untuk time saat ini. Aku sempat berpikir sebuah ring kolosal tempat mengadu manusia.

Ada 3 orang pria muda berpakaian mewah dan spesial duduk di sebuah kursi. Herannya ada sebagian orang bersujud bergantian didepan mereka.

"Itu mereka, dewa yg aku ceritakan.

Aku hanya mengangguk pelan menanggapi hal itu dan terus saja berjalan ke bangunan putih yg sebelumnya dia tunjuk.

Ketika melewati pohon. Ada gelombang energi yg tidak biasa menerpa. Aku melirik dari mana asalnya.

Wajah tampan menyeringai menatapku seksama. Dia yg duduk ditengah salah satu dari petarung dewa.

Aku merasa tidak pernah mengenalnya sama sekali. Jadi aku teruskan langkahku sambil menarik bahu wanita petarung.

Tidak ada yg menyambut kami. Kemungkinan tim kami kalah pamor kemenangan.

#
Menurut peraturan setiap petarung akan diadu satu lawan satu didalam sebuah gedung putih besar.

Satu keuntungan bagiku . Aku jadi bebas berekspresi tanpa terlihat khayalak umum.

Lalu kemenangan akan ditentukan juga oleh waktu yg ditetapkan juri. Yg keluar lebih dulu dialah pemenangnya.

#
Lawanku adalah dewa kiri. Sedangkan pria pengemudi kereta dewa kanan. Dan perempuan yg mengajakku dewa utama.

#
Mengukur dari gelombang energinya aku merasa mereka diatas manusia super. Kuyakin 2 teman tim ku pasti akan kalah. Aku sudah mengukurnya saat menyentuh tangannya di kereta kuda.

Aku hanya berdoa. Semoga mereka selamat.

#

Dewa kiri bersikap angkuh sekali merasa dia sudah diatas angin karena menganggap orang didepannya adalah manusia biasa tanpa power apapun. Dia menyeringai dengan muka angkuhnya.

Dewa kiri bergerak melayang diudara menjadi tidak terlihat seperti bayangan saja. Itu bagi mata biasa.

Sedangkan aku dapat tau detail posisi dia dimana.

Mudah sekali pikirku.

Roda energi berputar kencang.

Sepertinya dia ingin tau bagaiman kekuatan dewa yg sebenarnya.

Dengan santai aku melayang mengikuti pola gerakannya. Dia terkejut karena aku sudah berada disisinya.

Pukulan tendangan beradu bebas.

Bagi mata biasa itu tidak akan terlihat.

Tendangan badai berhasil dia elakkan dua kali. Cukup mumpuni . Pikirku.

Celahnya terbuka.

Aku merapat cepat. Dan menarik lengannya. Lalu melemparnya Kedinding.

Gempuran tinju bombardir segera menyusul.

Dia sudah kehilangan kesadaran seperti terpaku pada dinding.

Ini kekuatan dewa yg dia inginkan.

Dia terjatuh lemas kebawah . Melihatku seksama.

Dia kuat, benakku berkata.

Dia berusaha bangkit dengan gemetar menopang lantai pada tangannya.

Melihat reaksinya seperti itu aku menopang tangan didepan dada tepat dihadapannya.

Aku yakin sekali 2 temanku kalah dengan mudah karena melihat lawan kuat seperti ini.

#
Suara tiupan waktu berbunyi. Menandakan pertarungan sudah selesai.

Aku segera keluar setelah melihat dewa kiri terjerembab kedepan. Dia sudah kehabisan power .

#
Diluar aku malah terkejut karena melihat dua temanku sudah ditopang tandu oleh beberapa orang.

Bisik bisik kudengar mereka kalah dengan cepat.

Aku menghampiri perempuan itu. Memberikannya sedikit energi untuk kesadaran.

Dia membuka mata.

Sedikit tersenyum.

" Aku sudah yakin sedari awal kamu orang yg kuat. "

Lalu dia menunjuk kearah teman satu lagi. Dan pingsan.

Syukurlah energi yg kususupkan membantu sebagai pelindung.

Aku menghampiri pengemudi kereta. Hal yg buruk. Dia terluka parah. Ada banyak memar diwajah dan darah ditubuh. Apakah dia meninggal, pikirku .

Aku berbalik ingin membuat perhitungan. Tapi seseorang menahanku.

" Bermain denganmu suatu kebanggaan bagiku. Biarkan adik ku aku yg mengurusnya. "

Aku melirik kearah dewa kanan yg sedang mengurus dewa kiri. Dia akan di skors karena niat membunuh tidak diperbolehkan.

Menurutku serangan dewa kanan tidak sepadan dengan pengemudi dengan skill basic. Terlalu berlebihan.

Dewa utama terlihat menyeringai didepanku.

Melihat itu ntah kenapa aku sangat jengkel sekali.

Lebih jengkel lagi aku bertarung bersamanya di final menghadapi tim yg disebut orang sebagai iblis.

Dia mencapaikan tangannya di bahuku. Dan menuntunku menuju gedung selanjutnya sambil tertawa riang tanpa memperdulikan saudaranya.

Sangat menjengkelkan.

#

DREAM STORY 5Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang