Hi everyone!
Gimana kabarnya? Sehat selalu yaa!
●Happy Reading●
Zaltana melempar tubuhnya keatas kasur, Zaltana memejamkan matanya berharap rasa cape nya hilang seketika.
"Gue mandi dulu aja kali ya? Abis itu, gue telphone Raizan" Zaltana berdiri dan berjalan keluar ke arah kamar mandi.
Zaltana melewati kamar Danica, pintu nya tertutup rapat "Lagi diluar kali ya?" Zaltana mengedikkan bahunya, ia akan mandi sekarang.
●🦋●
"Izan kangen tau Mah" ucap Raizan dari sebrang telphone.
Zaltana terkekeh "Sama sayang, besok Mamah pulang nya malam" ucap Zaltana "Izan mau dibawain apa oleh-oleh nya?"
"Mamah pulang aja, bagi Izan cukup" ucap Raizan.
Zaltana mengangguk, meski begitu ia akan membelikan Raizan sesuatu. Tiba-tiba saat ia sedang asik ngobrol dengan Raizan, ada telphone yang masuk. Itu dari Hanifah.
"Izan sekarang tidur ya? Udah malem loh" ucap Zaltana, Raizan mengangguk.
"Iya Mah" jawab Raizan.
"Yaudah, see you tomorrow dear" ucap Zaltana kembali.
"See you tomorrow too"
Zaltana mematikan panggilan nya dengan Raizan, lalu ia menelphone kembali Hanifah.
Tidak di angkat!
Zaltana memakai hoodie nya dan segera keluar. Ia berjalan ke ruang tamu, ia ketemu dengan Agnis.
"Kemana kamu Zal?" Tanya Agnis saat melihat Zaltana berburu-buru.
"Zal harus ke Rumah Sakit lagi Tan, ada anak pasien yang nelphone Zal dan sepertinya ini penting banget menyangkut Ibunya yang sedang sakit parah" ucap Zaltana.
Agnis mengangguk paham "Kamu pakai apa kesana? Danica lagi diluar, gatau kemana pakai motor"
"Gojek aja kayaknya Tan, Zal berangkat ya" Zaltana menyalimi tangan punggung Agnis.
Untung nya Zaltana sudah memesan gojek saat selesai telphonan dengan Raizan. Zaltana hanya menunggu 5 menit untuk menaiki gojek itu.
Zaltana hanya berdo'a semoga Hani dan Hanifah baik-baik saja.
●🦋●
Hanifah menangis dalam pelukan Zaltana. Zaltana yang mendengar kabar terakhir Hani pun ikut menangis, namun ia tak boleh cengeng didepan gadis itu.
"Kak, Ibu udah gak ada" ucap nya dalam tangis "Aku sama siapa Kak? Aku gak mau sendirian"
Zaltana terus memeluk Hanifah, ia juga tidak tau Hanifah harus ia bawa kemana. Tidak mungkin jika ia bawa ke Jakarta.
"Aku mau ke Panti aja Kak" ucap Hanifah lalu menghapus air matanya "Ini pesan dari Ibu juga"
Zaltana menatap Hanifah "Kamu seriusan mau ke Panti?" Hanifah mengangguk "Kapan?"
"Setelah pemakaman Ibu Kak, besok pagi" Zaltana mengangguk, tak mungkin juga jenazah Hani di makamkan sekarang.
"Malam ini kamu tidur dirumah Tante Kakak, gimana?" Tawar Zaltana kepada Hanifah.
Hanifah menggeleng "Itu bakal ngerepotin Kakak, aku gak mau" ucapnya.
Zaltana tersenyum lalu menatap mata hazel Hanifah "Kamu gak ngerepotin Hanifah, mau ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJANA [TAMAT]
Teen FictionSeorang CEO muda yang bertemu dengan gadis cantik, pintar dan juga memiliki sifat dewasa. Renjana Bastien Clifton, atau sering di sebut Tuan Ren merupakan anak terakhir yang harus membangun dan meneruskan kerjaan Almarhum Papa nya. Ditemani seorang...