Aku mengikuti langkah kaki Ryoba dengan cukup tergesa-gesa. Ryoba menarikku menuju istana. Sepanjang jalan, rasanya kami menjadi pusat perhatian para penduduk kota Elven. Setiap orang yang melihat kami, pasti menyempatkan diri untuk menyapa Ryoba. Sepertinya Ryoba adalah sosok yang sangat dicintai dan dihormati warga Elven.
"Selamat siang ratu" kata itu telah ku dengar berulang-ulang kali. Tak lama setelah keluar dari pusat kota Elven, aku tersentak kagum melihat sebuah gerbang yang sangat tinggi dan nampak kokoh.
"RATU TELAH KEMBALI!!! CEPAT BUKA GERBANGNYA!!!" Teriak seorang prajurit yang sedang berjaga diatas gerbang. Tak perlu waktu lama, gerbang nan kokoh itu mulai terbuka secara perlahan. Saat gerbang terbuka, Ryoba dengan cepat menggenggam tanganku dan menariknya masuk ke dalam gerbang. Betapa terkejutnya aku melihat sebuah istana yang sangat megah berdiri kokoh di depan mata. Cahaya menerangi setiap sudutnya dengan warna ungu mendominasi setiap dindingnya.
"Selamat datang ratuku." Kami dihampiri oleh seorang pria yang telihat seperti bangsawan. Pria itu menggunakan pakaian khas bangsawan dengan warna emas mendominasi seluruh bagiannya.
"Aku kembali... Bagaimana kondisi istana saat aku pergi paman Udor?"
"Semua baik-baik saja, tidak ada hal menarik yang terjadi." Jawab pria yang berdiri di depan kami.
Udor adalah seorang pria paruh baya yang berumur kurang lebih empat puluh tahun. Dia memiliki perawakan layaknya seorang bapak-bapak, dengan rambut ditengah kepala yang sudah mulai menipis, perut buncit, dan kumis hitam yang melintang di bawa hidungnya. Udor menjabat sebagai menteri sekaligus penasehat kerajaan.
"Maaf jika boleh saya bertanya, siapakah pria yang menemani anda ini?" Udor bertanya kepada Ryoba sembari memandang tangan kami yang masih berpegangan satu sama lain.
"Ahh ini adalah Alex, Alexander Diablo"
"Diablo? Bukankah pria ini termasuk iblis rendahan. Mengapa lancang sekali kau menginjak-kan kaki di tempat ini? Kau tidak pantas berada disini" perkataan Udor menyakiti hatiku. Hanya karena nama keluarga, seorang iblis bisa di perlakukan layaknya boneka tanpa hati dan jiwa. Aku tak mampu berkata apa-apa, aku hanya mampu terdiam karena itulah hal yang terjadi di dunia ini. Mahluk kuat akan memperbudak yang lemah.
Ryoba melepaskan tanganku, kepalanya menunduk menghadap lantai istana. Tak ada satupun kata yang keluar dari mulutnya. Suasana menjadi hening seketika, rasa kagum yang tadi aku rasakan kini telah menghilang.
"Angkat kakimu dari tempat ini dan jangan pernah kembali. Kau hanyalah sampah yang merusak pemandangan. Apakah aku perlu memanggil penjaga untuk mengusirmu keluar dari tempat ini anak muda?" Udor mengusirku.
"Tidak perlu tuan, aku bisa pergi sendiri" Aku membalikkan badan, bersiap melangkah pergi dan tak pernah kembali ke istana ini lagi. Saat aku melangkahkan kaki, tiba-tiba Ryoba menahan lenganku.
"Kenapa? Apa kesalahan yang pernah Alex buat hingga harus diperlakukan seperti itu. Oi oi oi jangan bercanda, aku yang mengundangnya ke istana ini" Ryoba mengatakan itu dengan nada lirih layaknya seseorang yang sedang menahan amarah. Ryoba mengangkat kepalanya. Sebuah ekspresi wajah yang mengerikan terlukis di wajahnya. Aku bisa melihat amarah yang sangat besar disana. Matanya menatap tajam ke arah Udor layaknya singa yang sedang mengawasi mangsa.
"Ta-tapi yang mulia, dia adalah iblis kelas bawah. Kehadirannya akan mengotori istana ini." Tubuh Udor bergetar, dia tidak sanggup menatap wajah Ryoba secara langsung.
"Lux Bullet" Sebuah peluru cahaya mendarat di dekat kaki Udor. Ryoba tak lagi mampu menahan emosi, terasa aura kemarahan yang sangat besar darinya. Sedikit saja Udor bergerak mungkin peluru itu akan menghancurkan kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Would You Do If Your Girlfriend Was A Succubus..??? [ END ] ( Book 1 Of 3 )
RomantizmElven city, siapa sangka aku akan mendapat sesuatu yang sangat menarik saat pertama kali tiba di tempat ini. Apakah ini sebuah kesalahan? Ataukah sebuah takdir? Aku akan menjaganya dengan segenap tenaga, akan kubuat dia tertawa dan suatu saat nanti...