Avanza hitam menembus kegelapan malam. Menurut perkiraan ku ini sudah jauh kedalam area perkebunan sawit dan hampir mendekati perbatasan hutan.
Tepukan di bahu membuatku terbangun.
"Ayo". Suara pelan kakakku.
Aku meliriknya sepintas lalu memperhatikan sekitar.
Terasa asing .
Aku belum pernah kesini. Tanyaku dalam hati.Ada seorang pria asing memberikan 2 senter Tiger model kuno.
Lalu menunjuk kearah 2 sepeda kuno.
"Kau bisa ?
Aku mengangguk saja. Dan mulai menaiki sepeda untuk mengekor di belakang kakakku.
Sedangkan iparku tetap stay didalam mobil.
#
Jalan setapak kami lewati dengan berkendara sepeda .Sinar kuning dari senter Tiger harus membuatku berhati hati. Dan sepertinya kakakku sudah terbiasa dengan ini. Dia terlihat hapal betul dengan jalan kecil ini.
Aku tak perlu ambil pusing dengan hal itu. Cukup diam dan ikuti instruksi selanjutnya.
Sesekali jalanan cekung hampir membuatku terjatuh.
#
Aku melihat lampu temaram di sisi kanan. Dan kakak pun berhenti.Dia memberi kode untuk menumpukkan sepeda dan meletakkan senter di tempat yg sama.
Lalu dia menyalakan senter hpnya untuk berjalan ke arah lampu temaram.
Memasuki ruang pertama. Situasi tidak seperti diluar. Ini cukup terang. Dan seorang pria tua tersenyum.
Kakakku memberikan kartu padanya.
Lalu pria tua itu memberikan kode tangan untuk mempersilahkan masuk.
Dia berkata
Didalam banyak benda BM silahkan dipilih sesuai dengan kebutuhan member.Ada rasa penasaran didalam hati. Tetapi aku menutup itu semua. Mengingat Kaka adalah saudara kandungku . Aku percaya denganya.
Kakak menoleh kearahku.
" Masuk lah dan ambil apapun yg kau butuhkan. Jgn lupa hanya 3 benda "
Aku hanya mengangguk.
#
Ruang kedua.
Semakin terang.Banyak tumpukan barang yg terbungkus plastik.
Disitu berdiri seorang pria kokoh.
Karena kakakku mengabaikannya aku pun ikut saja dan segera memilih benda apa yg harus kuambil.
Sudut mataku melihat kakak mengambil jam tangan .
Sekali..
Dua kali..Lalu barang berbentuk kotak. Tidak bisa kupastikan itu apa.
Karena Kaka beranjak keluar.
Aku pun mengikut dengan mengambil benda secara acak saja.#
Kembali keruang pertama.Pria tua menampilkan layar monitor dan mulai menunjukkan berapa biaya benda yg kami ambil.
Jam tangan berwarna gold itu sangat cantik . Dan aku terkejut disitu menampilkan harga 65 juta.
Sedangkan jam tangan yg perak menampilkan harga 24 juta.
Aku sampai berteriak didalam hati. Semahal itu kah.
Aku tidak meragukan keuangan kakakku. Tapi ... Kenapa dia tidak menimbang hati untuk membeli benda semahal itu. Dan aku mengenalnya, dia tidak akan membeli barang yg tidak sesuai kebutuhan.
Untuk harga lain aku sudah tidak berfokus. Karena sudah kepalang tanggung menjadi bengong karena benda mahal.
Pak tua memasukkan semua benda kedalam kantong plastik hitam.
Kakak selesai berkutat dengan hp nya. Dan menunjukkan bukti transfer pada pak tua.
"Ayo.
" Yang ini bawa saja dulu ya.
Ujarnya sambil menyerahkan bungkusan benda pilihanku tadi.
Sekali lagi aku hanya mengangguk. Mulutku terlalu malas membuka pertanyaan yg kupikir itu tak perlu untuk mencampuri apa urusan kakakku.
Setiap bisnis sudah dipastikan ada sampingan yg sulit untuk dijelaskan secara umum. Baik atau tidak jika salah bicara bisa menjadi fitnah. Yg ku tau benda tadi hanyalah kamuflase dari bisnis mereka.
Kami berdua kembali dengan sepeda. Dalam perjalanan selanjutnya aku kembali menutup mata untuk tidur dalam keheningan malam.
Tetapi hatiku terjaga dalam pertanyaan . Apakah kakakku terlibat dalam perdagangan gelap.Sembari menghela nafas. Aku berpikir. Sebaiknya kapan waktu luang aku akan menanyakannya.
#