14

1.3K 98 45
                                    

Hai everyone!!!

Kabar gimana? Apa kabar everyone?
Sehat selalu

●Happy Reading●

Setelah selesai makan malam, Zal dan Zac menonton televisi di ruang keluarga.

Berbagai cemilan tersedia untuk menemani mereka kedua, namun suara Herry yang memanggil Zal membuat Zac menonton televisi berdua.

Zal berjalan ke ruang kerja Herry, ia mengetuk pintu tersebut.

"Masuk Kak" titah Herry yang tadi memanggil Zal.

Zal membuka pintu ruang kerja itu, lalu duduk di sebrang Herry.

"Ada apa Pah?" tanya Zal dengan cepat, ia tau jika Herry memanggil ke ruangan nya pasti ada hal yang di bicarakan, dan itu sangat serius.

Tiba-tiba Herry menaruh papper bag di atas meja, Zal mengerutkan kening nya. "Buka" titah Herry kembali.

Zal membuka isi papper bag, Zal mengambil nya dan kala melihat ia menghela nafas nya.

"Papah tadi ke Mall, gak sengaja liat banyak anak remaja keluar dari toko buku dan gak cuma satu atau dua, bahkan banyak hari ini yang beli buku itu" ucap Herry.

Zal mengusap wajah nya "Papah gak marah?"

"Kenapa Papah harus marah? Udah berapa buku yang kamu terbitin Zaltana?"

Iya, Herry membeli dua buku hasil terbitan Zal tahun lalu dan dua bulan yang lalu. Herry tidak marah jika anak nya menerbitkan buku yang bagus dan disukai banyak orang.

"Papah gak bakal bilang Mamah kan?" tanya Zal dengan suara pelan.

Herry menggeleng "Tapi, cepat atau lambat Mamah kamu pasti tau"

Zaltana mengangguk paham "Maaf kalau Zal gak ngasih tau siapa-siapa buat nerbitin buku ini"

Herry mengangguk "Tapi, kenapa karakter Papah di cerita kamu baik? Seakan-akan Papah ini hiro bagi kamu"

"Karna karakter itu yang Zal mau ada di Papah"

Herry terdiam mendengar alasan Zal. Tadi siang ia pergi ke toko buku dan menemuka dua buku hasil karya Zaltana. Dan Herry membaca nya setengah dari salah satu buku yang pertama Zal terbitkan.

Herry menangis, namun ia tahan. Kenapa anak sulung nya itu selalu bersikap baik kepada nya? Padahal sifat Herry selalu membuat nya sakit hati dan mengecewakan.

Herry berjalan ke arah Zaltana, dan memeluk Zal dengan erat "Maaf, maafin Papah Kak, maafin Papah yang suka marah bahkan membuat kalian tersiksa" ucap Herry, kini air mata nya tak bisa ia bendung lagi "Papah akan belajar untuk menjadi Papah yang baik untuk kamu dan adik kamu"

"Belajar juga menjadi suami yang baik untuk Mamah Felisa, Mamah kena penyakit kanker pembuluh darah atau biasa disebut Hemangioma" ucap Zaltana yang di dalam dekapan Herry.

Herry melepaskan pelukan nya "Kakak tau darimana?" tanya Herry.

Herry tau betul, jika Zal dari kemarin sibuk bersama Raizan dan Ren. Herry memantau kedua anaknya, namun kali ini Herry dibuat bingung oleh nya.

Zal menatap Herry sekilas "Zal waktu itu sewa orang, buat menjadi Suster yang memeriksa Mamah"

flashback on...

Mendengar Felisa masuk Rumah Sakit, Zaltana segera menelpon orang suruhan Papah nya yang telah lama dekat dengan nya. Hanya beberapa bodyguard yang dekat dengan Zal.

Zal menelpon salah satu nya "Tolong carikan seorang wanita yang kamu percayai Alden" ucap Zal dari sebrang telphone.

"Baik Nona, saya akan menghubungi Nona sebentar lagi" jawab Alden.

RENJANA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang